35 - Permintaan Tristan

71 14 39
                                    

Pukul sebelas siang, Aldi dan Fanya sudah sampai di rumah Aldi. Ketika masuk ke dalam, Fanya langsung disambut oleh Tristan.

"Wih, cewek lo kesini lagi, bang?" Tanya Tristan yang baru 2 kali bertemu Fanya.

"Bukan cewe gue." Jawab Aldi datar.

"Terus apa dong?"

"Fans, katanya pengen kenalan sama keluarga calon pacarnya."

Plak!

Fanya menabok lengan Aldi kencang setelah mendengar omongannya. Aldi ini ngawur sekali!

"Aduh, lo tuh pendek tapi kalo nabok kenceng ya." Aldi memegang lengannya.

"Ngomong yang bener!" Fanya memelototi Aldi, "Berani ngatain gue lagi, gue tabok nih!"

Fanya kembali mengangkat tangannya. Namun, Aldi dengan cepat menahannya agar Fanya tidak kembali menaboknya, "Lo gemesin ya kalo lagi marah."

"ANJAYY!" Tristan yang baru mengambilkan Fanya minum heboh sendiri mendengar sang kakak yang sepertinya sedang pdkt.

"Apaan sih? Lepas ah!" Fanya menghempaskan tangan Aldi dengan mudah karena Aldi tidak memegangnya erat.

"Minum dulu, kak." Tristan duduk di sebelah kanan Fanya dan mempersilahkan Fanya minum.

"Gak usah repot-repot loh! Makasih ya!" Fanya tersenyum kepada Tristan.

"Sip, santai aja." Tristan balas tersenyum.

"Giliran sama adek gue aja manis banget! Pake bilang 'gak usah repot-repot loh'." Aldi mengikuti gaya bicara Fanya dengan nada yang menyebalkan.

Daripada Fanya naik darah meladeni Aldi, ia mengajak Tristan ngobrol, "Eh iya, kemaren nama lo siapa ya?"

"Panggil Tristan aja, kak! Tapi kalo kakak mau manggil sayang juga gapapa." Tristan sengaja menjahili Fanya untuk melihat reaksi Aldi.

"Sayang pala lo peyang!" Aldi menoyor kepada adiknya. Bisa-bisanya adek sendiri menggoda gebetannya!

"Lo kelas berapa?" Fanya kembali bertanya.

"Kelas 9, kak."

"Manggil nya gak usah pake kak, ya? Gue berasa tua banget!"

"Oke, Fanya."

"Gak ah! Pake 'kak' aja! Emang lo temennya dia apa?" Aldi ikutan sewot.

"Nyamber aja sih lo kayak geledek!" Fanya menatap Aldi malas.

"Tuh, Fan, liat deh, abang gue tuh sukanya marah-marah. Udah jelek, galak lagi! Mending lo hati-hati, deh, jangan mau diajak temenan sama dia!" Tristan menahan tawanya melihat muka Aldi yang dongkol karena ucapannya.

"Coba ulangin tadi ngomong apa?" Aldi bertanya dengan nada halus sambil menunjukkan kepalan tangannya. Ia ingin sekali menonjok adeknya tapi ia tidak mungkin melakukannya di depan Fanya.

"Maksud gue, daripada temenan mending kalian pacaran aja, hehe." Tristan mengulurkan lidahnya kepada Aldi.

Ingin melihat balasan Aldi, Fanya menengok ke sebelah kirinya. Ia melihat tangan Aldi yang terkepal, "Tangan lo kenapa? Mau nonjok gue?"

"Anjir, enggak lah, Fan!" Aldi langsung membantah ucapan Fanya, ya kali bro!

"Hahahah!" Tristan tertawa kencang.

Could you find a way to let me down slowly?
A little sympathy, I hope you can show me

Selagi asik mengobrol, hp Aldi berbunyi tanda telepon masuk. Tak pakai lama, Aldi segera mengambil hp dari saku celananya.

"Halo?"

"....."

"Ini di rumah kok, ma."

"....."

"Oh iya lupa. Bentar ya, aku bukain dulu."

Tiit!

"Dek, mama dateng tuh, bukain sana!" Aldi menyuruh adeknya.

"Lah, orang tadi gerbang gak gue gembok!" Jawab Tristan bingung.

"Gue yang gembok, lupa, udah sana bukain!"

"Gak ah, orang gue tadi gak ngunci!"

Daripada menunggu adeknya yang ogah-ogahan dan akhirnya membuat mama dan papanya menunggu terlalu lama, Aldi akhirnya bergerak sendiri, " Fan, tunggu sini bentar ya."

"Iya." Jawab Fanya cepat.

Sementara Aldi keluar, Tristan menarik tangan Fanya untuk mengintip lewat jendela, "Fan, lo harus liat, abang gue tuh baik banget sama nyokap bokap!"

Fanya yang otomatis ikut mengintip juga menyetujui omongan Tristan. Ia bisa melihat bahwa Aldi langsung salam kepada kedua orang tua nya begitu mereka turun dari mobil. Ia juga mencegah ibu nya agar tidak membawa belanjaan yang berat walaupun hanya ke dalam rumah.

"Yah, walaupun dia rada galak sih sama gue. Tapi dia gak pernah bener-bener nonjok gue atau bentak-bentak gue. Padahal gue cowok, digituin mah oke oke aja."" Tristan melanjutkan omongannya.

Sedangkan Fanya, ia dibuat bingung oleh ucapan Tristan, "Maksud lo ngomong kayak gini sama gue apa?"

"Hehe, lo orangnya to the point ya, Fan? Lo cewek pertama loh yang diajak Aldi kesini. Yah, sama Kak Saskia, sih, tapi dia dibolehin kesini karena dia sepupunya Kak Revan."

"Jadi, intinya?"

Setelah menghela nafas dan mencari kalimat yang pas, Tristan akhirnya mengungkap maksud ucapannya, "Gue bisa liat kalo Kak Aldi suka sama lo, apa mungkin lo bisa coba buka hati lo buat dia?"

Seketika itu juga, Fanya dibuat kaget oleh permintaan Tristan. Untung saja, ia tidak perlu menjawabnya karena Aldi keburu datang dan menyampirkan tangannya di bahu Tristan.

"Ngaku lo, dek! Lo pasti ngomong yang enggak-enggak kan soal gue?"

FALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang