44 - Taruhan

32 7 14
                                    

"Al, naik sepeda tandem, yok?" Setelah makan, Fanya mengutarakan keinginannya untuk mencoba salah satu mainan yang ada di alun-alun kidul kota Yogyakarta. Yap, sepeda tandem dengan lampu-lampu yang menghiasinya.

Walaupun mager, Aldi tidak menolak ajakan Fanya, "Boleh."

Mereka pun memilih sepeda yang diinginkan. Setelah itu, mereka mengitari alun-alun sambil menikmati suasana Jogja yang ramai di malam hari.

Flashback off

"Tu bocah kenapa dah?" Dio yang melihat Aldi senyum-senyum sendiri bertanya kepada Revan dan Vito. Sekarang, mereka lagi berkumpul untuk menunggu waktu balapan dimulai.

"Woy, Al, lo kemaren habis jalan sama Fanya, kan? Ngaku lo!" Vito menyenggol Aldi.

Mendengar tebakan Vito yang benar, Aldi pun membalas, "Itu lo tau."

"Pantes aja kemaren bilangnya kita-kita gak perlu dateng, ngapain aja lo?" Tanya Revan kepo.

"Ngajarin dia nyetir." Balas Aldi singkat.

"Perasaan si Fanya udah bisa nyetir?"

"Emang bisa, cuma kurang lancar aja."

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba datanglah Aldric, yang tumben sekali, sendirian, "Fanya siapa?"

"Temen gue, kenapa?" Aldi balas bertanya. Aldric ini datang tak diundang tapi langsung ikut nimbrung!

"Selo aja kali, gue cuma nanya." Aldric memutar-mutar kunci motor di jarinya, "Berani taruhan gak?"

Tak menyebutkan nama, Dio pun menyahut, "Berani!"

"Gue ngomong sama Aldi. Lo gak usah ikut campur!" Ucap Aldrick dengan nada menyebalkan.

"Kenapa? Lo ada masalah sama gue?" Aldi mendekati Aldric.

"Gak usah banyak omong! Lo terima atau enggak?"

Ini orang kayaknya gak suka banget sama gue, batin Aldi dalam hati.

Ingin tahu apa kemauan Aldric, Aldi balas bertanya, "Taruhannya apa?"

"Kalo gue kalah, lo bebas minta apa pun dari gue. Tapi kalo gue menang, lo harus bantuin gue deketin cewek lo."

"Gue gak punya cewek."

"Fanya."

"Fanya bukan cewek gue."

Atau lebih tepatnya, belum jadi cewek gue, batin Aldi dalam hati.

"Oh ya? Terus ngapain lo gombalin dia pake kata-kata basi sok romantis di instagram?"

Sontak saja, Aldi dibuat kaget oleh pertanyaan Aldric. Jadi, Aldric kenal dengan Fanya? Lalu, kenapa ia perlu bantuannya untuk mendekati Fanya?

"Gue gak mau dia jadi bahan taruhan." Aldi menolak permintaan Aldric. Lagian, kalau Aldi menang, Aldi juga tidak tahu mau meminta apa dari Aldric.

"Bilang aja lo takut, dasar pengecut!" Aldric tersenyum meremehkan.

"Terserah! Gue gak peduli sama opini lo tentang gue. Lo bukan orang penting buat gue."

Setelah mengatakan itu, Aldi meninggalkan Aldric lalu bersiap untuk balapan yang 5 menit lagi akan segera dimulai.

"Argh!" Aldric kesal sendiri. Ia tak menyangka di dunia ini ada cowok cuek seperti Aldi yang tidak marah apabila dirinya dihina pengecut. Gagal sudah rencananya untuk mendekati Fanya!

Tak jauh dari Aldric, Aldi bersender di motornya sambil memikirkan ucapan Aldric.

"Lo semua tau gak Fanya sama Aldric ada hubungan apa?" Tanya Aldi kepada ketiga temannya.

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang