33 - Tanding

66 14 37
                                    

"Abis dari mana?" Revan bertanya kepada Fanya dan Saskia yang baru datang.

"Jalan-jalan aja." Jawab Saskia lalu duduk di sebelah Revan.

"Rev, gue pinjem motor lo lagi bentar ya!" Fanya melempar tangkap kunci motor Revan yang belum ia kembalikan.

"Sip." Revan mengangkat jempolnya.

Setelah mendapat persetujuan dari yang punya motor, Fanya  menghampiri Aldi yang sedang main hp di pojok sofa, "Ayo, Al."

"Sekarang?" Aldi mengalihkan pandangan dari hp nya.

"Tahun depan." Jawab Fanya malas.

"Hahaha, pake motor apa?" Aldi terkekeh mendengar jawaban sewot Fanya.

"Matic aja."

"Oke." Aldi memasukkan hp nya kedalam saku lalu mengambil kunci motor Vito yang tergeletak di atas meja, "Vit, lo bawa matic, kan? Gue pinjem bentar ya!"

"Ambil aja, buat apaan emang?" Tanya Vito penasaran. Kenapa Aldi tidak memakai motornya sendiri saja?

"Kepo lo." Aldi menyusul Fanya yang sudah berjalan duluan.

"Eh, lo sama Fanya mau kemana?" Kali ini Saskia yang bertanya.

"Ada deh." Aldi tak menjawab pertanyaan Saskia.

"Ya elah, sok rahasia-rahasiaan mereka ya!" Dio menyoraki Aldi dan Fanya.

Sementara Revan dkk sibuk memberantaki rumah Aldi, Fanya dan Aldi sedang bersiap-siap di depan garasi. Mereka memakai helm lalu mengeluarkan motor dari daerah perumahan.

"Mau dimana?" Tanya Aldi ketika mereka sudah berhenti di dekat jalan raya.

"Terserah lo." Fanya menggulung lengan kemejanya agar ia dapat menggerakan tangannya dengan lebih leluasa.

"Start dari lampu merah pom bensin, belok kanan ke superindo terus finish setelah rel kereta, gimana?"

"Pendek banget?"

"Nanti kalo jauh-jauh lo digondol wewe gombel."

"Ih, takut banget nih!" Balas Fanya dengan nada malas.

"Susah ya kalo mau nakut-nakutin lo."

"Soalnya gue gak penakut."

"Iya in, Fan."

"Ya udah ayo." Fanya langsung menjalankan motornya.

"Anjir, gue ditinggal." Aldi segera menyusul Fanya yang sudah berjalan duluan. Ia memang memilih untuk balapan pendek saja di jalan yang lebar dan lumayan sepi. Ia takut Fanya akan nabrak kalau mengambil rute yang jauh ataupun jalanan yang ramai.

Sesampainya di lampu merah, Aldi memegang pundak Fanya, "Semangat ya! Gue gak akan ngalah cuma karena lo cewek."

"Lo juga semangat ya! Gak usah sedih kalo kalah." Balas Fanya sebelum menurunkan kaca helmnya karena hitung mundur menuju lampu hijau tinggal 10 detik lagi. Ia pun bersiap untuk langsung gas pol setelah belokan nanti.

"Ayo Fanya, lo gak boleh kalah!" Fanya menyemangati dirinya sendiri.

3...2...1...hijau!

Tanpa ba bi bu, Fanya dan Aldi langsung menjalankan motornya masing-masing. Awalnya, Aldi berada di depan Fanya karena ia belok dengan cepat. Namun, ada mobil yang tiba-tiba nyelonong di depannya sehingga ia harus memelankan motornya. Situasi ini pun dimanfaatkan Fanya untuk mempercepat laju motornya. Sayang, sebelum rel kereta api, Aldi kembali menyusulnya dengan sangat cepat.

Kampret, cepet banget tuh orang, batin Fanya dalam hati.

Alhasil, Aldi berhenti duluan di depan salah satu toko setelah rel kereta api. Ia menang!

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang