"Masukinnya dikit-dikit aja mas sambil diaduk." Elena menginterupsi, saat ini dia tengah berdiri di samping suaminya yang tengah membuat bubur sun untuk anaknya yang baru berusia 7 bulan itu.
Biasanya kalau hari minggu begini, Adin nggak membiarkan Elena mengerjakan semuanya sendirian. Dia akan dengan senang hati membantu Elena yang setiap harinya direpotkan dengan kedua anaknya. Shila juga akhirnya sekolah di sekolahan yang jaraknya lebih dekat dengan rumah mertuanya. Setiap pulang sekolah mertuanya itu yang akan menjemput Shila dan sorenya Adin yang akan menjemput Shila. Begitu terus setiap harinya. Kadang Elena merasa kesepian sebenernya, tapi dia juga nggak mungkin mengurus dua anaknya sekaligus untuk saat ini. Shila meskipun sudah SD kelas 2, tapi keinginannya masih harus selalu dituruti. Dan Elena pasti akan repot jika anak keduanya yang diberi nama Zidan itu sedang rewel. Apa lagi kalau lagi marah Shila pasti cemburu dengan Zidan karena Elena selalu bersama Zidan.
Namanya juga masih bayi, masa iya mau ditinggal. Gimana si Shila ini.
"Mau cium dedek pa." Shila yang baru saja masuk ke dapur langsung menarik baju Adin, minta digendong untuk mencium adiknya itu.
"Aduh berat banget princessnya papa, makin gembul aja pipinya." Adin yang tengah mengaduk bubur langsung terhenti dan menggendong Shila. Dikecupnya pipi gembul Shila dengan gemas.
Elena sedikit mengarahkan Zidan ke arah Shila agar anak sulungnya itu gampang untuk meraih pipi Zidan. Senyum bahagia menghiasi wajah Elena saat melihat kedua anaknya itu. Terlebih saat Shila sedang mencoba berkomunikasi dengan Zidan. Shila akan terlihat manis dan menggemaskan.
Setelah itu Adin menurunkan Shila lagi, dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.
"Mau jus alpukat nggak sayang?" Elena menawari Shila jus, bahkan setiap hari selalu menyediakan jus buah untuk anaknya itu.
Setelah kejadian waktu itu, saat Shila baru seminggu masuk sekolah, pulang-pulang Shila muntah dan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya. Dan pas ditanya ternyata dia jajan di depan sekolahnya. Jajanan yang menggunakan bumbu bubuk dan es serut yang diatasnya menggunakan sirup warna warni. Dan tentu saja menggunakan pemanis buatan. Karena itulah Elena selalu melarang Shila jajan sembarangan. Shila selalu membawa minuman dan cemilan sendiri dari rumah.
"Mau dimasukin botol ma." Shila memberikan botol ke arah Elena.
"Setelah minum jus terus tidur ya?" Elena menerima botol yang Shila sodorkan dan memasukkan jus ke dalam botol tersebut.
Adin yang sudah selesai membuat bubur langsung menyerahkan kepada Elena, setelahnya dia menggendong Shila, "Bobo sama papa, oke princess?"
"Nggak mau, Shila maunya sama mama." Shila menjulurkan lidahnya ke arah Adin dan membuat Shila ketawa.
"Kan mama mau nyuapin dedek dulu, sama papa aja ya?" Elena juga ikut membujuk Shila supaya mau tidur sama Adin.
"Shila maunya sama mama," Shila mengerucutkan bibirnya, mbuat Adin dan Elena saling menatap. Kalau sudah seperti ini biasanya Shila akan marah.
"Ya udah, tapi nunggu dedek makan dulu ya?" Dari pada ngambek, Elena lebih memilih jalan tengah.
"Dedek makannya sama papa aja. Mama temenin Shila tidur." Shila masih kekeh sama pendiriannya.
Susah kalau udah begini, mana mau Shila ngalah. Mau nggak mau ya Adin yang harus mengalah, "Ya udah iya, tapi jangan ngambek." Adin menurunkan tubuh Shila dan mengambil alih Zidan.
Meskipun masih agak kaku, tapi Adin sudah bisa diandalkan. Biasanya Zidan lebih sering sama Adin kalau weekend. Sedangkan Elena mengerjakan pekerjaan rumah. Ini aja Zidan baru digendong Elena karena mau makan. Dari bangun tidur malah Adin melarang Elena mengurus Zidan. Kalau urusan makan sama mandi jelas Elena yang ngurus. Selebihnya Adin yang ngurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
OCCASION [END]
RomanceTerinspirasi dari drama "The Miracle We Met" dan ditambah bumbu-bumbu tanpa michin. Hope you guys enjoy this story~ Elena : 🐥 Adin : 🐻 17022020 - 01062020