#22 - Masa Lalu dan Penyesalan

214 11 0
                                    

Chapter khusus Marryn dan Rayyan :)))


* * *


Flashback

Suasana rumah penampungan ini cukup hangat, meskipun bangunannya sudah tua, bahkan terlihat banyak retakan panjang di dinding dan banyak bekas bocor di plafonnya.

Wanita berperawakan langsing dan berwajah kebaratan itu menaruh tas pakaiannya di atas lantai, di dalam sebuah kamar kecil.

"Mbak bisa tinggal di sini. Memang tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk kami bernaung. Nggak perlu sungkan kalau butuh bantuan ya, Mbak," kata seorang ibu-ibu bertubuh gempal yang mengantarnya ke kamar ini. Wanita itu pun kemudian meninggalkan Marryn di kamar ini seorang diri.

Hingga bulan-bulan berikutnya Marryn masih tinggal di penampungan. Ia pikir, setelah melahirkan nanti anaknya akan ia tinggalkan di sini, sementara ia akan pergi jauh memulai hidup barunya.

"Pagi Mbak Marryn, ini susunya ya, diminum mbak, jangan lupa."

Marryn hanya tersenyum tipis kepada seorang perempuan muda yang mengantarkannya segelas susu hamil. Ia tidak mengenal namanya, memang selama ini Marryn jarang keluar dari kamar, ia menghindari bersosialisasi bahkan dengan teman sebelah kamarnya. Bahkan untuk makan saja diantar ke kamarnya. Wanita itu sudah terlalu tidak peduli dengan hidupnya, masa bodo orang menganggapnya apa. Ia terlanjur dianggap sampah.

Wanita dengan perut membesar itu mengambil gelas susu kemudian menutup pintu kamarnya kembali.

Namun bukannya diminum, Marryn membuka jendela yang menghadap halaman belakang yang sepi kemudian menumpahkan susunya di sana.

"Aku tidak peduli padamu, anak haram," desisnya dengan pandangan kosong.

Tiba-tiba ia merasakannya lagi. Rasa kencang pada perut bagian bawahnya. Ia meringis, tapi berusaha ia tahan agar tidak menimbulkan suara. Sejak kemarin perutnya terasa mulas, interval waktu antar rasa mulas semakin menipis dan teratur, namun durasinya masih berubah-ubah. Kadang lama, kadang sebentar.

Marryn duduk di atas kasurnya dengan kepayahan. Pinggangnya sudah sangat sakit dan area kemaluannya terasa sangat ngilu. Wanita itu mengabaikan rasa sakitnya hingga ia akhirnya tertidur di sudut kasur.

Rasa sakit yang teramat sangat dan tiba-tiba akhirnya membangunkan wanita itu. Ia melirik jam dinding bulat hadiah dari sebuah perusahaan BUMN di atas pintu kamar, pukul 02.30. Rupanya cukup lama ia tertidur sejak kemarin malam. Hujan lebat sekali terdengar di luar rumah, bersahut-sahutan dengan gemuruh dan petir.

Sakit di perutnya kembali terasa, rasanya seperti diremas dan ia sangat ingin mengejan seperti buang air besar. Marryn berusaha mengatur nafasnya agar sakit perutnya sedikit mereda. Tak berapa lama, rasa mulasnya mereda, namun muncul kembali beberapa menit kemudian.

Marryn berusaha bangkit dari kasur ketika dirasakannya ada aliran air merembes di balik rok dasternya. Saat ia membuka celana dalamnya, ia melihat bercak kemerahan di sana. Saat itu ia sadar, saat itu tiba.

"Engh..."

Ingin sekali berteriak, namun Marryn memilih menahannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Tak terasa, hampir satu setengah jam berlalu dan rasa sakit itu semakin intens. Darah juga mulai merembes lebih banyak.

Marryn merasakan ada yang mendorong keras dari dalam perutnya menuju jalan lahirnya.

Dua Kita - Romance Novel [SUDAH TERBIT - SHINNA MEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang