14 - Feno

154 55 133
                                    

"Cowok lo tuh, Yol!" Ujar Laras ketika mereka sedang berada di kantin untuk istirahat kedua.

"Mana?" Yola mengikuti arah lirikan mata Laras.

"Yang lagi duduk sama cewek noh!" Laras melanjutkan ucapannya.

"Eh eh, kayaknya dia mau kesini deh!" Ucap Rania yang menyadari arah jalan Feno yang sedang merangkul seorang cewek beserta 2 teman cowok yang berjalan dibelakangnya.

"Yola, sori yang tadi pagi, gue lupa." Kata Feno santai.

"Iya, gak papa." Balas Yola sambil tersenyum.

"Sip."

Feno lalu berjalan meninggalkan meja ke empat cewek tersebut.

"Lah, lo gak nanya itu dia ngerangkul siapa?"

"Paling juga temennya." Yola menjawab pertanyaan Rania.

"Terus, lo maafin dia gitu aja? Lo gak marah gitu?" Tanya Laras yang heran dengan sikap Yola.

"Namanya juga orang lupa." Balas Yola sambil lanjut memakan mie ayamnya.

"Paling juga dia boong."

"Lo apaan sih, Fan? Gak usah sok tau deh!" Yola menaikkan suaranya yang menandakan bahwa ia emosi. Ia tidak terima Fanya menuduh pacarnya yang tidak-tidak.

"Nge gas lo, Yol!" Ujar Rania.

"Btw, lo belom nyeritain loh gimana lo bisa pacaran sama Kak Feno!"

"Iya ya? Pengen banget nih gue ceritain?" Tanya Yola sengaja membuat teman-temannya penasaran.

"Iya, cepet!"

"Jadi, sekitar seminggu sebelum masuk sekolah dia tiba-tiba chat gue. Dia nanya-nanya tentang gue terus 3 hari setelah itu, dia ngajak jalan. Nah, pas kita jalan, dia nembak gue. Dia bilang kalo dia udah lama suka sama gue. Otomatis gue terima dong soalnya kalian juga tau kan kalo gue udah dari kelas 10 suka sama dia. Saking dia gak percaya kalo dia gue terima, dia nyalain voice recorder dan nembak gue ulang. So, mulai hari itu deh kita pacaran." Yola menjelaskan panjang lebar sambil senyum-senyum sendiri.

"Oh, gitu."

Mendengar komentar ketiga temannya yang tidak antusias, Yola pun protes.

"Udah? Respons kalian gitu doang?"

"Lo mau nya gue nyelametin lo sambil kayang, gitu?" Tanya Fanya sembari meminum es jeruk nya.

"Lo kayaknya sewot banget, ya?" Yola bertanya balik dengan nada sinis.

Entahlah, menurut Fanya cerita Yola sangat konyol. Bagaimana bisa Feno menyukai Yola? Feno saja setiap bulan menggandeng cewek yang berbeda! Yola juga, baru di chat dan diajak jalan sekali saja langsung menerima cowok itu? Yang benar saja!

"Kalian berantem aja sana!" Seru Laras mendukung ke dua temannya.

"Dah lah, balik yuk!" Ajak Rania lalu berdiri dari duduknya. Mereka pun segera menuju kelas untuk mengikuti pelajaran.

♡♡♡

"Kenapa pada diem-dieman, sih?" Dio yang menyadari bahwa dua cewek di depan nya daritadi sibuk dengan hp masing-masing pun menegur. Ini sudah mau jam pulang dan mereka bahkan belum saling berbicara.

"Tanya aja sama Fanya!" Yola lalu segera meninggalkan kelas ketika bel pulang berbunyi.

"Kenapa, Fan?" Tanya Revan yang hanya dibalas gedikan bahu oleh Fanya yang sedang berjalan keluar kelas.

"Udah lah, mereka yang berantem kok kita yang ribet! Cus cabut!" Ajak Dio setelah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Revan ada di kelas, gak?" Aldi manghalangi jalan Fanya ketika mereka berpapasan di lorong sekolah.

"Ada." Jawab Fanya datar.

"Lo mau kemana?"

"Pulang lah."

"Pulang atau pulang?"

"Bawel lo! Awas ah, gue mau lewat!" Fanya mendorong Aldi yang menutupi jalannya. Ia pun segera keluar dari sekolah karena mamanya sudah menjemputnya.

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang