39 - Kepedulian Aldi

57 14 53
                                    

"Kantin?" Vito menyampirkan tangannya di pundak Aldi ketika bel istirahat berbunyi.

"Gas."

Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan makanan. Tak lama, Revan dan Dio datang menghampiri meja mereka sambil membawa makanan.

"Siomay mulu si, lo?" Tanya Aldi kepada Revan.

"Ye, suka-suka gue lah. Mau lo?" Revan mengerti maksud Aldi.

"Mau banget!" Dio menjawab pertanyaan Revan yang jelas-jelas bukan untuknya.

"Gue gak nanya lo!" Balas Revan.

"Hahahah." Vito menertawakan Dio.

Sementara Aldi, daritadi ia sibuk mencari keberadaan Fanya. Ketiga temannya di kantin semua, lalu kemana dia?

"Fanya mana?" Aldi mengalihkan pembicaraan.

"Di kelas." Jawab Dio.

"Kok gak ke kantin?"

"Mager tadi katanya." Kali ini Revan yang menjawab.

Jangan-jangan ni anak sakit lagi, tebak Aldi dalam hati.

Tanpa pikir panjang, Aldi pun mengechat Fanya.

Aldi - 10.05
lo gak ke kantin?

Sambil menunggu balasan Fanya, Aldi lanjut makan sembari ngobrol dengan ketiga temannya.

Fanya - 10.12
ga

lo gak sakit kann?

ga

galak banget balesnya

jari gue mager

Membaca respon Fanya, Aldi tersenyum heran. Fanya ini ada-ada saja!

"Ada yang lagi ngechat doi nya nih!" Vito melirik Aldi yang sedang mengetik sesuatu di hp nya.

"Oh iya, Al, gimana ceritanya foto lo bisa ada di storinya Fanya?" Tanya Revan penasaran. Karena selama ia kenal dengan Fanya, Fanya tidak pernah sekalipun memposting foto cowok.

"Kemaren gue ajak dia ke rumah, terus gue bajak hp nya." Jawab Aldi sambil menghabiskan nasi gorengnya.

"Wuish, sekarang udah berani nih di rumah berduaan doang." Dio menggoda Aldi.

"Nenek lo berdua! Ada bonyok sama adek gue kali di rumah." Aldi menempeleng kepala Dio.

"Oh, berarti pengenalan calon pacar secara private ya? Bukan begitu, saudara Aldi?" Tanya Revan dengan nada sok tegas.

Karena teman-temannya sudah mulai tidak jelas, Aldi pun pergi meninggalkan kantin, "Gak jelas lo semua! Udah ah, gue duluan ya!"

"Lah, belom bel woy!" Dio mengingatkan.

Sedangkan Fanya, sekarang ia sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja. Ia memejamkan matanya sambil mendengarkan musik.

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang