6 - Nabrak

191 73 204
                                    

Seperti biasa, setelah sholat dan siap-siap, Fanya segera ke ruang tengah untuk menunggu mamanya selesai berdandan. Tak lupa, Fanya mengganti kacamatanya dengan softlens karena ia sedang tidak di sekolah. Setelah sang mama keluar kamar, Fanya dan mamanya pun berangkat.

"Kamu mau nyetir gak?" Tanya Mama Fanya sambil menyodorkan kunci mobil.

"Boleh ma." Fanya mengiyakan tawaran mamanya, hitung-hitung sekalian melancarkan menyetir mobil. Setelah 15 menit, Fanya dan mamanya pun sampai di tempat makan.

"Wah, parkir nya gimana ini ma?" Fanya bingung karena parkiran mobil penuh. Sepertinya restoran itu sedang ada acara.

"Walah, di dalem rame lagi! Ya udah, kamu coba parkir sendiri ya, mama mau antri dulu, itu kayaknya waiting list deh!" Mama Fanya langsung turun dari mobil, meninggalkan Fanya yang kebingungan.

"Lah si mama, udah tau gue gak bisa parkir!" Fanya mengomel sendiri.

Tok tok...

"Pararel di sana aja ya, buk!" Ujar tukang parkir sambil menunjuk tempat kosong yang lumayan jauh dari pintu masuk restoran.

"Yang lain ada gak pak?" Tanya Fanya mencoba mendapatkan parkir yang tidak terlalu jauh.

"Sini penuh bu, ada acara soalnya, disana masih ada kayaknya buk!"

"Oh ya pak." Fanya langsung menuju tempat tersebut. Ia lalu mengambil ancang-ancang untuk parkir.

"Buset, malah pergi dia!" Omel Fanya melihat satu-satunya tukang parkir di restoran itu pergi menghampiri mobil lain. Dengan ragu-ragu, Fanya pun mencoba parkir sendiri. Ia parkir dengan pelan dan hati-hati.Namun, ketika ia mundur, terdengar suara dari belakang.

BRAKK!!

"Shit!" Umpat Fanya. Ia menabrak mobil dibelakangnya yang juga baru selesai parkir. Si pemilik mobil yang baru keluar pun kaget dan langsung mengecek mobilnya. Tanpa ba bi bu, Fanya langsung turun dari mobil.

"Aduh mas, bu, saya minta maaf ya! Sumpah saya gak sengaja tad..." Fanya melongo ketika melihat orang yang ia tabrak.

"Gak bisa parkir ya, mbak?" Tanya mas-mas yang menyetir.

"Aldi?!"

Dari sekian banyak mobil yang ada disini, kenapa harus mobil Aldi yang ia tabrak?

"Loh, temenmu kak?" Tanya Si Ibu.

"Fans Aldi, Ma."

Mendengar omongan Aldi yang kelewat pede, Fanya memutar bola matanya malas.

"Siapa ini namanya?" Tanya Mama Aldi sambil tersenyum.

"Aku Fanya, tante." Fanya menyalimi tangan Bunda Aldi.

"Cantik ya! Sudah gak papa nak, lagian juga gak parah kok. Lain kali hati-hati ya!" Ucap Si Ibu sambil tersenyum, lagi.

"Oh, iya. Sekali lagi maaf ya bu." Fanya balas tersenyum.

"Ya udah kak, mama antri dulu. Bantuin itu temen kamu! Tante duluan ya, Fanya!" Mama Aldi meninggalkan anaknya dan Fanya.

"So, gimana ini?" Tanya Aldi santai.

"Ya maap si." Fanya mendongak untuk menatap Aldi.

"Gue maafin, tapi lo harus ngabulin 1 permintaan gue." Aldi mengajukan syarat.

"Hah? Apa?"

"Gak tau, nanti kalo udah tau gue bilang lo."

"Hah?"

"Hah heh hah heh mulu lo kaya keong!" Aldi menyentil pelan dahi Fanya.

"Ya udah sini, gua bantu parkirin!" Tanpa menunggu persetujuan Fanya, Aldi langsung memasuki mobil Fanya dan meluruskan parkirnya. Setelah itu, ia turun dari mobil dan menyerahkan kunci mobil Fanya.

"Tuh udah gue parkirin, sama-sama ya! Dasar pendek, parkir aja gak bisa!" Aldi meledek Fanya yang tingginya hanya sebatas bahunya.

"Gua gak pendek! Lagian gak ada hubungannya pendek sama gak bisa parkir!" Fanya menyusul Aldi yang berjalan mendahuluinya.

"Parkirrrr yang bener, Fan. Hahaha, lo cadel ya?" Aldi berhenti berjalan lalu menengok ka arah Fanya setelah mendengar Fanya tidak bisa mengatakan 'parkir' dengan benar.

Kampret banget sih ni orang, dumel Fanya.

"Gak tau! Males ngomong sama lo!" Fanya berjalan cepat meninggalkan Aldi tanpa berterima kasih karena sudah memarkirkan mobilnya.

"Sori sori, bercanda! Maaf ya." Aldi mengacak rambut Fanya sambil tersenyum.

"Gak usah pegang-pegang!" Fanya menepis tangan Aldi.

"Cieee, gak bisa bilang 'R'!" Aldi malah lanjut meledek Fanya.

"Ihh, diem gak lo!" Fanya mencubit lengan atas Aldi kencang.

"Gak sakit, wlee!" Aldi mejulurkan lidahnya.

"Oh ya?" Tanya Fanya lalu memutar cubitannya.

"Eh, iya-iya gue minta maaf!" Aldi memegang pergelangan tangan Fanya agar Fanya melepaskan cubitannya.

"Nah, gitu dong!"

"Ya udah lep..Fan sakit Fan!" Aldi berteriak ketika Fanya malah mengencangkan cubitannya.

"Lo janji dulu, gak bakal ngejek gue lagi!" Fanya memasang muka galak.

"Iya iya janji!"

"Cakep!" Akhirnya, Fanya melepas cubitannya.

"Anjir lo, Fan!" Aldi mengelus lengannya yang merah habis dicubit Fanya.

"Inget ya janji lo! Awas lo ngejek gue lagi!" Ancam Fanya.

"Lo pake softlens ya?" Tanya Aldi melenceng dari topik ketika menyadari muka Fanya yang polos tanpa kacamata.

"Kenapa nanya-nanya?"

"Lo lebih lucu kalo pake kacamata."

Gak boleh baper, Fanya, hatinya berucap.
Gitu doang baper, lemah lo, otaknya berucap.

"Gue emang lucu! Udah ah, gue duluan!" Fanya meninggalkan Aldi lalu mencari mamanya sebelum sang mama yang mencarinya. Karena kalau sampai itu terjadi, beuh, seram!

Outfit makan malam mereka 👇

Fanya with her white sweater!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fanya with her white sweater!

Fanya with her white sweater!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldi with his black sweater!

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang