7 bulan kemudian...
Binar bahagia itu tak pernah lepas dari wajah Muhammad Deva Adhitama. Senyum lebar tersungging begitu manis diwajahnya. ia merasa Langkahnya seringan kapas, memikirkan suatu rencana yang akan Deva jalankan membuatnya tak sabar.
Semenjak Diva-istrinya mengambil masa cuti untuk pemulihan membuatnya tak bersemangat beralama-lama di kampus, sore ini ketika tugasnya telah usai Deva kembali menjalankan mobilnya keluar gerbang, menuju rumah. Di persimpangan jalan pria itu berhenti di toko bunga, memesan satu bouqet bunga yang sangat cantik.
"Assalamualaikum.." teriak Deva masuk rumah.
Tak ada sahutan membuat ia melangkah lebih jauh mencari keberadaan istrinya, langkah Deva terpaku diambang pintu kamar melihat pemandangan yang membuatnya terpesona. Di Ujung sana istrinya menggunakan gaun putih yang pas memeluk tubuhnya walau posisi Diva duduk membelakanginya namun aura yang ia miliki mampu menghipnotis Deva. Gerakan tangan lincah Diva pada wajahnya terhenti ketika ia merasa sedang diperhatikan, wanita itu melirik ke dalam kaca riasnya dan pandangan mereka bertemu. Diva tersipu malu melihat pria itu menatapnya tanpa berkedip. Sedikit Diva membenarkan tatanan rambutnya kemudian ia berbalik menghadap suaminya.
"Assalamualaikum, Ka Dev" Salam Diva memecah keheningan diantara mereka.
Deva tersadar dengan tingkah konyolnya kemudian ia berdehem menghilangkan rasa gugup yang menyusup di dadanya. Deva berjalan mendekat ke arah wanitanya.
Hati Diva berdesir hangat melihat sorot mata lembut suaminya, tingkah Deva yang sedari tadi hanya diam membuatnya kikuk. Lagi jantung Diva berdegup kencang melihat pria itu kini berjongkok di depannya. Diva menunduk tak berani melihat manik Deva yang selalu membuatnya luluh. Wajahnya memerah ketika ditatap sebegitu intens.
Deva terkekeh melihat istrinya yang malu-malu.
"Waalaikumsalam, cantik" ucap Deva lembut sembari mengusap surai wanita itu.
Blush
Tingkah Deva sukses membuatnya malu tanpa sadar ia menahan nafas sejenak. Sejauh ini suaminya sering menggoda nya semacam ini. Namun, kali ini beda. Diva menggigit bibirnya, Hatinya melonjak senang mendengar nada tulus dan kasih sayang Deva.
"Sudah siap?"
Diva tak sanggup bersuara ia hanya mengangguk patuh.
Deva mengangkat istrinya ala bridal style memindahkan ke kursi roda, mendorongnya keluar kamar.
Diva mengernyit heran ketika Deva membawanya ke kamarnya.
Gerakan Deva terhenti ketika mendengar istrinya
"Ko kita ke sini ka, bukannya kamar ini masih di renovasi"
Deva tertawa kecil, mengusap pucuk kepala Diva tanpa menjawab pertanyaan nya.
Diva tersentak melihat kondisi kamarnya saat ini, memang yang tadi ia tempati bukan kamarnya, melainkan kamar tamu karena kemarin suaminya mengatakan bahwa, kamar mereka akan di renovasi dan mereka sementara waktu pindah ke kamar tamu. Dan kini kamar hasil renovasi jauh dari ekspetasinya, ia fikir kamarnya akan berganti warna cat atau tata letaknya akan berubah. Tapi ini, posisi barang yang ada di kamar mereka tetap sama seperti semula yang membedakan hanya penerangan yang ada di kamar ini hanya berasal dari lampu Tumblr yang menghiasi kamar menjadi semakin cantik, suasana hangat melingkupi mereka.