EPILOGUE ; Bridge Of Happiness

30.8K 2.7K 1.5K
                                    

Apakah kaget, Aveyours? Ini adalah part akhir. Benar-benar akhir cerita ini versi wattpad. Perlukah aku meminta tombol vote? XD Jangan lupa vote ya, mau tahu siapa yang baca sampai sini! 

Terima kasih sudah menemani semua karakter Malachai yang panjang banget. Part ini benar-benar panjang. Bisa tag scene fav kalian di instagram anoona_universe ya. 

Baca Author note di akhir ya! 

Beberapa bulan kemudian

Memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi satu-persatu berjalan cukup baik. Namjoon memulai dengan pengunduran dirinya dari pencalonan, Jungkook dan perceraian dengan Hyewon, lalu Taeri, Eunbyul, Yoonki, bekerja keras untuk membuka kasus hingga memasukan semua yang bersalah ke dalam penjara. Mengusahakan agar mereka diadili. Butuh waktu yang lama dan harus bersabar. Benar-benar tidak ada waktu untuk main-main atau berleha-leha.

Kesibukan memang menjelma menjadi jarak yang sangat berat.

Namun pada akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan untuk mereka semua. Tinggal membuat rencana lain ke depannya untuk keberhasilan dan kebahagiaan masing-masing dengan cara yang tepat, termasuk Ryu Jungkook sangat ini.

Ryu Jungkook berdiri di balkon rumahnya yang langsung menghadap ke laut. Menikmati hawa dan deru ombak yang terdengar menenangkan. Hari ini memang sekilas seperti hari-hari biasanya, tetapi tidak untuk seorang Ryu Jungkook. Ia menutup mata dan menghirup udara dalam-dalam sebelum akhirnya mengembuskan perlahan. Begtu tenang dan membahagiakan. "Hyung kau tidak mencium baunya?" tanya Jungkook pada Choi Jimin dan Ok Seokjin yang berdiri di sampingnya.

Ok Seokjin yang beradi di sisi kanan sementara Choi Jimin berada di sisi kiri, keduanya sama-sama menikmati suasana laut, memang diakui kalau saat ini Jungkook lah yang memiliki rumah paling ternyaman karena hampir semua dari mereka lebih memilih tinggal di apartemen, sebab lebih terasa privasi dan aman. Setelah Jungkook membeli rumah yang ditujukan untuk tempat tinggalnya bersama Taeri, teman-temannya jadi lebih sering datang untuk bertamu yang kadang lebih mirip seperti penghuni tetap. Bahka bisa dibilang rumah Jungkook telah menjadi tempat utama untuk berkumpul ketika membahas apapun atau sekadar bersenang-senang.

"Tidak. Apa ada bau yang aneh?" tanya Seokjin bingung menoleh pada Jungkook yang masih memandang lurus seakan mengabaikan pertanyaanya. Sementara Jimin, dia juga ikut menoleh yang pada akhirnya mereka berdua saling berpandangan. Jimin menggelengkan kepalanya. "Tidak ada bau yang tidak enak."

Ryu Jungkook masih memejamkan matanya dan tiba-tiba merentangkan tangannya. "Bau kebebasan,"ujar Jungkook mendramatisir.

Seokjin dan Jimin terdiam seketika. Menyesal.

Tidak mendapatkan respon sama sekali, Jungkook membuka matanya dan melirik kedua teman yang sudah dianggap kakak olehnya. "Kalian tidak bisa menciumnya? Bau kebebasan. Harum kebahagianku," tambah Jungkook yang terlihat cukup konyol.

"Jungkookie, sekarang katakan pada hyung, ada masalah apa? Kami pasti akan membantu," sahut Seokjin khawatir sambil mengusap-usap bahu Jungkook. Merasa prihatin dengan lelucon Jungkook.

"Apa ini ada hubungannya dengan Taeri noona? Apa dia sadar dan pada akhirnya kalau hyung lebih keren darimu?" tambah Jimin menggoda dengan sengaja. Berhasil membuat Jungkook membuka mata dan memandang dengan tatapan tegas tetapi senyuman berusaha tetap ditunjukan dengan terpaksa.

Tangan Jungkook menepuk bahu Jimin dan meremasnya agak kencang sampai mengaduh. Hyung... aku sedang bahagia. Tolong sekali saja, jangan dirusak, ok? Ada pepatah mengatakan, teruslah hyung bermimpi, sementara aku akan berkencan dengan Taeri noona."

MALACHAI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang