Six

1.3K 185 10
                                    

Setelah Elena menerima surat cerainya tadi malam, dia akhirnya memberanikan diri untuk menemui Maya. Elena kira Adin sudah berubah, tapi dia salah, meskipun ingatannya belum kembali tapi sikap manis Adin sama sekali tidak mengubah sifatnya, dia masih sama kaya sebelumnya, dia masih selingkuh di belakang Elena.

"Harusnya kita lebih cepet ketemu, tapi kayanya sekarang udah terlambat." ucap Elena setelah beberapa menit mereka hanya saling tatap. Tanpa ada yang mau membuka obrolan.

"Lo-"

"Adin..." potong Maya, "Biarin dia bahagia."

Deg! Elena merasa tertampar.

Biarin Adin bahagia? Apa selama dia nggak bahagia sama Elena?

Satu kalimat yang membuat Elena benar-benar terpukul. Dia merasa gagal menjadi seorang istri. Apa selama ini Adin selingkuh karena dia nggak bahagia? Apa dia juga terpaksa mempertahankan Elena hanya karena takut nama baiknya tercoreng?

"Dia cuma bahagia sama gue."

"Lo pernah nggak mikir, sekali aja, gimana perasaan lo ketika suami lo diambil orang lain? Lo tau nggak saat apa yang udah lo genggam berusaha melepaskan diri dari genggaman lo dan itu adalah hal yang paling berharga di hidup lo?" Maya tersenyum kecut. "Lo harusnya tau diri, tau di mana posisi lo sekarang. Di umur lo yang sekarang harusnya lo nggak main-main sama suami orang."

"Gue sama Adin nggak main-main, gue sama dia serius."

"Gue nggak nyangka ada orang sejahat lo, gimana nasib anak gue? Dia masih sangat butuh kasih sayang dari Adin." Elena semakin meninggikan ucapannya.

"Kalo gitu biarin dia ikut Adin sama gue."

"Gue nggak tau lagi mau ngomong apa." Elena menggelengkan kepalanya. "Gue kasihan sama lo, kenapa harus Adin? Kenapa harus orang yang udah beristri?"

"Sebelum ketemu lo, dia udah lebih dulu sama gue. Dan yang harusnya marah di sini gue, bukan lo. Dia yang harusnya nikah sama gue, tapi kenapa jadinya malah sama lo? Kenapa lo harus dateng dan merebut Adin dari gue?" Maya juga tak kalah emosi menghadapi Elena.

"Kalo Adin bahagia sama lo dulu, kenapa dia lebih milih gue?"

Pertanyaan Elena berhasil membuat Maya bungkam. Dia menurunkan pandangannya ke meja. Tidak berniat sama sekali untuk menjawab pertanyaan Elena.

"Gue bisa maafin lo kalo aja lo nggak akan ganggu gue lagi sama Adin. Tapi kalo sekali lagi lo ganggu rumah tangga gue sama Adin. Gue nggak yakin bisa maafin lo."

Setelah itu Elena menyambar tasnya yang ada di kursi sebelah dan meninggalkan Maya dengan emosi yang masih berapi-api. Melihat Maya hanya membuat rasa sakit di hatinya semakin bertambah.

Sesampainya di dalam mobil, Elena berusaha mengatur nafasnya yang memburu karena emosi.

***

Elena melajukan mobilnya menuju rumah mertuanya. Di mana di sana juga ada Shila yang pagi tadi diantar sama Adin. Sesampainya di depan rumah mertuanya itu, Elena melihat mama yang sedang menyirami tanaman. Dia langsung menghambur ke pelukan mamanya.

"Elena, kamu kenapa?" mama yang dikejutkan dengan kedatangan Elena yang langsung menangis dipelukannya itu langsung meletakkan selang yang sedang dipegang dan membalas pelukan Elena.

OCCASION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang