19. Hotel Room

52.4K 3.7K 1.7K
                                    


Sejujurnya ini menjadi pemandangan yang cukup menarik bagi Kim Taeri. Jungkook terlihat begitu kesulitan-frustasi dan kacau-sebab dari tadi tidak juga bisa tenang. Berjalan ke sana-sini tetapi masih dalam ruang meeting yang hanya ditempati mereka berdua saat ini. Bajunya tidak lagi rapi sebab sempat melakukan beberapa aksi kecupan sampai saling lumat yang panas, tetapi masih kalah dengan rambutnya yang sungguh berantakan. Penyebab berantakan rambut Jungkook karena sedari tadi dia mengacak-acaknya dengan frustasi, tetapi tentu sebelumnya, jemari Taeri terah meremas rambut itu ketika bibir Jungkook sibuk bermain di lehernya. 


Sementara Kim Taeri? Masih sama, menikmati apa yang tertangkap di matanya. Duduk di atas meja sambil kedua tangan menumpu dan kakinya berayun-ayun karena tidak menyentuh lantai. Tungkai yang baru beberapa saat lalu dikecupi dengan penuh gairah dengan bibir tipis berwarna merah muda yang agak basah itu.

Ponsel Jungkook berbunyi, mengakhiri langkah pria itu yang sedari tadi menyerupai badut untuk seorang Kim Taeri. Segera mengangkat ketika melihat di layar panggilan telepon yang dia dapatkan dari sekertarisnya. "Halo, bagaimana?" tanya Jungkook tanpa basa-basi sampai yang di seberang sana terkesiap, sebab tidak diberikan kesempatan bahkan untuk menjawab secara sopan. Tetapi dengan begitu sang sekertaris tahu bahwa Jungkook begitu tergesa-gesa.

Iya, tergesa-gesa ingin segera melepaskan gairahnya.

"Ya, Tuan. Saya sudah menyewa kamar yang paling bagus dan private. Ada Jacuzzi juga yang langsung menghadap jendela. Lantai atas," jawabnya segera dengan lengkap. Jungkook menghela napas lega. "Baik, terima kasih," jawab Jungkook langsung menutup teleponnya.

Jungkook langsung beralih memandang Kim Taeri yang masih duduk tenang sambil menatapnya. Rasanya ingin sekali melakukan sesuatu pada wanita itu sekarang juga. Taeri lucu sekali dengan tingkah seksinya itu. Jungkook pusing dengan dualism wanita itu. Atau memang dia sendiri yang bermain dengan fantasinya. "Noona... ayo," ajak Jungkook teramat berhati-hati karena sebenarnya malu juga, terlihat seperti sangat ingin melakukan.

Taeri terkekeh. "Kau benar-benar tidak sabar untuk masuk ke dalam sini ya?" goda Taeri sambil melirik di antara dua pahanya sampai Jungkook hampir tersedak. Diam seribu bahasa. Tidak menunggu jawaban sama sekali, Taeri melompat kecil untuk menjangkau lantai. Tidak berjarak jauh, kalau iya, tamatlah dia dan sepatu hak tinggi louboutinnya.

Itu saja, Jungkook dengan sigap mendekat dan menangkap tubuh Taeri hingga harus melingkarkan kedua lengan di pinggangnya. Taeri tersenyum sendiri melihat ketanggapan Jungkook. Sungguh pria idaman. Taeri tidak ragu untuk memanfaatkan bantuan tersebut dengan bertumpu-memeluk balik, melingkarkan tanganya di leher dengan wajah yang menatap seduktif. "Thank you, baby." Tidak pernah terbayangkan bermain dengan Jungkook akan semenyenangkan ini.

"I'm not a baby, but for you, I can be anything..." bisik Jungkook balik sebelum kembali memberi kecupan dan lumatan sekilas di bibir. Kalau saja tidak mengingat ada hotel yang menunggu, mungkin dia akan melanjutkan. Teringat apa yang Taeri katakan bahwa wanita itu agak berisik jika sedang bercinta. Tidak sabar mendengar erangan dan desahan Taeri.

Segera keluar dari ruangan menuju lift, melewati beberapa kubikel di mana para karyawan mengisinya, semua memandang ke arah Jungkook dan Taeri. Mungkin bagi seorang Kim taeri mendekati para pengusaha atau petinggi bukanlah hal yang baru apalagi sampai ke hotel, walaupun kebanyakan dapat disiasati tanpa harus menyerahkan tubuhnya, tetapi ini pertama kali dia ditampilkan pada muka umum seperti ini. Biasanya dia akan berada di dalam bayang-bayang karena mereka sudah memiliki pasangan ataupun tidak pernah berniat serius. Mungkin Jungkook juga sama, pria itu memiliki istri, tetapi sialnya sama sekali tidak ragu untuk menunjukan Taeri seperti ini. Jelas sekali tatapan orang-orang sedang bertanya tentang kehadirannya dan bagaimana Tuan Ryu yang terhormat begitu ia diistimewakan.

MALACHAI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang