1k for celcius°
Thankyouuu💚
Fri, feb 21
Cloudy 24°-
"morning bro" sapa jeno lalu duduk disofa kamar renjun
"udah siang, bukan morning lagi"
"ya maap, abis dingin banget disini gak kaya di china"
"padahal deket, padahal sama aja"
"sewot aja si lu, kenapa gak ngantor?"
"ntar jam 9an, gimana perkembangan penyelidikan lu jen?"
"masih susah, kita baru mau nyelidikin si peretasnya, lagi gak dikorea"
"dalang dari ini, siapa?"
"Han Jinu, kan gua udah kasih ke elu semua datanya"
"itu beneran ayahnya kaina?"
"iya benerr, duh lu gak percaya banget sama gua, lu kenal gua berapa lama sih? 2 jam?"
jeno menunjukan salah satu foto keluarga, dimana ada ibu, ayah, kakak dan adik, semua lengkap
"ini foto lama, sebelum istrinya meninggal karna kecelakaan mobil, setau gua gitu" renjun memperhatikan foto tersebut baik baik, seperti mengenali wajah sang ibu yang ada difoto tersebut
"kenapa? familiar?" tanya jeno, renjun langsung memberikan ponsel jeno pada sang pemilik
"enggak, gaktau, kirim ke gua jen"
"oke"
"gua siap siap dulu" ucap renjun yang langsung bergegas pergi dari tempat tidurnya
"katanya pergi jam 9? Ini masih jam 8 jun"
"ada urusan"
"yeuu anjir, mau ngajak mabar gua padahal"
"kak winwin aja, bangunin sekalian tuh bangke, suruh cari jodoh biar gak jadi perjaka tua"
"mentang mentang punya gebetan, mana belom dikenalin ke gua"
"iya ntar kapan kapan gua kenalin, takut lu naksir, cantik soalnya"
"ya gakpapa kali, berbagi"
"pala lu berbagi" renjun melempar hoodie yang tadi ia kenakan ke arah jeno, jeno cuma senyum senyum ganteng sambil masih goleran dikasur renjun
"gua pergi ya jen, kalo ada info lagi kabarin gua"
"yoi bro, tiati"
renjun bergegas ke garasi, mengambil kunci mobil dan langsung memasuki mobilnya, hari ini renjun sedang ingin mengemudi sendiri, renjun pergi kepemakaman, berharap menemukan sedikit titik terang akan kegelisahannya