Rekah 2.1

1.2K 61 8
                                    

Setelah berdiskusi semalam, Shena akhirnya mengijinkan Bhanu untuk ikut bersama mereka ke rumah nenek dan kakek dari pihak ayah yang ada di S*******. Sekitar pukul 11.00 mobil Bhanu masuk ke halaman rumah Shena. Pria itu turun dan membantu memasukkan koper ke bagasi belakang, sementara Tasya segera duduk di tengah bersama dengan boneka yang ia biasa bawa ketika menempuh perjalanan jauh.

"yakin gak pake mobilku aja mas?" tanya Shena sekali lagi.

"udah pake ini aja" jawab Bhanu yang sedang memperhatikan spion untuk menjaga jarak saat akan mengeluarkan mobil dari halaman rumah Shena.

"disana ada acara apa Shen?"

"gatau juga, aku gak tanya ke ibu, gak berani juga tanya ke ayah"

Bhanu mengangguk mengerti.

Pukul setengah 1 mereka berhenti di masjid terdekat untuk menunaikan shalat dzuhur bersama. Setelahnya mereka kembali melanjutkan perjalanan, hari ini lalu lintas menuju kearah Semarang cukup padat merayap. Shena tak lupa memberikan kabar pada orang tuanya jika mereka sedang terjebak macet saat ini.

Shena menyenderkan kepalanya lalu memejamkan mata, untuk sejenak ia mengistirahatkan dirinya.

"mbak, dingin" ucap Tasya.

Mendengar itu, Shena lantas membuka matanya. Ia segera melangkahkan kakinya ke belakang dan mengambilkan selimut yang ada di bagasi belakang. Gadis itu bersusah payah menyeimbangkan badannya saat mengambil selimut untuk adiknya. Setelah mendapatkan barang yang dituju, gadis itu menonaktifkan AC yang ada di bangku Tasya. Ia juga meminta Bhanu untuk mengecilkan AC mobil di posisi terendah. Setelah adiknya sudah mulai tertidur, Shena kembali melangkahkan kakinya ke bangku depan sebelah pengemudi.

Bhanu nampak menatap wajah Shena lekat sambil terus fokus kearah depan.

"tidur lagi, nanti kalo udah sampe soto sedep aku bangunin"

Shena menggeleng pelan, "nanti kamu ikut ngantuk"

Bhanu terkekeh pelan, "enggak lah, udah tidur lagi"

"gakmau, masa aku kalah sama yang barusan lepas piket langsung nyupirin ke S*******" ucap Shena sambil tersenyum.

Shena menatap wajah Bhanu sambil tersenyum simpul, pria itu nampak sangat menawan saat ini.

"aku salut sama kamu mas, kita udah laluin banyak hal sampe sekarang ini tapi kamu masih mau bertahan buat aku. Aku berterima kasih banget buat itu, sekarang aku udah nyaman banget. Jadi jangan pergi ya" ucap Shena.

Mendengar itu, Bhanu lantas menunjukan wajah tersipunya. Pipinya merah saat ini, pria itu tak berhenti tersenyum.

"terima kasih kembali.. sayang" jawab pria itu, saat ini ia menutupi mulutnya yang tidak berhenti tersenyum.

Shena memukul pelan pundak pria itu.

"wuaaa geliii" Shena menutup kedua telinganya mendengar panggilan dari Bhanu.

Kedua pasangan itu terkekeh geli mendengar perkataan dan tingkah mereka sendiri.

Tak lama sampailah mereka di soto sedep, mereka turun dan makan siang disana. Setelah selesai mengisi perut, perjalanan mereka lanjutkan ke S******* menuju ke sebuah perumahan yang tak begitu jauh dari pusat kota tempat nenek dan kakek mereka tinggal.

Mereka berhenti di sebuah rumah dengan nomor B.72 gang Paripurna. Rumah yang dari kejauhan sudah nampak ramai itu dipenuhi oleh mobil hingga mobil yang baru saja datang berakhir parkir di bahu kiri jalan. Bhanu memakirkan mobil di belakang sebuah sedan sesuai dengan arahan Shena.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang