Diva yang keluar dari kamar mandi di kejutan dengan gadis yang sedang tengkurap di atas kasurnya.
Ara yang mendengar suara pintu terbuka, bangun dari aksi rebahan nya itu.
Mereka terdiam saling berpandangan, seketika suasana terasa sangat canggung.
"Cepet siap-siap bentar lagi kita pergi" ucap Ara dingin memecah keheningan.
Langkah Ara terhenti ketika ia sampai daun pintu.
"Maaf.." ucap Diva lirih.
Diva yang melihat Ara berbalik menghadap nya dengan alis terangkat dan wajah datar membuat hati nya tercubit.
"Maafin Diva yang udah buat Ara marah.."
"Ara boleh marah sama Diva, bentak juga gapapa, Tapi jangan diemin Diva kayak gini" dengan suara bergetar, Diva berusaha mengeluarkan apa yang membuatnya akhir-akhir ini sesak.
"gapapa Ara ngomel panjang lebar juga" mengusap sudut mata yang berair.
"Tapi jangan diemin Diva lagi, dada Diva sesek" tak ada sahutan dari orang yang ia ajak bicara membuat Kepala Diva makin merunduk.
Bugh
"Kenapa baru sekarang? Dari kemaren tuh Ara nungguin Diva. Tapi Diva nya gak muncul-muncul" Diva menarik pelukan mereka.
"Ara udah gak marah?" Tanya Diva menatap manik coklat di depan nya.
"Engga calon kakak ipar" ucap Ara mengerling, menggoda Diva.
"Ish.." Diva berjalan duduk di atas kasur, menghindar dari sikap jail sahabat nya yang sedang kumat. Ara yang melihat Diva malu terkekeh.
"Kakak ipar ayo cepet siap-siap" Ara menarik tangan Diva mendorong ke kamar mandi.
Diva mendelik tak suka dengan panggilan itu "Kita emang mau kemana?"
"Udah sono siap-siap aja dulu" Diva yang terpaksa pun mengikuti apa yang diperintahkan.
"Loh Kak Deva juga ikut?" tanya Deva ketika mereka sampai di depan mobil berwarna hitam dan melihat Deva yang ada di balik kemudi.
"Ayo cepet kalian lama banget umi udah nungguin" segera mereka menaiki mobil dengan Ara duduk di samping Deva dan Diva di belakang.
"Kita mau kemana si" tanya Diva sekali lagi.
"Gak usah bawel, udah ikut aja" Diva memutar bola matanya mendengar balasan Ara.
10 menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan dan langsung di sambut oleh Umi Farah.
"Nah ini orang nya dateng, kalian lama banget. Ayo Deva, Diva baju yang udah di siapin langsung di coba" ucap umi Farah antusias.
"Hah?" ucap Diva bingung, tak paham.
Datang seorang pelayan menarik tangan Diva "Mari mba saya bantu"
Rupanya mereka melakukan fitting baju pengantin untuk acara pernikahan yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
****
"Mampir dulu bang, jangan langsung pulang, yayaya" Ara mengeluarkan jurus andalan nya, memasang muka memelas
Deva menggela napas"Baik tuan putri" Diva yang mendengar itu terkikik.
Tujuan mereka yaitu gramedia, berjalan di antara rak-rak buku dengan sesuai gendre nya, Diva dan Ara menuju rak dimana banyak ratusan novel. sedangkan Deva menuju rak buku yang di butuhkan untuk ia mengajar.
"Gimana kalo kita lomba" ujar Ara semangat.
"Hah?"
"Jadi, siapa yang bisa cepet menghabiskan dua mangkok eskrim. yang kalah harus traktir " di sini lah mereka berada, di kedai es-krim, Mereka keluar dari gramedia setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"let's do it" ucap Deva Dan Diva berbarengan. Fyi bahwa ke tiga orang yang sedang duduk di sisi kaca itu mereka orang yang maniak ek srim.
Es krim yang sudah di pesan kini tersedia di depan mereka. Tampilan yang menggugah selera.
"Bismillahirahmanirrahim" ucap mereka serempak.
10 menit kemudian..
"Diva juara satu" Diva bersorak senang, uang saku nya aman.
"Juara Dua" ucap Ara menyusul.
"Licik, kalian makan kayak orang kesurupan" Deva mendelik tak suka.
"Bang Deva aja yang cemen" ujar Ara dan Diva bareng meledek pria itu.
"Ok girls" Deva hanya bisa pasrah ketika di hadapan dua wanita.
"Sebaiknya kita pulang sekarang, udah sore takut Umi nyariin" ujar Deva bangkit dari kursi.
"let's go" akhirnya mereka meninggalkan tempat itu.
Bukk
Ketika mereka mencapai pintu keluar, datang seorang anak kecil membawa es krim yang menabrak Deva, tumpahlah mengenai baju gamis Diva lumayan banyak.
"Astagfirullah Diva" Ucap Ara terkaget.
"Zayn!"
"Ya allah Ka, maafin anak saya ya. Aduh bajunya jadi kotor" ucap wanita hamil itu yang sepertinya ibu dari anak yang bernama Zayn.
"ouh gapapa bu, lagian ini cuma es krim" ucap Diva tersenyum menenangkan.
"Zayn liat perbuatan mu, baju kakak nya jadi kotor, ayo minta maaf dulu" ucap wanita itu mendelik tajam kepada anaknya.
"Zayn" ucapnya penuh penekanan.
"maapin jayn ante" ucap Zayn menatap Diva malu-malu.
"Iya ganteng tante maafin, lain kali jangan lari-lari ya.. kasian mami Zayn cape nyari zayn nya, apa lagi perut mami ada dede nya. Zayn harusnya jaga mami" ujar Diva mengusap anak berusia 3 tahun itu.
"maapin jayn juga mami, dede maapin kakak ya" Zayn menatap ibunya kemudian mengusap perut wanita itu.
Perjalanan pulang mereka akhirnya terhambat oleh kejadian ini, Ara harus menemani Diva ke toilet terlebih dahulu.
"Di ko malah kayak tikus kejebur got ya.." ucap Deva terkekeh melihat noda es krim yang malah melebar di gamis Diva.
"Apa?! Emang ya Ra" tanya Diva memastikan.
"kan udah Ara bilang, mending kita beli baju nya, biar ganti" Karena ia pun sempat berpendapat di dalam toilet melihat keadaan baju Diva.
"Ini kan cuman kena es krim, sayang uangnya." kilah Diva.
"Tapi, dengan ini nanti kamu juga jadi pusat perhatian, gak malu apa?" tanya Ara menatap Diva.
"Ga si, kita kan cuma bentar, malu nya bisa di tahan" ucap Diva cuek.
"Tapi Ara yang malu di sangka jalan bawa tikus kejebur got, ahaha" Ara tertawa sambil berlalu meninggalkan mereka.
Diva menatap pria itu "Ka Deva.. "
"Udah ayo kamu turutin Ara, Saya juga gak mau di sangka nemu orang di got" Ucap Deva terkekeh.
"Kakak Adek nyebelin!" Diva memberenggut kesal.