Seventeen

1.2K 188 17
                                    

Satu konflik lagi sebelum cerita ini berakhir. Buat yang nanya alasan Adin selingkuh, semoga terjawab di part ini.

Selamat membaca, jangan lupa tekan bintang!

-------------------------------------------------------------

H

ari ini Elena memutuskan untuk periksa ke dokter. Meskipun hasil tespeknya menunjukkan kalau dia positif hami, tapi rasanya dia masih nggak percaya. Makanya setelah mengantar Shila ke sekolah, Elena berniat ke rumah sakit. Awalnya Adin memaksa untuk mengantarnya, tapi Elena menolak. Kemaren saja Adin sudah nggak masuk beberapa hari. Masa sekarang mau ijin lagi. Mending Elena saja yang ke rumah sakit sendiri.

Karena masih pagi dan antrian belum begitu panjang, Elena nggak memerlukan waktu lama untuk menunggu gilirannya. Mungkin hanya butuh waktu 30 menit sampai dirinya dipanggil.

"Sekali lagi selamat ya bu atas kehamilannya." Ucap dokter Ryan yang telah selesai memeriksa.

"Makasih pak."

Elena tak henti-hetinya tersenyum sepanjang perjalanannya ke tempat parkir. Sesekali dia mengelus perutnya yang masih rata. Dia bahkan sampai meneteskan air matanya saat dokter Ryan bilang ada kehidupan lain di dalam perutnya. Rasanya seperti hamil untuk pertama kalinya. Rasanya bahagia dan nggak nyangka kalau saat ini dia tengah hamil.

"Elena?"

Baru saja Elena keluar dari rumah sakit, langkahnya terhenti karena seseorang memanggilnya. Matanya membulat saat menyadari siapa yang memanggilnya itu.

"Steve?" Elena mengedipkan matanya beberapa kali. Seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Karena terakhir dia tau Steve ini dipindahkan ke Surabaya.

"Apa kabar?" Tanya Steve dengan senyum mengembang. Ada binar di matanya saat menatap Elena.

"Baik, kamu ngapain di sini?"

"Ngobrol bentar mau?" Elena mengangguk untuk mengiyakan.

Mereka memutuskan untuk ngobrol di warung kopi yang ada di depan rumah sakit. Elena benar-benar nggak nyangka bisa ketemu Steve lagi mengingat dia yang asalnya dari Bandung dan bekerja di Surabaya. Tapi dipertemukan lagi di Jakarta.

"Aku denger kamu kerja di Surabaya sekarang." Elena membuka suaranya setelah minuman yang mereka pesan sampai.

"Iya, ini lagi ngambil cuti." Jawabnya yang membuat Elena menganggukkan kepala. "Kamu habis periksa atau nengok kerabat?"

"Periksa kandungan." Jawab Elena dengan senyum yang merekah. Rasanya seneng banget ketika memamerkan calon bayi yang ada di perutnya saat ini.

"Udah mau punya dua anak dan aku masih single aja." Steve terkekeh mengetahui fakta tersebut.

"Kamu tuh terlalu banyak pilih. Padahal banyak yang mau sama kamu." Elena terkekeh mengingat fakta kalau banyak sekali yang mendekati Steve, termasuk teman kuliahnya dulu. Tapi Steve tidak pernah menanggapinya.

"Aku kan maunya cuma sama kamu."

Elena baru saja mau menanggapi ucapan Steve. Tapi sosok yang baru saja masuk membuat tubuhnya menegang. Posisinya yang menghadap ke arah pintu masuk memudahkan Elena untuk melihat siapa saja yang baru saja masuk.

"Udah periksanya?" Adin berdiri di samping Elena. Entah kenapa pertanyaan Adin terdengar sangat menakutkan. Sampai-sampai membuat bulu kuduknya merinding. Dia merasa seperti orang yang baru saja ketahuan selingkuh. Padahal dia sama sekali nggak melakukan kesalahan apapun.

OCCASION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang