Makin hari sikap Adin semakin aneh. Dia benar-benar berbeda dengan Adin sebelum kecelakaan. Bukannya Elena nggak suka, dia suka, cuma dia takut kalau Adin ingat semuanya sikapnya akan kembali kasar seperti dulu. Dan dia niat Elena untuk menceraikan Adin bakal berubah.
Apa lagi seperti saat ini, saat Adin mengirim pesan kepada Elena untuk mengingatkan Elena agar tidak lupa dengan makan siangnya. Perhatian-perhatian kecil seprti inilah yang sangat diharapkan Elena.
"Ah!"
Hampir saja Elena menjatuhkan ponsel yang sedang dipegangnya. Saking senangnya dia mau membalas pesan dari Adin.
"Maaf nggak sengaja." Elena menengadahkan kepalanya untuk meminta maaf. Ternyata orang yang sama yang waktu itu menanyakan buku padanya.
"Nggak papa, itu pasti pesan penting ya sampe bikin kamu kaya gitu." pria itu lalu tersenyum ke arah Elana, memaklumi kecerobohan Elena.
"Sekali lagi maaf ya Pak, saya nggak sengaja."
Meskipun Elena selalu memanggil dengan sebutan bapak, tapi nyatanya pria itu tidak setua itu. Mungkin umurnya tidak jauh beda dengannya, sekitar pertengahan 30. Badannya yang tegap dan wajahnya yang sangat tampan membuat pria yang sudah hampir kepala empat itu tetap berwibawa dengan gaya fashion yang casual.
"Kamu beneran minta maaf kan?" Elena mengangguk, "kalau gitu bisa tolong bantuin saya?"
***
Saat ini sesuai permintaan pria yang bernama Hakim itu Elena sibuk memilih jaket sport untuk ibunya.
"Ibu bapak umur berapa kalo boleh tau?" tanya Elena untuk memastikan dia tidak salah untuk memilih model jaket yang akan dipilihnya.
"Umurnya sekarang 63."
"Kalo boleh tau kulitnya putih atau coklat?" tanya Elena lagi, meskipun dia awalnya ragu menanyakan ini rapi dia takut nantinya malah jadi nggak cocok.
Tapi Hakim malah tersenyum ramah, "kulitnya putih."
"Kalo gitu mungkin kalo warna ini bakalan cocok." Elena mengambil jaket dengan warna pink cerah tetapi tida terlalu mencolok.
Setelah itu Elena mengantar barang itu ke kasir diikuti Hakim yang mengekori di belakangnya.
"Makasih ya udah mau nemenin." Hakim menerima paper bag yang Elena berikan.
"Itu udah jadi pekerjaan saya pak." Elena tersenyum ramah sambil menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu saya permisi."
***
Hari ini Elena ditugaskan untuk menjaga di Layanan Pelanggan. Selain kepandaian Lena berbicara, dia juga good looking. Jadi dia justru sering ditugaskan di Layanan Pelanggan.
Kecakapannya dalam berbicara membuat nilai plus baginya. Dan dia yang dulunya bekerja di bagian marketing sebuah bank sudah pasti tau bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik.
"Loh bapak?" Elana langsung berdiri begitu melihat Hakim yang tersenyum di hadapannya. "Sudah mengurus return barang yang kemaren Pak?"
Jadi kemaren setelah Elena mengantar Hakim belanja, Hakim juga menanyakan bagaimana cara mereturn barang. Karena beberapa hari yang lalu dia membeli sepatu untuk adiknya tapi ternyata kekecilan. Jadi dia menanyakan bagaimana caranya untuk menukar barang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OCCASION [END]
RomanceTerinspirasi dari drama "The Miracle We Met" dan ditambah bumbu-bumbu tanpa michin. Hope you guys enjoy this story~ Elena : 🐥 Adin : 🐻 17022020 - 01062020