Rekah 3.1

1.1K 57 3
                                    

Dua hari satu malam di rumah yangma dan yangpa terasa bagaikan waktu seminggu bagi Shena. Gadis yang baru saja turun dari mobil Bhanu itu perlahan menurunkan koper yang ada di bagasi belakang. Setelah selesai memindahkan koper ke ruang tamu yang kemudian mae masukkan satu per satu kedalam kamar, Shena kembali keluar untuk menemui Bhanu yang sedang memainkan handphonenya sambil duduk di bagasi belakang yang tampak masih terbuka.

"buruan berangkat, nanti telat" ucap Shena, ia membawa minuman kaleng di tangan kanannya.

"kopi?" tanya pria itu yang menerima minuman kaleng dengan tangan kanannya.

"biar nggak ngantuk di kantor" Shena tersenyum meringis.

"thanks, aku berangkat dulu ya"

"gak boleh"

"kok gak boleh"

Shena tersenyum malu, ia lantas mencubit kedua pipi Bhanu. Pria itu nampak mengelus kedua pipinya yang merah.

"ati-ati" Shena berlalu dari hadapan Bhanu, ia melambaikan tangannya.

Di satu sisi, Bhanu kembali ke kantornya setelah mampir ke rumah untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian dinas. Akmal dan beberapa teman lettingnya sudah bersiap di lapangan untuk pergantian jam tugas.

"ehem ehem, jadi gimana perkembangan setelah survey ke rumah nyonya Shena?" tanya Akmal sambil membetulkan sabuknya.

"sangat berkembang"

"apanya?"

"jerawatnya, lihat nih dagu gua jerawatan"

"apaan sih solikin, serius gua. Cerita napa"

"nanti, sekarang kerja dulu" Bhanu merangkul pundak sahabatnya untuk membentuk barisan.

Tak ada yang spesial rasanya di hubungan Shena yang kembali terjalin setelah sekian lama dengan Bhanu. Bedanya, saat ini Shena lebih merasa jika prianya itu semakin hari semakin sibuk dengan pekerjaannya. Gadis itu nampak memaklumi, namun semenjak pergi ke S******* minggu lalu sampai saat ini mereka belum menikmati yang namanya quality time berdua.

Malam itu adalah pertama kalinya Shena dan Bhanu bertemu setelah hampir 2 minggu hanya bertemu via WA, ya pria itu baru saja pulang dari dinas luar kotanya. Bhanu memberikan bingkisan yang dititipkan oleh bundanya pada ibu Shena, gadis yang baru saja menyelesaikan laporan kantornya itu segera menggunakan kerudung instantnya lalu berlari kecil menuju ruang tamu begitu Youra memberitahukan padanya jika Bhanu telah tiba.

"hai" sapa pria itu. Shena menyalami tangannya, ia kemudian duduk di sampingnya.

"maaf cuma bisa ketemuan di rumah" ucapnya lagi.

"gak papa" ucap Shena singkat, ia nampak melihat tubuh Bhanu dari atas sampai bawah.

"kenapa? Iteman ya aku?"

Shena menutup mulutnya yang saat ini sedang terkekeh, pria itu tau saja jika ia memikirkan hal yang sama dengan ucapannya.

"oh iya bentar, aku ambilin minum"

"santai aja Shen" ucapan itu hanya angin lalu, Shena sudah melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuatkan minum.

Tak lama gadis itu keluar dari dalam dapur sambil membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh hangat. Youra juga mengeluarkan camilan yang ia sajikan di atas nampan yang berbeda.

Bhanu nampak meminum teh hangat itu, Shena juga nampak meminum tehnya sambil menatap wajah pria yang sudah beberapa hari tidak ditemuinya. Gadis itu tersenyum simpul melihat tingkah Bhanu yang tidak berubah, jika ia selesai minum maka ia akan melihat motif yang ada di cangkirnya.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang