Rekah 1.1

1.1K 62 3
                                    

Handphone Shena bergetar setelah ia masuk ke dalam mobilnya, pria yang tadi bersamanya nampak menelfonnya. Gadis itu memutuskan untuk tidak menjawabnya dan memilih menghidupkan mode pesawat di handhphonenya.

Dari kejauhan Shena nampak melihat Bhanu yang nampak berlari menuju kearahnya kini. Tanpa pikir panjang, Shena segera menghidupkan mobil lalu melajukannya untuk meninggalkan rumah makan itu.

Keesokan harinya, Shena nampak bersiap untuk berangkat ke kantor. Tak lupa gadis itu meminum obatnya dan terlebih dahulu sarapan bubur pagi ini. Ia memasukan berkas yang dibutuhkannya untuk membuat laporan yang sudah menumpuk di kantornya serta turut membawa laptop kesayangannya.

Setelah pamit gadis itu kemudian melajukan mobilnya menuju kearah kantor. Gedung kantor 3 lantai yang tidak jauh dari pusat kota itu nampak sudah ramai, Shena yang baru saja turun dari mobilnya menyapa 2 orang satpam yang sedang nampak berjaga di pintu masuk kantor.

Gadis itu menunggu di depan lift dengan beberapa karyawan yang lainnya, setelah pintu lift terbuka ia segera masuk dan menekan lantai yang dituju yaitu lantai 2. Sesampainya di sana, Shena mendapat sambutan hangat dari teman-teman kantornya yang sudah kurang lebih seminggu ini tidak bertemu dengannya.

Pukul 08.00 tepatnya jam kantor pusat yang berada di lantai 2 baru saja dimulai. Vivi yang baru saja keluar dari ruangan pak Asturi lantas mendengus pelan sebelum duduk di bangku depan meja kantor Shena.

"tau gak? kemaren ada pengusaha yang marah-marah sama pak Asturi" ucap Vivi.

"ha? serius? Gimana ceritanya?"

"katanya sih pak Asturi gak ACC pengajuan dana UKM nya dia, soalnya trek record UKMnya jelek"

"wajar dong kalo gitu" balas Shena sambil fokus ke laptopnya.

"nah iya kan, tapi dia kayak gak terima alasannya gitu. Panas banget suasana kemaren siang. Untung aja lu gak liat"

"terus si orangnya itu gimana?"

"dipaksa keluar sama satpam"

Tepat pukul 13.00 Shena kembali ke kantor setelah istirahat makan siang. Ia kembali ke mejanya untuk melanjutkan laporan yang rencananya akan ia serahkan pada atasanya hari ini.

Linda yang baru saja keluar dari ruangan pak Asturi lantas duduk di bangku yang berada di depan meja kantor Shena.

"itu daftar UKM yang lolos?"

"yup, bentar lagi jadi"

"mantab deh, nanti nongki yuk?"

"kuyla, mau kemana?"

"bentar deh, tanya Vivi katanya dia kemaren nemu tempat nongki bagus"

Tak lama setelah itu, pintu ruangan kantor Shena terbuka. Vivi nampak berlari sambil ngos-ngosan.

"buruan telfon polisi! Ada orang bawa senjata di kantor bawah, kayanya mereka mau kesini!" ucap Vivi yang kemudian duduk tersungkur di lantai kantor.

Melihat itu Linda segera menghampiri Vivi, sementara Shena segera menuju ke ruangan pak Asturi.

"pak, di bawah ada 911 (kode bahaya seperti perampokan dan penyekapan)" ucap Shena setenang mungkin.

"yang bener? bentar-bentar" pak Asturi segera menelfon ruang satpam yang ada di lantai bawah, namun tidak ada jawaban"

DUARR!!!

Suara tembakan terdengar dari lantai bawah, suasana berubah mencekam. Pak Asturi segera menekan tombol darurat yang ada di laci bawah mejanya yang otomatis terhubung ke kantor polisi terdekat.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang