7

32 0 0
                                    

Meninggalkan istri dalam keadaan sakit membuat pria berusia 25 tahun itu tak tenang, selesai jam mengajar, ia segera menjalankan mobil menuju rumah. Di persimpangan jalan ia berhenti untuk membelikan pesanan sang tuan putri.

"Assalamualaikum" salam Deva ketika memasuki rumah.

terdengar langkah seseorang dari arah dapur "Waalaikumsalam" jawab Diva tersenyum.

Di saliminya tangan Deva sebagai bentuk wujud bakti dan di balas dengan pelukan erat Deva.

Diva terkekeh "Kak sesek, jan kenceng - kenceng" Deva tak mendengar protesan istri nya, pelukan dari orang terkasih menghantarkan rasa nyaman yang tak ia dapat di mana pun.

Pelukan mereka cukup lama sebelum Diva menarik dirinya dari dekapan sang suami "Kak!! Es krim Diva" Deva cemberut karena istri nya lebih mementingkan eskrim dari pada ia.

Diva melihat seonggok es krim yang sudah mulai mencair "Yahh cair, Ka Deva si!!" Diva mendelikkan matanya.

"Ko kakak?" jawab Deva menunjuk dirinya.

"Iya! kakak peluk-peluk Diva si, es krimnya jadi meleleh. Padahal kan Diva lagi kepengen" ucap Diva cemberut.

"Yakin cuman salah kakak?" tanya Deva menaikkan alisnya, di akhir senyuman menggoda "Perasaan yang di peluk, anteng-anteng aja"

Blush

Malu, Diva mendengar omongan Deva "Ish tau ah" Deva menarik tangan istrinya yang hendak pergi dan

Cup

Dengan cepat Deva mencium pipi nya membuat sang empu membatu. Ia tertawa melihat tampang menggemaskan Diva. dengan segera ia lari menuju kamar Sebelum kesadaran Diva pulih.

"KAK DEVA!!" Teriak Diva kesal.

Deva menyembulkan kepalanya dari dalam kamar, menatap sang istri yang masih terlihat kesal.

"Bebs Siap-siap ya, malem ini kita makan di luar"

"Gak mau!" jawab Diva dengan memalingkan wajahnya, tampang merajuk.

"Yakin gak mau? Tadi nya si setelah makan es krim mau ngajak ke acara Bazar, katanya di sana banyak novel dan buku terbaru" jawab Deva pura-pura acuh.

Allah, Diva selalu lemah jika di goda dengan dua hal itu. "Ok, ka Deva menang!" Lagi, Deva terkekeh melihat perilaku istrinya.

"Ko es krim nya ga di makan? Tadi katanya mau" Mereka sampai di kedai es krim sekitar 10 menit lalu. Deva mengernyit heran melihat gadis di hadapan nya yang hanya memperhatikan es krim nya tanpa di sentuh sedikit pun.

Diva menghela napas berat "Mana Diva berani kalo es krim nya selucu ini"

Deva tertawa mengusap pucuk kepala gadis nya "Bilang aja kalo mau di suapin, gak usah kode segala" Diva mendelik tak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deva tertawa mengusap pucuk kepala gadis nya "Bilang aja kalo mau di suapin, gak usah kode segala" Diva mendelik tak suka.

"Ish.. PD banget" segera Diva memakan es krim nya sebelum sang suami merealisasikan omongan nya.

"Ka Dev yakin mau ngajak Diva ke Bazar buku itu" tanya Diva di sela mengunyahnya.

"Yap, Kenapa emang?"

"Em, D-diva kalo udah ketemu toko buku suka lupa diri lohh?" ucap Diva meyakinkan

"Kalo uang Ka Dev abis gimana?" ujar Diva perlahan.

"Kalo uangnya abis, palingan kita puasa, ga bisa makan" ucap Deva acuh sambil tetap memakan es krim nya.

"Ish gak Dev rese!" dengan kasar ia memakan es krim nya.

Deva tertawa menyubit ke dua pipi gadisnya "Becanda"

Nyatanya Sesampainya di bazar buku. Diva hanya membeli 3 buku.

"Cuma buku ini yang Diva suka" ucap Diva membawa ketiga buku itu.

"Tapi-"

"Masih ada 5 buku yang udah Diva beli di shopee, kakak tinggal bayar"

"Hah?!"

Gantian Diva yang tertawa melihat raut wajah suaminya yang tak percaya. Sadar bahwa ia di kerjain oleh sang istri, dengan gemas ia cium pipinya.

"Ka Dev, malu ih" ucap Diva dengan muka memerah.

Deva Diva (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang