12 - Balik

151 55 110
                                    

"Langsung pulang, nih?" Tanya Aldi selagi mereka berjalan menuju parkiran motor.

"Emang mau kemana?" Fanya yang sedang mengecek hp nya balik bertanya. Ia mengabaikan tulisan yang tertera di hp nya "2 missed call from mama".

"Gak tau."

"Aneh lo."

Setelah sampai motor, Aldi pun memakai jaket dan helmnya. Setelah itu, ia memundurkan motornya bersamaan dengen Fanya yang baru memakai helm dan segera naik ke atas motor. Mereka pun keluar dan menemukan jalanan yang lumayan padat.

"Fan." Panggil Aldi dari balik helm.

"Apa?" Fanya yang sedang bengong menjawab Aldi.

"Lo bisa bela diri?" Aldi melanjutkan percakapan mereka yang tadi belum sempat dilanjutkan.

"Dikit." Fanya memajukan mukanya agar dapat mendengar Aldi dengan lebih jelas.

"Lo taekwondo atau apa?" Aldi bertanya lagi. Mumpung macet, ia bisa semakin lama berduaan dengan Fanya kan?

"Muay Thai."

"Oh, sekarang masih?"

"Udah enggak."

"Kenapa?"

"Banyak tanya ya lo?" Fanya yang merasa seperti sedang diwawancara pun bertanya kepada Aldi.

"Emang gak boleh?" Aldi bertanya balik lalu membuka kaca helmnya.

"Gak."

"Lo tuh emang orangnya irit ngomong ya?" Aldi yang gemas dengan jawaban Fanya yang pendek pun bertanya.

"Enggak, gue cuma gak mau orang tau apa yang seharusnya mereka gak tau."

"Jadi, lo sebenernya banyak omong?" Aldi terus bertanya kepada Fanya.

"Tergantung, gue ngomong nya sama siapa."

Setelah Fanya menjawab, lampu hijau pun menyala dan Aldi segera menjalankan motornya. Setelah 15 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah Fanya.

"Gue masuk ya! Makasih, Di." Ucap Fanya selagi melepas helm nya.

"Fan, besok berangkat bareng yuk?" Ajak Aldi yang membuat Fanya menghentikan langkahnya.

"Gak usah, makasih." Tolak Fanya.

"Lo udah ada yang nganter?" Tanya Aldi. Sekalian kepo, siapa tahu Fanya sudah punya pacar kan? Karena kemarin ketika ia bertanya kepada Revan apakah Fanya sudah ada yang punya, Revan menjawab bahwa ia tidak tahu.

"Udah."

"Siapa?" Jawaban Fanya membuat Aldi penasaran.

"Gojek."

Tadinya Fanya akan naik motor sendiri, tetapi mengingat beberapa hari ke depan mamanya masih ada di rumah, ia mengurungkan niatnya karena sang mama pasti melarangnya.

"Oh, kirain siapa. Daripada lo buang-buang uang, mending bareng gue aja, gratis!" Aldi masih berusaha mengajak Fanya.

Iya sih, lumayan hemat 15 ribu, batin Fanya.

"Gue gak suka nyusahin orang. Udah ya, gue masuk." Fanya tetap pada pendiriannya. Ia pun berjalan memasuki rumahnya.

Semakin lo nolak gue, semakin gue penasaran sama lo, batin Aldi.

Aldi selau dibuat geregetan oleh Fanya yang hampir selalu menolaknya. Sejak awal Aldi pindah sekolah, sudah ada beberapa cewek yang meminta untuk diantar pulang, tetapi Aldi selalu menolak. Nah, Fanya yang ditawarkan olehnya malah tidak mau? Luar biasa!

Daripada bingung menghadapi kelakuan Fanya, Aldi pun memutuskan untuk pulang.

"Dari mana lo?" Tanya Tristan yang sedang menonton TV di ruang tengah.

"Main." Aldi duduk di sebelah adiknya setelah selesai mengunci pintu.

"Gak bawain gue apa-apa, nih?"

"Mau apaan, lo? Cewek?" Aldi bertanya lalu mencomot chiki yang sedang dipegang Tristan.

"Yee, kalo itu mah buat lo aja! Gue udah punya." Tristan menyombongkan dirinya.

"Anjir emang lo, dek! Belom sampe 2 minggu kita disini, lo udah punya pacar aja!" Aldi menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya dengan kelakuan adiknya.

"Emang lo, 17 tahun ga punya pacar!"

"Sembarangan lo ya, gue masih 16 woy!" Ujar Aldi lalu menoyor kepala adiknya.

"Gak usah noyor kali, bang! Lagian bulan depan juga lo 17!" Tristan menonjok perut Aldi.

"Bogeman lo kaya cewek." Ledek Aldi setelah merasakan tonjokan adiknya yang pelan.

"Ajarin gue makanya!"

"Males banget! Dah ah, gue kamar ya!" Ujar Aldi lalu meninggalkan Tristan.

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang