Sick of?

1K 59 0
                                    

Cukup lama untuk Shena akhirnya bisa bangkit dan meninggalkan kedai kopi itu. Tasya menggandeng tangan kakaknya erat, gadis itu nampak khawatir saat ini. Sesampainnya di dalam mobil, Shena menundukan kepalannya diatas kemudi.

"kalo mau nangis, nangis aja mbak. Aku pasang earphone deh" Tasya memasang seperangkat earphone di kedua telingannya, mengundurkan kursi sampai ke belakang sehingga bisa rebahan.

Benar saja, Shena lantas menitikan air matanya satu per satu. Air mata gadis itu semakin deras sampai dirinya dibuat sesenggukan saat ini. Shena mengambil tissue yang ada di sampingnya, tissue itu sudah disediakan oleh Tasya yang sampai saat ini masih memainkan handphonenya sambil bermain game. Ia berusaha tidak menghiraukan seseorang yang sedang menangis di sampingnya.

Hampir satu jam menangis, akhirnya Shena bisa menguasai dirinya dan mereka berdua keluar dari parkir basement itu.

"ibu sama ayah udah balik" ucap Tasya.

"oke, bilang kita lagi di perjalanan bentar lagi sampe" ucap Shena dengan suara sumbang.

"kakakmu kenapa?" tanya Agung pada Tasya yang baru saja keluar dari kamar kakaknya.

"jangan dihiraukan, adegan berbahaya" ucap anak itu lalu berlalu ke dalam kamarnya.

Sore itu selepas pulang dari kantor, Shena nampak merebahkan tubuhnya diatas sofa. Gadis itu langsung memejamkan matanya, tingkah anaknya membuat Youra yang sedang berada di dapur mendekatinya.

"kok pucet kak, kamu kenapa?" Youra mengecek kening anaknya.

"mae, minta tolong thermometer di kotak obat"

Mae memberikan thermometer pada Youra, ia kemudian mendekatkan alat itu ke lubang telinga anaknya. Setelah menunggu beberapa saat sampai alat itu berbunyi, Youra kemudian mengecek suhu badan anaknya.

"aduh tinggi banget ini panasnya, kita ke dokter ya kak"

"gausah, aku panas gegara radang doang. Abis minum obat nanti juga sembuh"

"ini sampe 39,7 loh.. udah bisa buat ngrebus emi. Abis ini ayah pulang kita ke UGD aja"

"bu, aku ikut nggak?"

"nggak usah, kamu dirumah aja. Mae saya titip Tasya ya"

"iya bu.."

Selepas Agung pulang, mereka kemudian menuju ke UGD karena hari sudah cukup malam untuk berobat ke dokter keluarga dalam keadaan seperti ini. Karena keadaan Shena yang sudah lemas karena panas tubuh yang cukup tinggi, Shena segera diberikan suntikan begitu sampai di ranjang UGD.

"gimana dok dengan anak saya"

"ini asam lambungnya naik, terus amandelnya kambuh bisa dilihat ada totol-totol putih dibagian amandelnya" tunjuk dokter pada amandel Shena yang nampak bengkak.

"makanya dia kesulitan makan, badan yang lemes itu berdampak ke suhu tubuh yang tinggi" jelas dokter jaga.

"terus gimana baiknya dok?"

"untuk sementara opname saja dulu karena pasien juga gak bisa mengonsumsi makanan jadi nggak ada energi dari makanan yang diolah sama tubuh. Untuk dokter yang akan menangani dari THT ya bu, juga dokter gastroenterologis. Untuk lebih lanjut bisa ikut saya ke ruangan monggo mau bapak atau ibu?"

"saya saja dok" ucap Agung.

"bu aku gak mau opname" ucap Shena, suaranya sangat pelan sampai Youra perlu mendekatkan telingannya.

"gak opname gimana, orang badanmu lemes gini gak punya tenaga. Udah kamu istirahat dulu sekarang nanti ibu mintain surat dokter buat ijin di kantormu"

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang