I think this is end before epilogue Lets make this quick. Aku post part selanjutnya yang kemungkinan adalah epilogue, besok aku post, kalau part ini dan part sebelumnya 2K vote. 1,5K comment. Selamat menikmati!
Coba baca part ini sambil dengerin Brother - Kodaline. Nanti di bawah2 bisa dengerin herd for me - Michele Morrone biar past sama buat sambungan epilogue.
Ruang tengah sedang terjadi kekacauan.
Emosi tersulut, nada suara yang naik beberapa oktaf, kekecewaan yang melebur bersama amarah. Terdengar jelas dari dalam kamar Kim Taeri. Wanita itu mengetuk-ngetukan jari, menunggu waktu yang tepat untuk keluar dan mengungkap semuanya. Entah tepat untuk menyela pembicaraan, menunggu perseteruan selesai, atau untuk meyakinkan diri bahwa ia sanggup mengatakannya semuanya di depan seorang Ryu Jungkook.
Jika yang sekarang adalah Kim Taeri yang dulu, tidak akan ada masalah sama sekali. Ia akan melenggang dengan tenang, mengatakan semuanya di depan orang-orang yang sedang berkumpul dengan senyuman angkuhnya. Namun sialnya, Kim Taeri yang sekarang terjebak pada perasaannya sendiri. Ia memiliki seseorang yang perlahan mengubah dunianya yang dingin dan kesendirian menjadi begitu hangat dan diinginkan. Sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan. Perasaan diinginkan, dibutuhkan, namun juga kebahagiaannya diutamakan. Bukan sesuatu yang menuntut dan begitu tulus. Dan ya—dia merasakan hal yang sama.
Ketika tersadar, Taeri menertawakan dirinya sendiri yang sudah jatuh terlalu dalam—tenggelam—dalam mata indah yang menawarkan seisi galaksi, sehingga ia membuka lebar-lebar hatinya untuk menjadi tempat Ryu Jungkook menetap.
Ruang tengah kacau dengan semua 7Elites berkumpul. Tentu yang paling mengebu dan tidak mengerti isi kepala yang paling muda adalah Ok Namjoon dan Ok Seokjin. Sejujurnya, sama, ada kekecewaaan dalam diri Choi Jimin, tetapi ia terlalu lemah pada adiknya. Ia dapat memahami dengan jelas adik yang biasanya memilih diam dan menyimpan perasaannya sendiri, sekarang dengan lantang menyuarakan dan bersikeras pada keyakinannya. Rasanya menakutkan, mengejutkan dan indah secara bersamaan.
Dalam diam, Ryu Yoonki membiarkan Jungkook vokal akan dirinya sendiri. Jika dibutuhkan, ia akan bersuara seperti biasa. Meminta yang lain lebih mengerti Jungkook yang ia tahu biasanya hanya diam saja. Namun kali ini bahkan rasanya Yoonki tidak perlu membantu sama sekali. Senyuman tipis terulas, ada rasa bangga dan lega dalam diri Yoonki. Adik kecil yang selalu menurut sekalipun merasa sakit dan hanya berakhir menggenggam tangan Yoonki dalam diam, sekarang begitu dewasa.
"Terakhir—hyung hanya akan bertanya ini untuk terakhir kalinya," ujar Seokjin dengan suara gemetar. Matanya berkaca-kaca antara kacau dan kecewa yang melebur. Sementara Namjoon sudah tidak tahu harus bagaimana karena tidak terbiasa berdebat dengan emosi yang meluap, berakhir duduk sambil memijit kepalanya yang menunduk.
Seokjin mengusap wajahnya dan memandang Jungkook dengan begitu sendu. Namjoon dan Seokjin rasanya tidak dapat lagi membujuk Jungkook. Pria itu sudah tetap pada keputusannya dan tahu bahwa pertama kalinya Jungkook seperti ini. Membuat kepala mereka rasanya ingin meledak.
Bukan hanya pria itu, Jungkook juga merasakan hal yang sama, tetapi berusaha menahan agar tidak ada bulir air mata yang mengalir. Padahal bisa dibilang Jungkook paling mudah menangis karena cukup sentimental.
"Kenapa kau melakukan ini semua? Kau tidak memikirkan kami? Kenapa kau melakukan ini semua?" tanya Seokjin sebab dia sudah mati-matian merencanakannya. Ok Namjoon menjadi presiden adalah puncak akhir dari kejayaan mereka nantinya.
Belum sempat Jungkook membuka mulut, Namjoon sudah bersuara sambil menatap dengan begitu lembut. "Hyung tidak pernah masalah kau bersama Taeri selama ini, kan? Tetapi kenapa kau sampai seperti ini? Ini sama saja seperti menggali lubang kuburan sendiri untuk kita semua dan juga untuk Taeri. Tidakkah kau kasihan dampaknya pada Taeri? Tidakkah kau mengerti bahwa kami menyayangimu, Jungkook. Kami ingin yang terbaik."
KAMU SEDANG MEMBACA
MALACHAI ✓
Romance[ SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU DENGAN VERSI LEBIH LENGKAP, SERU DAN BERBEDA ] Mungkin Kim Taeri sudah kehilangan akal untuk keluar dalam nerakanya. Dia mempertaruhkan segalanya ketika lelah untuk mati berkali-kali. Berusaha mengakali Ryu...