20

2.9K 396 4
                                    

Sat, feb 15
Cloudy 26°

-

kaina akhirnya menjenguk ayah dirumah, kaina pulang karna yera bilang ayahnya yang pengen ketemu kaina

"kakk?"

"dek, kakak dikamar ayah"

kaina langsung berjalan kekamar ayahnya, tidak ada rasa takut sama sekali, karna kaina pikir ayah nya yang menyuruhnya datang dan ingin bertemu, jadi kaina tidak mungkin diusir

"kaina.." panggil ayahnya, yang sedang terbaring dikasur

"ayah udah sehat?" kaina menghampiri sang ayah yang tekulai lemas, dan duduk disamping ranjang

"udah ko, kamu apakabar? ayah kangen.." rasa nya kaina ingin menangis menjerit dan meminta ampun pada tuhan karna telah berpikiran yang tidak tidak tentang ayahnya, kaina merasa sedih, disaat kaina sangat membenci ayahnya, tapi sang ayah malah merindukannya

mata kaina mulai berkaca kaca, tapi kaina masih sanggup membendung air mata itu

"kaina..,juga kangen ayah"

"sini peluk ayah"

kaina dan ayahnya pun berpelukan, untuk yang entah setelah berapa lama mereka berpelukan lagi, rasanya kaina benar benar rindu pada sang ayah, semua yang ayahnya telah perbuat padanya seakan sirna dimemori nya, ayah nya yang selalu berlaku dan berkata kasar seolah hanya fana dan tak pernah terjadi, seolah hanya mimpi buruk yang menghampiri kaina dimalam pertengahan

kali ini kaina tidak bisa untuk membendung airmatanya, airmatanya jatuh seakan memberitahu pada dunia betapa kaina rindu pelukan ini, kaina bukan tipe orang yang sangat keras, namun sangat lembut, yang membuktikan bahwa kaina se sensitif itu, yera hanya bisa ikut terharu menyaksikan adik dan ayah nya seperti ini, dan yera harap ayah nya benar benar akan tobat dan tidak berlaku seperti sebelumnya pada kaina

"kai, maafin ayah, ayah selalu kasar sama kamu, ayah cuma pengen yang terbaik buat kamu menurut ayah, tapi ayah gak sampe mikirin kamu bisa atau enggak nya, ayah terkesan maksa kamu untuk menjadi seperti apa yang ayah mau, ayah minta maaf, ayah minta maaf, ayah minta maaf"

kaina mengusap punggung lebar ayahnya itu "ayah udah, kaina udah maafin, ayah jangan sakit sakit, kaina sedih..maaf kaina juga suka kasar sama ayah, maafin kaina kemarin gak jenguk dirumah sakit dan baru dateng sekarang, kaina belum siap ketemu ayah, kaina malu sama diri kaina sendiri udah jadi anak yang gak baik buat ayah"

"enggak sayang..enggak, ayah yang harusnya minta maaf, ayah janji gak akan marahin kamu, nyakitin kamu, kamu mau kan pulang?"

kaina melepaskan pelukannya

"nanti kaina pikirinn, tapi secepat mungkin kaina pulang"

"kamu gimana diluar? kamu tinggal sama siapa? kamu punya pekerjaan? kamu baik kan? sehat kan? makan gak lupa kan?"

"ayaahhh, kaina udah gede, kaina bisa urus diri kaina, ayah tenang aja, ayah yang harus nya sehat sehat, jangan lupa makan, kaina gakmau denger ayah masuk rumah sakit atau sekedar jatuh sakit lagi"

"ibu datang"

kaina bingung dengan maksud perkataan ayahnya itu, ibu datang?

"maksudnya?"

"ibu datang kemimpi aya sewaktu ayah kritis, ibu bilang ibu kecewa sama ayah karna sering berlaku kasar dan nyakitin kamu, ibu juga bilang kamu baik diluar sana, ada yang jagain kamu, begitu pun ibu selalu jagain kamu"

tangis kaina semakin menjadi disaat ayahnya menyinggung sang ibu, seorang ibu yang ia rindukan, datang dan memberitahu ayahnya saat keadaan kritis bahwa dirinya benar benar baik diluar sana, kaina memang selalu yakin bahwa sang ibu akan selalu menjaga nya dimana pun dan dalam situasi apapun

°celcius, huang renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang