Rekah 1.2

1.1K 62 2
                                    

Bhanu menggendong tubuh gadis yang sedang meringis kesakitan sambil terus memejamkan matanya itu nampak berlari menuju kearah ambulance yang sudah siap. Para wartawan berbondong-bondong mengerubungi mereka berdua, untung saja anggota polisi yang lain nampak sigap mendorong mundur kerumunan wartawan itu.

Bhanu segera meletakan tubuh Shena perlahan diatas tandu yang ada didalam ambulance. Setelah berada diatas tandu, Shena perlahan membuka kedua matanya, tangannya nampak menggenggam erat jari kelingking milik Bhanu.

"tolong, tolongin pak Asturi. Lantai atas,  di lantai atas" ucap Shena terbata-bata.

Bhanu yang menatap lekat wajah gadis itu lantas mengangguk cepat, perawat yang ada di dalam ambulance segera memasangkan alat bantu nafas untuk membantu pernafasan Shena agar kembali normal.Bhanu perlahan melepaskan genggaman tangan Shena, ia meninggalkan gadis itu didalam ambulance untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Shena perlahan membuka kedua matanya, keadaan sekitarnya yang sebelumnya buram perlahan mulai jelas. Ia berada ruangan rumah sakit, ada ibu di sampingnya juga ada ayahnya yang masih berbaju dinas. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali, melihat anaknya sudah siuman Youra segera mendekatinya.

"Shen? Alhamdulillah,sudah siuman yah.." ucapnya, ia tersenyum pada suaminya.

"Shen, ayah disini sayang. Kamu udah aman, kamu aman sayang" bisiknya.

Shena mengangguk, perlahan air matanya mengalir dari ujung mata.

"Bhanu.." ucapnya lirih.

"apa sayang? Kamu mau apa?" tanya Youra, ia mendekatkan telinganya ke mulut Shena yang ditutupi oleh alat bantu pernafasan.

"mas Bhanu dimana?"

Mendengar pertanyaan anaknya, Youra dan Agung nampak saling bertatapan satu sama lainnya. Youra lantas meminta Shena untuk menunggu, sementara Agung pergi keluar ruangan.

Diluar ruangan beberapa polisi berpakaian seragam lengkap nampak berjaga, diluar gedung juga terdapat polisi dengan senjata lengkap yang ikut mengamankan lokasi sekitar halaman depan. Bhanu yang baru saja masuk ke dalam ruang UGD segera menyalami Agung.

"Shena udah siuman, barusan dia nyariin kamu"

Mendengar perkataan Agung, Bhanu nampak sedikit terkejut. Tak lama pria itu tersenyum simpul. Wajahnya berubah sangat senang.

"sudah sekarang kamu masuk" ucapnya.

Bhanu mengetuk pintu sesaat sebelum ia masuk ke dalam ruang UGD itu. Youra yang melihat kedatangan Bhanu lantas mengecup kening anaknya yang saat ini sedang dalam keadaan tidak berhijab itu. Wanita setengah baya itu meninggalkan Shena dan seorang pria yang menyalaminya sebelum keluar dari dalam ruangan.

Bhanu melangkah perlahan kearah Shena, Gadis itu nampak tersenyum simpul dibalik alat pernafasannya.

"gimana Shen? Udah enakan? M
Apa masih ada yang sakit?" tanya pria itu hati-hati, ia menelisik keadaan gadis itu dari atas sampai bawah. Ia lantas duduk di bangku yang ada di samping ranjang Shena.

Shena mengangkat tangan kirinya yang tidak dipasang infuse. Ia meraba pelipisnya yang di perban tempat "orang bersenjata" itu memukul kepala dengan pistolnya.

"ini sakit, perih" ucapnya lirih.

Bhanu mengangguk, "gapapa, bentar lagi sembuh" ucapnya sambil tersenyum.

"gimana pak Asturi?"

"masih di ruang operasi, barusan aku dari sana" ucap pria itu, ia merapikan poni rambut Shena yang nampak berantakan.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang