Mon, feb 3
Thunderstorm 21°-
"kantor macam apa ini ra?! enak gini?!"
"perusahaan ini baru didekor ulang kata hrd nya kemarin, sama direktur nya yang baru"
"siapa?"
"kaga tauu belum pernah ketemu, baru sama hrd nya aja"
"kirain dah tau"
"eh aku harus keruangan hrd nih ditungguin, kamu keliling aja, kalo udah beres kita ketemu dilobby"
"yahh, okedeh"
kaina dan allera berpisah, kaina jalan jalan sendiri menyusuri kantor properti ini dengan mulut yang gak bisa ditutup, uh malu maluin sebenernya, cuman ya kaina namanya juga, apa peduli dia sama komen negatif orang ke dia?
"misi mba, cari siapa?" tanya seorang laki laki jangkung dibelakang kaina, kaina nengok
"eh, enggak, gak cari siapa siapa, lagi liat liat gedung aja"
"karyawan baru? karyawan magang? Namanya siapa?"
"oh enggak juga, cuman nemenin temen aja, dia keterima disini, daripada gabut di kostan jadi ikut aja, btw aku kaina"
"oh mba kaina, saya Hwang Si Cheng, panggil aja winwin"
"jangan pake mba deh, kaina aja, siapa tadi panggilannya? winwin?"
"iyaa na"
"menang menang?" winwin cuma ketawa ganteng, malu malu gitu
"panggil kai aja win, jangan na, kesannya kek ke anak gak sih? hhh""ah, sorry, kai oke kai"
"kerja disini?"
"ohh enggak, jalan jalan aja bosen dirumah"
"ini bukan mall astaga"
"kebetulan dipanggil adek buat bantuin dia ngatur schedule"
"adek nya kerja disini? bagian apa?"
"Direktur Utama"
bisa dipastikan kaina saat ini sedang menganga kaget
"kenapa? kok kaget?"
"bentar..kelahiran berapa emang? punya adek dah kerja?"
"97"
"astagaa kakk, maaf aku gak sopan banget manggil nama langsung"
"gakpapaa, emang kamu kelahiran berapa?"
"aku 00, yaampun kak maaf banget"
"sama kaya adek aku, adek aku juga 00"
"hah?! 00 tapi udah jadi direktur? becanda kali kak"
"ya emang harusnya bukan dia, tapi aku, aku gakmau, jadi harus dia yang gantiin ayah"
"bentar deh, berarti kak winwin ini anak yang punya perusahaan ini?" dijawab anggukan sama winwin
"astaga.."
"kamu kenapa sih kai? lucu banget, udah lah mending ke kantin aja, udah sarapan?"
"belum sih, tapi gak bawa dompet"
"yaudah ayo ke kantin"
"gak bawa dompet kakk, masih aja diajakin"
"ada aku, udah ayo temenin"
tangan kaina ditarik winwin, gak digandeng sih, cuma pergelangan tangannya aja yang dipegang tapi cukup buat geger karyawan yang liat, samar samar kaina denger mereka ngira kaina pacar winwin dan sebagian pada iri dan gak suka liat kaina sama winwin
bisa disimpulkan, winwin ini cukup terkenal diperusahaan, ya walaupun gak kerja disini, sebagian tau kalo winwin adalah anak sulung keluarga Hwang yang pegang saham terbesar diperusahaan Hwang Corp.
"mau makan apa?"
"duh, gak usah deh kak, nanti makan di kost an aja sama temen"
"udah disini, tanggung, atau mau pesen sama aja? aku mau pesen sup rumput laut sama udang asam manis, suka?"
"duh jadi gak enak, tapi boleh deh kalo maksa..hehehe"
"dasarr kainaa kainaa, yaudah tunggu sini"
winwin jalan ke tempat pemesanan makann, kaina tuh bingung deh, dia yang sebobrok ini tapi selalu ditemuin sama orang orang super baik kaya allera dan winwin ini, padahal kenal winwin sehari aja belum udah ditraktir makan, emang ya vibes nya anak orang berada yang baik tuh beda banget, tapi kaina jadi kepikiran
kakak nya sebaik ini, adek nya baik juga gak ya? apa malah sebaliknya? ah sial, kaina jadi penasaran, mana seumuran kan sama kaina?
gila, umur baru 20 udah jadi direktur, beruntung banget istrinya nanti
"bengong terus, ngopi dulu nih" winwin balik ke meja dimana kaina duduk sambil bawa 2 hot cappuccino, yang satu untuk dia dan satu lagi untuk kaina
"makasih kak"
"kamu orang mana?"
"asli sini kok"
"kenapa ngekost?"
"diusir ayah"
"hah?! gimana maksudnya? kok bisa diusir?"
"yaa diusir, ya gitu panjang aja ceritanya hhhh"
"kamu kerja? kuliah?"
"gak dua dua nya"
"terus kamu kalo makan gitu gimana? bayar kost"
"makan sih ada ditemen, maksudnya dia ada bahan aku yang masak, itung itung imbalannya makanan yang aku masakin buat dia juga, soal kost, aku numpang di kost an temen aku yang kerja disini"
"nah pas banget kalo gitu"
"pas gimana kak?"
"kamu mau kerja gak?"
"mau sih.. kalo bisa dan ada yang mau nerima aku dengan aku lulusan SMA gini"
"jadi sekretaris adek aku aja mau gak"
-
duh koh, udah tau lagi menghindari, malah ditawari