11. Perlu Sakit

180 36 0
                                    


"Tapi Mark kalo lo pindah berarti ngulang lagi?"

"Kurang tau. Gue juga bingung"

"Udah lo gak usah ke Kanada"

"Gue disini sama siapa?"
"Sewa apart lah"

"Iya nyewa nya pake duit dari ngejual warung kopi emak lo"

"Bangke"

Setelah itu Lucas merogoh sakunya mengeluarkan satu bungkus rokok.

"Nyebat," tawar Lucas sambil menyodorkan sebatang rokok pada Mark.

Mark menggelengkan kepala, "bibir gue suci belum sentuh rokok"

"Sentuh bibir Lala Mia udah"

Mark menendang Lucas, "gue gak kayak lu bor"

Dan Lucas hanya tertawa keras sambil menendang balik Mark.

"Eh anjir masa Mbak Sari nuduh gue pacarnya Lami didepan Yeri"

"Emang kalo depan Yeri kenapa?"

"Gak enak aja"

"Yaudah Lami buat lo Yeri buat gue jadi enak"

"Gak gitu juga dong anjir. Lami adik gue Yeri calon gue"

"Tuh anying lo diem diem ngeborong juga"

Mark ketawa, "Gue mau main ke rumah si Yeri"

"Yaudah sono sekalian pamit"

Mark yang tadinya masih tertawa sekarang malah terdiam. Ah, iya kalau dia pergi ke Kanada apa Yeri bakal baik baik aja?

Mark mengusap wajahnya dan menyadarkan diri. Yeri dan dirinya hanya teman. Ditinggal pergi pun bakal baik baik aja.

Tapi rasanya kenapa berat ya bagi Mark.

Mark jadi bersiap meraih jaket denim nya dan beranjak dari warung kopi Lucas setelah berpamitan.

Jarak dari warung kopi Lucas ke perumahan Yeri tidak terlalu jauh jadi hanya beberapa menit Mark sudah sampai didepan gerbang rumah Yeri.

Baru saja memberhentikan motor dan membuka helm siap berdiri dari motor pandangan Mark terhenti pada,












Yeri yang memperhatikan lelaki yang duduk disebelahnya.












Jelas. Sangat jelas.












Terdengar samar,





"Heh, haus juga ya?"





Mark terpaku dan terdiam. Entah harus bagaimana.

Apa pantes jika Mark kali ini merasa cemburu?

Cemburu? Sedang tidak percaya diri?

Lebih tepatnya sedang tidak bisa berkutik dan malah terdiam sendiri.

Sebaik baiknya suka sama temen lebih baik gak usah dicoba.

Lagi lagi hanya tersenyum samar.

Merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel membuka roomchat bersama Yeri,

Mark: besok pulang sekolah bareng saya ya?

Hanya itu yang bisa Mark lakukan. Setelah itu ia pergi dari situ.

Lagian. Jika ia pamit hari ini atau besok gak bakal ngaruh untuk Yeri.

Besoknya, rencana ajak Yeri pulang bareng gagal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besoknya, rencana ajak Yeri pulang bareng gagal. Mark ada urusan eskul basket.

Tapi malam ini Mark diajak main kerumah Azrof temannya, sekalian main basket dilapangan perumahan nya.

Dan ternyata rumah Azrof satu komplek dengan rumah Yeri.

Setelah beberapa menit main basket Azrof membeli minuman dan Mark berpikir untuk bilang ke Yeri kalau dia lagi ada di wilayah perumahannya.

Dan ternyata Yeri datang.

Datang menonton Mark yang bermain basket.

Rasanya ini terakhir Yeri nonton Mark main basket.

Mark sekilas melihat Yeri yang duduk di pinggir lapangan menontonnya dengan tenang.

Yeri kalo diem gitu cantiknya nambah tapi tetap saja Yeri si kembang api yang berhasil bikin Mark terpesona.

Setelah selesai bermain basket Mark mendekat pada Yeri,

"Yeri"
"Lah udah mainnya?"
"Keenakan ngelamun sih"
"Yeri gak ngelamun lagi mikirin sesuatu"
"Bisa mikir?"
"Ish!"
"Kirain hanya manusia doang yang bisa mikir"
"Jadi Yeri bukan manusia gitu?!"
"Bidadari"
"So banget ngegombal"
"So banget gak baper"

Mark bersiap duduk tapi Yeri malah mencegahnya dan mengacungkan ponselnya. Menyuruh Mark untuk bergaya.

Lucu.

Mark jadi gemes apalagi saat Yeri bilang,

"Mark diem disitu Yeri potoin!"

Mark nurut nurut aja setelah itu dia duduk disebelah Yeri melihat hasil photo Yeri.

"Kirimin Yer, mau saya post"
"Huaaaa bagus kan?"
"Biasa aja sih"
"Terus ngapain mau di post ha?"
"Ya mau aja"
"Dasar. Gak mau ngakuin kalo hasil photo Yeri bagus huu"
"Dasar. Gak mau kalah terus huu"

Setelah itu Yeri tertawa diikuti oleh Mark.

Mark menoleh pada Yeri disampingnya jadi berniat bilang tentang dia yang akan pergi ke Kanada.

"Mark, Yeri pulang duluan ya?"

Mark malah jadi mengurungkan niat.

"Yaudah saya anter"

Gadis mungil yang memakai baju piyama itu berjalan disamping Mark.

"Mark tau gak tadi Yeri pusing banget ngerjain tugasnya"

"Sekarang masih pusing?"

"Enggak"

"Karena udah liat saya?"

"Ih enggak juga," Yeri sedikit mendongakkan wajahnya menatap Mark yang lebih tinggi darinya. "Lu kemasukan apa sih?" tanyanya.

"Hah emang kenapa?"

"Jago banget ngerdus sekarang, belajar dari Lucas nih pasti"

Mark tertawa diikuti oleh Yeri.

"Saya bukan ngerdus tapi memang bilang apaadanya"

"Bohong banget"

"Beneran"

"Kata Jeka cowok tuh memang suka gombal alasannya karena cewek seneng kata manis walau dusta, Mark juga gitu ya?"

"Enggak. Berarti Jeka yang gitu"

"Hahaha tapi dia bilang Yeri itu beda jadi bukan dusta"

"Oh"












Perlu sakit untuk merasakan lega.











Lega, jika Mark pergi ke Kanada Yeri akan baik baik saja.










Karena sekarang ada Juvanka Kahendra.
















...
kalo part ini rame gue janji gue boom updateeeeeeee

(kalo b aja, yauda si)





Who is Your Prince? • Kyr🦄✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang