Rekah 8.1

1K 65 7
                                    

Bhanu berlari kecil menuju kesebuah digedung utama yang berada di polda Yogyakarta itu.

"maaf ndan mendadak" ucap seorang adik letting yang berada tepat disamping sebuah pintu masuk menuju kesebuah kantor.

"bapak sudah didalam?"

"siap sudah ndan"

Bhanu merapikan baju dinasnya cepat, setelah itu ia mengetuk pintu lalu melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam.

"Ijin, selamat sore ndan"

"duduk dulu Nuk, aku nerima telfon sebentar" ucap seorang petinggi polisi dengan pangkat Kombes (Komisaris Besar).

"yuk.. nanti tak hubungi lagi" panggilan berakhir, Bhanu menegapkan posisi duduknya pria itu tidak berani menatap wajah komandannya yang saat ini sedang melihat kearahnya sembari duduk disebuah sofa yang ada disebrang Bhanu.

"gimana sama hadiah lamaran yang tak kirim, calon istrimu suka nggak?" tanyanya, ia mengambil sebuah minuman buah dari keranjang minuman yang ada diatas meja.

"siap suka ndan, terima kasih"

"halah nyantai aja bahasanya, ndan-ndan segala kaya sama siapa aja. Kan aku udah bilang kalo lagi berdua gini panggil aja pakdhe"

Bhanu tersenyum kecil, ia masih suka geli ketika memanggil saudaranya dari pihak ayah itu dengan panggilan keluarga.

"maaf ya kemaren gak sempet dateng ke lamaranmu, kamu paham to sama tugas pakdhe yang harus dines keluar . Sebenernya aku yo heran, baru aja dipindah kesini udah suruh kunjungan luar pulau, kedaerah rawan konflik lagi."

"siap ndan"

"nah ndan lagi, pakdhe" tekan pria yang bernama Tony itu.

"siap paham pakdhe" Bhanu menunjukan senyum tipisnya.

"intinya pakdhe ikut seneng liat kamu bentar lagi mau berkeluarga, nah terus rencananya kapan kamu sama calon istrimu itu, siapa namanya, Sani?"

"Shelina, panggilanya Shena pakdhe" Bhanu meluruskan nama tunangannya yang baru saja disebutkan pakdhenya.

"nah Shena, kapan jadinya kamu mau naik pelaminan sama dia?"

Bhanu terdiam untuk sementara, ia sedikit kaget dengan pertanyaan saudaranya itu.

"belum ada tanggal pasti?" tanya Tony lagi.

"untuk tanggal pasti, kami belum ada pakdhe"

"yawes nek gitu, sebenernya barusan aku telfon ayahmu"

Bhanu menatap wajah pakdhenya dengan tatapan kaget.

"ada hal yang pengen pakdhe omongin sama kamu, sifatnya urgent makanya pas kamu mau pulang tadi, tak panggil lagi biar balik"

Bhanu menunjukan wajah tegangnya, kiranya hal apa yang sepertinya sangat urgent itu?

🌼

Bhanu segera memasang kedua sepatu kulit yang akan ia pakai di pesta pernikahan kali ini. Sepatu itu merupakan hadiah ulang tahun dari Shena yang diberikannya belum lama ini. Tak lupa, pria itu merapikan rambutnya yang bahkan tidak seberapa berantakan sambil melihat spion luar disamping kursi pengemudi.

"oke" ucapnya setelah memastikan penampilannya cukup rapi dan pantas untuk menghadiri acara pernikahan yang berlangsung disebuah venue outdor dipinggir kota.

Bhanu celingukan saat berada didalam antrean para tamu yang akan bersalaman dengan kedua mempelai. Sepertinya pria itu mencari seseorang diantara kerumunan tamu undangan yang hadir.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang