07. Perjuangan

212 35 2
                                    




Daffa membuka bungkus kuaci dan menyodorkan nya pada Jeka disebelahnya.



"Daf, adik lo pengen bubble tea"



Daffa yang baru saja memasukan kuaci kedalam mulutnya jadi tersedak dan segera meminum air putih dalam botol.

"Sante kali anjir," sahut Jeka sambil meraih beberapa kuaci dari dalam bungkusnya.

"Apa bilang ke elo? Minta ke elo?" tanya Daffa.

Tiba tiba lelaki dengan rambut gondrong didepan mereka berdua ikut nimbrung, "minta ke gue"

Jeka hanya melirik sekilas begitupun Daffa.

Sudah biasa oleh tingkah random dari teman futsal yang satu ini.

"Nih," Jeka memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan status whatsapp dari Yeri adik Daffa.

"Lebay jingan"

"Daf, biarin lah"

"Ape biarin ape?"

"Gue minta kakaknya aja gak dikasih apalagi adiknya," celetuk cowok gondrong itu.

Daffa berdecak malas, "udah souldout ih Mas Yuta"

"Kata si Terong, Joyi suka ke dia"

"Mana sini bawa si Terong gue geplak tuh mulut"

"Ngeri"

Sedangkan Jeka yang daritadi asik chat dengan Yeri tiba tiba bersiap beranjak dari kursi.





"Beliin bubble tea pake bonus senyum manis gue"





Sontak Daffa dan Yuta memasang ekspresi jijik siap menghantam.

Tapi Jeka buru buru kabur menuju parkiran motor.

"WOI BELI BUBBLE NYA SEKALIAN LIMA SAMA SEBLAK YANG DEKET SD JUGA LIMA!"

Jeka mengangguk mengerti dan mengacungkan satu jari jempolnya.




"Jeka"
"Kenapa?"
"Makasih ya"




Jeka yang duduk disebelah Yeri terdiam bibirnya jadi terasa kelu. Yeri bener bener bikin Jeka gak bisa berkutik kalo udah keluarin sifat manisnya.

Tangan Jeka pun sampai refleks terulur untuk mengelus pucuk kepala Yeri tapi dengan sigap Jeka mengurungkan niatnya dan jadi mengusap hidungnya canggung.

Bagaimana pun Jeka gak mau buat kesan yang bikin Yeri gak nyaman dengan kontak fisik yang tiba tiba begini.








"Iya bayi mungil yang manis," balas Jeka.








"Yeri, kenapa ya gue jadi malah lebih suka liat lo pake baju tidur gini?"
"Apa alesannya?"
"Gak ada sih. Memang jatuh cinta ada alesannya?"
"Hahaha ini bercanda?"
"Bukan"
"Habisnya jago gombal, Yeri curiga Jeka bukan kuliah jurusan arsitektur deh"
"Gue mau jadi the next denny cagur, pengganti raja gombal"
"Apa bagusnya jadi raja gombal?"
"Bisa nyenengin cewek. Faktanya cewek seneng kata manis walau dusta, iya kan?"
"Oh jadi semua dusta dong?"







Rasanya Jeka mau narik semua kalimat yang dia keluarkan tadi.

Yeri tuh gemesnya pedes. Bisa langsung balikin semua kata kata.

Bikin Jeka was was aja.






"Ah bukan bukan, kalo buat Yeri gak berlaku kata kata itu"
"Lah kenapa?"
"Karena Yeri beda"



Jeka bisa liat sedikit rona merah di pipi gadis disamping nya.


Besoknya Jeka yang lagi rebahan sambil scroll instagram jadi menegak saat Daffa menelponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Besoknya Jeka yang lagi rebahan sambil scroll instagram jadi menegak saat Daffa menelponnya.

"Gue gak ada motor dipake si Echan maen, sumpah ini si Yeri udah nangis nangis dikamar.. " sahut Daffa dari sambungan telpon.

Jeka bisa denger suara Yeri samar samar dari sebrang sana.

"Tuh denger gak Jek? Kalo bisa lo kesini ya sambil beli pembalut sama apa Yer?"
"Tuh Jek udah kayak singa Jek, cepet Jek kasian anjir"
"Sama minumannya tanya aja ke kasirnya ya, gue tunggu oke? Buruan!"



Sambungan telpon mati.



"Kasian juga Yeri pasti sakit.. "

Jeka langsung bersiap dan segera pergi menuju minimarket membeli pembalut dan minuman yang kata Daffa suruh tanya ke kasirnya.

Sampai di minimarket Jeka sendiri jadi bingung harus kesebelah mana.

Jeka berhenti saat melihat tulisan pembalut disuatu produk dan seorang kasir perempuan yang sedang membereskan barang disekitar situ jadi menoleh pada Jeka yang hanya berdiri bingung.

"Mas mau beli pembalut?"

"Ah, iya. Titipan bukan saya yang pake"

"Iya, mau yang pake sayap atau enggak?"

Jeka mengernyitkan dahi bingung, "gak usah nanti takut terbang"

Dan perempuan didepan Jeka tertawa sambil memberikan satu bungkus pembalut pada Jeka.

"Kalo minuman buat datang bukan gitu ada mbak?" tanya Jeka.

"Kiranti mas?"

Entah karena faktor bingung atau apa Jeka malah salah denger.

"Bukan karantina mbak ini minuman"

Terus mbak kasirnya ketawa sama temenya, "kiranti bukan karantina"

Dan Jeka langsung malu parah, rasanya pengen cepet cepet kabur.




Tapi ini kan perjuangan untuk dapetin Yeri.




Kenapa enggak?

Who is Your Prince? • Kyr🦄✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang