Kim Taeri bersumpah bahwa posisinya saat ini sangat tidak nyaman. Namun dalam keadaan seperti ini dia harus tetap professional sama seperti yang lainnya. Pun ia membiarkan bagaimana tatapan elang Taehyung padanya yang sama sekali tidak bergeming, terus menelanjangi dalam pikiran pria itu sendiri. Memberi kepuasan dalam hening karena Ok Taehyung sedang mengantongi apa yang seharusnya dia pakai di dalam rok. Sungguh, Taeri harus sangat berhati-hati dalam bergerak. Bahkan hanya sekadar duduk.
Taeri sangat suka bagaimana cara kerja Ok Namjoon, mungkin bukan hanya pria itu, tetapi juga yang lain, bahkan Ryu Jungkook yang sebelumnya jelas-jelas menunjukan ketidak sukaan, saat ini tidak terlihat sama sekali. Kedatangan mereka terbilang cepat setelah Taeri menyiapkan segalanya. Ruang tengah diubah menjadi tempat rapat dadakan. Beberapa saat setelah kedatangan Jungkook dan Namjoon yang mengenakan setelan jas sempurna khas pria pemilik perusahaan atau petinggi politik, Hoseok dan Jimin juga datang dengan gaya kasanovanya, terutama untuk Choi Jimin.
Bahkan Taeri dapat merasakan tatapan Choi Jimin seperti sedang menetapkan bahwa dirinya adalah buruan, siap diterkam sewaktu-waktu dan ia tengah bersiaga. Begitu mengintimidasi dan seksi. Sangat seksi.
Mengenyampingkan hal tersebut dan berusaha fokus sebab kedatangan empat orang itu adalah penanda Taeri harus memulai. Mereka sangat professional, bahkan sama sekali tidak berleha-leha, datang dan langsung siap menjalankan rapat. Ia dapat melihat bagaimana mereka dapat berada sampai di tempatnya sekarang, sebuah usaha dan profesionalitas.
Taeri memulai mempresentasikan apa yang dia siapkan bersamaan dengan analisa yang didapatkan dari metode-metode pencalonan sebelumnya dalam berbagai negara. Menjelaskan satu-persatu dalam beberapa slide singkat, saling berkomunikasi dalam beberapa pertanyaan dan anggukan kepala.
"Ada yang diam-diam, ada pula yang sangat terang-terangan, orang-orang membutuhkan pahlawan. Pahlawan yang dapat melawan, mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Kejahatan yang terlihat mengakar dan hampir mustahil, tetapi dapat disingkirkan, dengan perlahan. Kau tidak perlu terburu-buru sebab semakin terlihat, semakin mereka percaya. Kau harus terlihat seperti manusia pada umumnya. Pahlawan yang sangat hebat, diagungkan, dipercaya, tetapi juga harus terasa dekat. Begitu lekat dengan keseharian. Harus memiliki kisah pilu yang dapat menggetarkan. Sepak terjangnya juga disaksikan oleh mata. Begitulah orang-orang menginginkan pahlawan. Begitu orang-orang akan melihatmu. Begitulah aku akan membuatmu terlihat di mata orang-orang.
Seperti yang aku bilang sebelumnya, Aku mendapatkan ide ini ketika mendengar pidato-pidatomu secara tidak langsung, bahkan ketika kau belum mencalonkan diri menjadi presiden. Aku membaca buku-bukumu dan menelaah setiap kata juga maksud yang ingin kau sampaikan sekalipun implisit. Aku merasakan hal positif yang ingin kau berikan sekalipun kau jelas tidak melakukannya sebagai motivator. Kau memberikan sesuatu yang berbeda pada orang-orang. Aku paling suka bagaimana kau selalu menegaskan untuk mencintai diri sendiri tetapi tidak untuk menjadi egois. Kau memberi tahu dan menyadarkan banyak hal tanpa menggurui.
Jadi aku memutuskan melakukan konsep ini, membangun image ini padamu; Hero."
Kim Taeri menatap lurus Namjoon. Pria itu mungkin memang terlihat lembut, tetapi mata itu memiliki sebuah ketegasan dan keyakinan. Karismanya luar biasa dengan jiwa kepimpinan yang sulit dijabarkan tetapi ia tahu dan dapat rasakan. Secara logika mungkin dapat dilihat dari bagaimana Ok Namjoon memimpin kelompok Elite Seven bersama teman-temannya. Mereka semua dari kalangan atas dan percaya pada Ok Namjoon yang dapat membawa mereka pada tingkatan sosialisasi lebih tinggi, atau dapat mempertahankan posisi mereka. Bahkan kelompok yang harusnya hanya menjadi masalah bisnis dapat sedekat seperti keluarga saat ini. Mereka membangun kuasa bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALACHAI ✓
Romance[ SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU DENGAN VERSI LEBIH LENGKAP, SERU DAN BERBEDA ] Mungkin Kim Taeri sudah kehilangan akal untuk keluar dalam nerakanya. Dia mempertaruhkan segalanya ketika lelah untuk mati berkali-kali. Berusaha mengakali Ryu...