Rekah 4.1

918 45 3
                                    

Pagi harinya, Shena masuk ke dalam mobil sedan keluaran terbaru yang kemarin mengekor dibelakang skuternya dan mengantarnya pulang.

Gadis itu langsung duduk dan memasang seatbelt yang ada di sampingnya.

"mampus, kok susah sih" Shena nampak kesulitan memasang seatbelt itu.

"itu agak diteken aja" ucap Malik yang baru saja masuk kedalam.

"kok susah ya" ucap Shena.

"bentar.." Malik mengalungkan tangan kanannya didepan tubuh Shena.

Click. Seatbelt terpasang sempurna.

Shena langsung menghembuskan nafasnya panjang karena saat lelaki itu memasangkan seatbelt, gadis itu menahan nafasnya.

"kita berangkat ya"

Perjalanan ditemani dengan musik barat beraliran jazz yang diputar, Shena nampak beberapa kali menguap karena mendengarkan musik yang membuatnya justru mengantuk itu.

"udah punya cowok Shen?" tanya Malik tiba-tiba yang membuat Shena membalikan kepalanya cepat.

"ha? oh itu anu.. em belum" ucap Shena. Kenapa ia menjawab belum?

"masa? Tapi yang naksir pada antri kan"

"eh? enggak.." Shena tertawa kecil.

Obrolan ringan tercipta dari mereka, perlahan Shena mulai merasakan hawa-hawa hedon saat Malik menceritakan tentang hobi otomotifnya.

Mobil berhenti saat lampu merah, telihat pedagang yang menjajakan dagangannya bersliweran di samping mobil Malik.

Malik membuka kaca mobilnya saat seorang bapak tua menjajakan korannya.

"pak!" panggilnya.

Orang tua itu membalikkan badan lalu mendatangi posisi Malik saat ini sambil sedikit menunduk untuk menyesuaikan tingginya dengan tinggi mobil Malik.

"korannya 1" ucapnya. Shena nampak melihat interaksi antara Malik dan pedagang Koran itu.

"monggo, 4000 saja pak" ucap bapak tua itu.

Malik mengeluarkan dompet kulit dari saku celana, ia mengeluarkan 3 lembar uang 100.000 an dari dalam sana. Shena nampak kaget karena Malik memberikan uang sebanyak itu pada bapak-bapak Koran.

"pak ini saya kasih buat bapak beli sandal yang baru, sisanya monggo mau buat apa" ucapnya.

"serius pak? Ini banyak sekali" ucap bapak itu dengan suara yang sedikit bergetar.

"iya dua rius, udah ya pak"

"makasih pak.." bapak itu menangis lalu mengelap air mata dikedua sudut matanya.

Shena menatap wajah Malik dengan wajah terperangah, lelaki yang meletakan Koran yang baru saja dibelinya di bangku belakang itu nampak menunjukan senyum simpulnya.

"walaupun hedon kalo soal mobil, tapi masih tetep ringan tangan kan gua" ucapnya.

Beberapa lampu lalin atau bangjo telah dilewati, dan beberapa kali juga Malik memberikan berlembar uang ratusan ribu ke penjaja yang ada disana. Namun ia tidak memberikannya pada pengemis, melainkan orang tua yang membawa dagangan.

Shena nampak kagum dengan sosok laki-laki di sampingnya, pandangan orang hedon, sombong dan hanya mengandalkan kekuatan sang ayah yang ia sematkan pada lelaki itu putus lantaran melihat tingkah laku lelaki itu.

Sesampainya ditempat tujuan, Shena nampak menemani di samping seorang lelaki yang sedang sibuk melihat berkas di tangannya. Malik nampak sangat serius dengan kegiatannya saat ini, berbeda auranya saat ia menceritakan tentang hobi otomotifnya di mobil tadi.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang