05. Feel Boy

224 41 2
                                    




Tadi pagi disekolah Yeri menerima ajakan nonton bioskop bareng Mark. Dan sekarang Yeri udah siap keluar tapi Kak Wendy malah cegah Yeri.

Dengan alasan,



"Gue pengen martabak"
"Ya beli Kak"
"Beliin ya Mark?"

Mark mengangguk, "siap." Jawabnya.




Dan gadis mungil disebelah Mark jadi mendengus kesal pada Wendy sang kakak yang sekarang malah jalan santai memasuki rumah.

Setelah tadi sempet ke kafe kecil buat jajan sambil nungguin jam masuk ke studio. Sekarang Yeri udah udah duduk manis dengan Mark di sampingnya.

"Yeri mau tidur aja," ucap Yeri yang memang tidak terlalu suka film horor. Bukan tidak terlalu suka sih memang gak suka.

"Bilang aja takut," ledek Mark.

"Takut sama gak kuat ke suara nya aja, ke setannya mah gak takut Mark.. Kan setiap hari juga ketemu sama Kak Daffa"

"Maksudnya Kak Daffa setan?"

"Ihhhh, bukan Yeri yang ngomong ya hahahah," Yeri memakan satu popcorn, "Yeri bilangin ah"

"Saya traktir kopi aja langsung luluh Kak Daffa mah"

"Nyogok"

Sepanjang film Yeri hanya diem sambil merem melek sekilas noleh ke sosok pria tampan disampingnya.

Mukanya memang benar benar kalem tapi manly.

Mark menoleh saat merasa jika sedari tadi cewek berambut panjang disebelahnya memperhatikan dia.

Entah apa yang buat satu tangan Mark tanpa diperintah tiba tiba merengkuh tubuh mungil yang memiliki harum parfum soft tapi menyegarkan.






Mark merasakan nyaman saat kepala Yeri bersandar nyaman pada bahunya.






Terus saja begini, hangat dan nyaman. Batin Mark.


Tak lama film selesai Mark dan Yeri keluar studio. Sempat berbincang tentang filmnya tapi tiba tiba canggung.

Posisi paling tidak enak bagi seorang yang terperangkap friendzone.

"Yeri!" panggil lelaki berbadan jangkung yang memakai topi hitam dan kemeja kotak dengan lengan bajunya yang digulung sampai siku.

Yeri sempat melongo bingung melihat Jeka didepannya.

Mengajak Yeri berbincang dengan gaya asiknya.

Sampai,






"Kalo Yeri pulangnya sama gue gimana?"





Kalimat tanya yang tidak masuk akal bagi Mark. Bagaimana bisa, Yeri berangkat bareng Mark dan pulangnya pun harus bareng Mark.

Bukan sama lelaki yang tingginya hampir sama dengan Mark.

"Kok? Kan tadi Yeri dateng bareng gue jadi pulangnya juga bareng gue lah"
"Gue temennya"
"Oh iya"

Kalo Mark sudah merasa kesal dan tak habis pikir, Jeka kali ini rasanya ingin mengumpat secara kasar didepan wajah lelaki yang berdiri di samping Yeri.

Yang Jeka pikir berbeda dengan Mark.

Mark harus jadi teman baik yang mengajaknya pergi dan mengantarnya pulang.

Sedangkan Jeka, kenapa harus sampai sebegitunya padahal kan hanya temen.


Saling beradu pada pikiran masing masing.


Sedangkan Yeri sudah pusing dan terjebak di suasana yang gak pernah terpikirkan sama sekali.

"Yaudah gue duluan Yer, yang lain udah pada nunggu."

Jeka pergi meninggalkan Yeri yang terpaku diam dan Mark yang hanya menatap Jeka dingin.

Sampai dirumah Yeri langsung masuk kedalam dan Mark menjalankan motor vespa maticnya.

Pikirannya terus berkecamuk tentang kalimat yang baru saja dia ucapkan pada Yeri.


"saya punya saingan berat"


Perasaannya pun mulai tak menentu. Harus bagaimana dan tak tahu arahnya kemana.

Kontak fisik lebih pun jadi canggung apalagi punya hubungan lebih dari temen.




Mark menghelas nafas, "Yeri... Sebenernya yang pake racikan manis tuh bukan tukang roti bakar tapi elu"




Sedangkan Jeka yang terduduk dikursi dengan kedua tangan yang terus asik memegang ponselnya jadi tertawa memperlihatkan dimples pada pipinya.

Bagaimana Jeka gak ketawa kalo isi chat sama Yeri begini,



Jeka: yaudah nanti kalo gue udah jadi suami gue elus tiap malem
Jeka: nanti yer masih lama gak usah dibayangin sekarang
Yeri: siapa yang ngebayangin? yeri enggak



Tanpa membalas lagi Jeka langsung menelpon Yeri.

Mendengar suara Yeri lewat telpon aja udah bikin Jeka gemes pengen unyel unyel tau gak.




"Ha? dikira Yeri bayi," ucap Yeri dari sebrang sana.

"Bayi mungil yang manis," balas Jeka.




Hening.

Jeka sampe sampe melihat layar ponselnya untuk memastikan masih tersambung atau tidak.


"Heh kok diem? Udah tidur? Belum dinyanyiin heh"


Selanjutnya sambungan telpon terputus.




Ah, asik juga gombalin gadis cantik bernama Yeri itu. Bisa bisa hobi futsal Jeka terganti menjadi hobi gombalin si bayi mungil yang manis.









Who is Your Prince? • Kyr🦄✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang