Jungkook benar-benar tidak memikirkan apapun selain mengemudi membelah jalanan yang bisa dibilang tidak terlalu ramai sebab Abel Wood adalah kota kecil yang lebih cocok dijadikan rumah untuk pulang, bukan mencari uang dengan banyaknya tempat industri. Jarak Abel Wood ke kota lainnya juga tidak terlalu jauh, hanya perlu melewati jalanan yang hanya mendapatkan dua kali liku dan kemudian kembali pada panjang yang dikelilingi hutan. Tidak benar-benar berada di tengah hutan, ada pembatas dengan banyaknya pepohonan yang jika kita masuk ke dalamnya baru sampai pada hutan yang sebenarnya. Tipikal kota kecil sederhana namun dengan beberpaa kediaman mewah dalam novel yang sering dibaca atau tv series yang kerap ditonton.
Taeri tidak banyak bicara, atau bahkan tidak mengeluarkan suara sama sekali, Jungkook teramat bersyukur atas hal itu. Sekelilingnya sudah terlalu sering diisi dengan bising pendapat, penilaian dan saran-saran yang lebih mirip dengan perintah sebab jika ia tidak mau, maka akan banyak cecar yang diterima. Seharusnya saat ini dia memikirkan banyak hal, tetapi rasanya sudah terlalu lelah dan membiarkan mengalir begitu saja sambil tangan memegang kemudi dan kaki menginjak gas.
Sekitar setengah jam pada jarak yang sudah lumayan jauh menuju keramaian kota sebab Jungkook lebih memilih ke sana daripada ke arah sebaliknya—ada dua tujuan berbeda yang dapat dipilih ketika keluar dari Abel Wood—yang lebih hening dan sepi. Bisa dibilang, arah yang tidak Jungkook pilih adalah yang akan membuat mereka pergi semakin jauh ke kota asing tempat di mana pasangan biasanya melarikan diri dan memilih untuk hidup bersama, bersenang-senang dan bercinta tanpa memikirkan sosialisasi. Tapi Jungkook sudah terbiasa dengan hiruk-pikuk kota yang kadang tetap tidak membuatnya merasa ramai dan terisi. Dari sana juga Jungkook jelas menunjukan bahwa pemuda itu bukan berniat untuk meniduri Taeri atau semacamnya.
Setelah memutuskan untuk menepi di dalam pom bensin, Jungkook akhirnya melirik Taeri. Sedari tadi dia sama sekali tidak mengganggap keberadaan wanita itu—mengabaikannya. Ada rasa bersalah karena Jungkook jelas pria baik. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya pada siapapun. Namun ketika di menoleh, alih-alih mendapat raut kesal, Taeri malah tersenyum bersemangat. Jungkook kebingungan. "Kenapa kau tersenyum?"
"Haruskah aku kesakitan? Kau bahkan belum melakukan apa-apa padaku," jawab Taeri dengan kedua mata yang membulat. Jungkook hampir tersedak mendengarnya.
"B-bukan begitu." Wajahnya memerah kembali teringat adegan di bawah shower. Mengingat bagaimana mulut kecil Taeri berusaha memasukan miliknya secara penuh di dalam sana kemudian menjilat dan mengisap.
Taeri terkekeh. "Santai saja, aku hanya bercanda kok. Mencairkan suasana. Aku tahu maksudmu," ujar Taeri pada akhirnya sambil menepuk pelan paha Jungkook.
Jungkook seharusnya merasa lega, tetapi tangan Taeri yang masih di atas pahanya memberikan reaksi lain ditambah tawa wanita itu. Oke, Taeri seksi dan manis secara bersamaan. Tipenya sekali.
Tidak, Ryu Jungkook. Tidak. Bukan saatnya.
Taeri membungkukan badannya tetapi wajahnya mendongak—sengaja menatap Jungkook dari bawah. Lebih dekat. Sedikit lagi, kalau saja Jungkook lebih menunduk maka mereka akan berciuman. Setelah berciuman pasti akan melakukan hal lainnya. Kalau di dalam mobil, tidak masalah kan? Lebih panas dan seksi.
Tetapi kemungkinan besar akan didatangi karena mobil yang bergoyang-goyang. Ditambah lagi Taeri akan semakin menekannya untuk membela dan menyelamatkan dari Dohwan yang hampir mustahil. Baru diberikan blow job saja taruhannya sudah seluruh reputasi. Bagaimana kalau boleh dimasuki? Nyawa mungkin yang harus diberikan.
"Bagaimana, sudah merasa lebih baik?" tanya Taeri pada akhirnya sebab Jungkook dari tadi hanya diam dan melamun.
Alis Jungkook naik sebelah karena perlu mencerna baik-baik apa maksud Taeri. Melihat reaksi pria itu, Taeri kembali tersenyum lembut. "Iya, kau pasti kesal dan kacau sekali karena kejadian tadi. Mana ada yang suka seluruh langkahnya diatur? Tetapi sekarang sudah lebih baik kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MALACHAI ✓
Romance[ SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU DENGAN VERSI LEBIH LENGKAP, SERU DAN BERBEDA ] Mungkin Kim Taeri sudah kehilangan akal untuk keluar dalam nerakanya. Dia mempertaruhkan segalanya ketika lelah untuk mati berkali-kali. Berusaha mengakali Ryu...