ONE

5K 282 31
                                    

Elena membaca formulir perceraiannya kembali dengan suaminya, Adin. Formulir yang sudah disiapkan dari minggu kemaren. Tapi belum diserahkan kepada suaminya itu. Lembar demi lembar Elena baca kembali tetang alasan perceraiannya itu dengan Adin.

Bukan baru-baru ini sebenarnya masalah dalam rumah tangga Elena muncul. Tepatnya enam tahun yang lalu tahun yang lalu, pertama kalinya Elena tau hubungan gelap Adin dengan mantan pacarnya pas masih SMA. Dan untuk pertama kalinya juga Adin yang awalnya sangat menyayangi Elena menjadi acuh. Dia nggak pernah lagi pulang di bawah jam 9 malam. Bahkah berita bahagia atas kehamilan Elena pun terpaksa dia pendam sendiri. Sampai Adin melihat testpack yang ada di kamar mandi. Tapi nyatanya Adin nggak pernah mau menuruti keinginan Elena saat ngidam, menurutnya itu sangat merepotkan. Semua keinginannya selalu Elena bebankan kepada Afit, adik satu-satunya Adin yang waktu itu masih kuliah.

Pintu apartemen terdengar ketika seseorang membukanya. Elena segera memasukkan berkas itu ke dalam map coklat dan menyimpannya ke dalam laci meja riasnya. Nggak begitu lama suaminya masuk ke dalam kamar. Elena segera keluar untuk menyiapkan secangkir kopi untuk suaminya yang baru saja pulang.

Meskipun hubungannya tidaklah baik, tapi Elena tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya sebagai seorang istri. Dia tetaplah Elena seperti delapan tahun yang lalu saat dirinya resmi menjadi istri dari Adin. Selalu penurut dan tidak akan lalai dalam tugasnya menjadi seorang istri.

"Shila udah tidur?" tanya Adin tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah di bacanya. Saat ini dia sedang membaca buku di ruang kerjanya.

Tidak seperti orang kebanyakan, Adin sangat menghargai waktunya. Dia selalu saja mengoptimalkan waktunya untuk bekerja. Setelah selesai mandi, dia langsung pergi ke ruang kerjanya sekedar untuk membaca buku atau mengerjakan pekerjaannya yang menurutnya harus selesai dengan cepat.

"Udah dari tadi." jawab Elena sedikit ketus. Dia masih kesal karena tadi pagi Shila minta Adin buat beli mainan tapi Adin malah cuma kasih uang ke Elena, berakhirlah dengan Shila yang ngedrama karena udah Elena janjiin mau beli mainan batrng Adin.

Dan perasaannya sangat kesal pas lihat Adin saat ini. Ingin sekali dia marah tapi itu hanya akan membuat perasaannya semakin memburuk setiap kali berdebat dengan Adin. Adin selalu saja bertanya tentang anaknya itu, tetapi dia sama sekali tidak pernah meluangkan waktunya hanya untuk bermain dengan Shila, bahkan saat hari sabtu dan minggu dia tetap sibuk dengan bukunya di ruang kerja.

"Kenapa kamu? Marah?" masih dengan tatapan yang tak lepas dari buku, Adin menyadari perubahan nada bicara Elena.

"Engga."

"Dengan nada bicara kamu yang seperti itu kamu kira aku nggak tau kalau kamu marah? Kamu tuh selalu nyari perhatian."

Elena menghentikan langkahnya dan mengurungkan niatnya, tangannya terhenti untuk membuka daun pintu. Matanya terpejam dengan menghembuskan nafas beratnya.

"Kamu nggak usah peduli kalau gitu." jawabnya lebih ketus dari sebelumnya.

"Terakhir kalinya aku ngomong gini sama kamu, berhenti kerja jadi pelayan mall kalau kamu masih mau hubungan kita diperbaiki. Aku nggak mau kalau orang-orang tau kamu kerja sebagai pelayan."

Mendengar perintah suaminya itu, Elena membalikkan badannya dan menatap Adin yang masih sibuk dengan bukunya dengan tatapan nanar.

Selalu saja mengungkit masalah pekerjaannya. Bahkan ketika mereka berbicara, Adin tidak akan luput untuk membicarakan masalah pekerjaan Elena. Setiap ada kesempatan mereka berbicara, selalu saja membahas soal pekerjaan Elena yang ujung-ujungnya membuat hubungan mereka semakin memburuk.

Dulu saat Elena masih kerja di salah satu bank milik pemerintah yang ada di Jakarta, Adin memintanya untuk resign. Padahal waktu itu Elena bisa saja mendapat promosi karena berhasil mendapatkan nasabah melebihi target bulanannya. Setelah pengabdiannya selama 4 tahun, Elena terpaksa resign karena paksaan Adin. Alasannya sangat childish, hanya karena kepala cabang yang baru adalah Steve, mantan pacar Elena pas kuliah.

OCCASION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang