10. Pemenang Kali Ini

172 32 1
                                    


Mark keluar kelas dan langsung menuju kelas Yeri tapi saat sampai didepan kelas Yeri ternyata Yeri udah keluar kelas.

Mark mau nganter pulang Yeri. Semenjak ada sosok Jeka dikehidupan Yeri, Mark jadi ngerasa takut kalah start.

Mark keluar dari koridor kelas dan berjalan menuju parkiran, menaiki motornya dan ternyata Mark bisa liat Yeri yang baru mau keluar gerbang.


"Yuk bareng"


Baru saja Mark akan memberi helm pada Yeri tiba tiba,







"Yeri pulang sama gue"







Wajah kalem Mark berubah menjadi serius dengan tatapan malas pada lelaki disamping Yeri.

Kalau saja Mark seumuran sama lelaki itu, Mark bakal berani hajar duluan.

Sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua masih berlaku ya.

"Juvanka Kahendra, jurusan arsitektur, temen kakaknya Yeri, dan gue pacarnya Yeri"
"Tapi Yeri gak ngakuin kalo lo pacarnya"
"Ck"

Mark masih berusaha mengontrol emosi. Padahal dalam hati nya sudah mengucap sumpah serapah. Apalagi Jeka yang gayanya tengil itu ngaku sebagai pacarnya Yeri.

Alih alih Mark mengontrol emosinya sendiri berbeda dengan Jeka.

Tiba tiba Jeka mendorong bahu Mark bikin Mark sedikit tersungkur.

"EH NGAPAIN?!!!!" pekik Yeri kaget.

"Mau lo apa?" kata Mark sambil menegakan tubuh kembali.

Jeka tanpa ampun dengan raut wajah sangar makin mendekat pada Mark, mukanya siap menghantam.

Mark pikir tak sopan jika membalasnya terlebih lagi ini hanya gara gara perempuan.

Tapi kalau gini caranya sampai main kasar, Mark gak bisa diam.

Mark bersiap saat Jeka mendekat padanya dan semua buyar saat lengan Yeri meraih lengan Jeka mencegah dan menariknya.

"Jeka!"  sahut Yeri.

Jeka menoleh sekilas setelah itu meminta Yeri untuk melepaskan tangannya tapi Yeri menggelengkan kepala.

"Gak, Jeka mau ngapain?"

Mark tersenyum samar kali ini. Mengusai diri sendiri.

Mark mendekat dan mendorong bahu Jeka bikin pegangan tangan Yeri pada lengan Jeka terlepas.

Tapi lengan Jeka kembali memegang tangan Yeri buat Mark dengan sigap meraih lembut lengan Yeri.








Terjadi begitu saja, berebut dan beradu.







Sampai gadis kecil yang berada diantara kedua lelaki tinggi itu berteriak bingung dan bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.




______________________


Jeka mengumpat sambil meraih helmnya dan menaiki motornya. Sedangkan Mark pun hanya bisa menghela nafas kasar dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi tujuannya bukan rumah melainkan kafe tempat dia nongkrong.

Padahal cowok itu lebih dewasa dari Mark kenapa pikirannya masih seperti bocah, batin Mark.

Dengan bodoamat nya Jeka menyalip beberapa mobil truk melajukan motornya kurang ajar.

Yang Jeka ingin Yeri. Jeka harus mendapatkan Yeri.

Terus saja berpikir seperti itu.

Sampai diwilayah perumahan Yeri, Jeka bernafas lega. Kembali melajukan motornya tenang.

Iya tenang, karena gadis mungil yang menurut dia beda sekarang ada disamping motor besarnya.

Gadis itu merenggut kesal, mendelik malas, mengerucutkan bibir, menghentakkan kaki.



"Maaf kalo gue bercanda nya berlebihan"
"Yeri marah?"
"Kalo lo marah berarti lo suka ke gue dong?"



Setelah itu Jeka tertawa puas.

Tetapi Yeri menatapnya datar dengan seribu umpatan didalam hatinya.

Bagaimana Yeri tidak marah kalau kemarin jelas jelas bukan bercanda. Wajar saja kalau Yeri marah dan kecewa.

Jeka sendiri memberi janji pada Yeri tapi kenyataanya Yeri melihat Jeka bersama cewek lain, perasaan tuh gak sebercanda itu.

Setelah Jeka memberikan Yeri permen yupi dan Yeri malah balas memamerkan permen yupi miliknya sendiri Jeka jadi gemas apalagi Yeri bilang kalau Jeka nyogok.

Hahaha Jeka sekarang pengen lipat lipat Yeri terus dia masukin ke saku.

"Gimana gue gak bisa usil ke lo, kalo marahnya lo tuh gemesin heh," kata Jeka sambil memencet hidung Yeri dengan wajah gemasnya.

Yeri meraih tangan Jeka, "lepasin ah"

Jeka berhenti memencet hidung Yeri setelah itu dia ketawa. "Yaudah gue pulang ya, katanya capek jadi gue gak bisa lama lama"

Jeka melihat Yeri menggosok hidung yang menjadi merah karena sudah Jeka pencet. Dan satu tangan Jeka terulur mengusap lembut hidung Yeri.



"Daaahh bayi mungil yang manis"



Setelah itu Jeka bersiap menyalakan mesin motornya sebelum melajukannya Jeka menoleh dan tersenyum pada Yeri yang sudah jelas bukan hanya hidung yang merah tetapi sekarang pipinya juga jadi memerah.


Jeka menang untuk kali ini.





Who is Your Prince? • Kyr🦄✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang