#02 - A Woman

451 18 0
                                    

#02 – A Woman


Jomblo Perak.

Sukses sudah Rana menyandang status itu sampai beberapa bulan lagi di ulang tahunnya yang ke-25.

Eh, tapi belum tentu juga sih. Mungkin beberapa bulan ke depan dia sudah menjadi istri orang? Tidak ada yang tidak mungkin kan.

Rana memang tidak sedang jatuh cinta pada pria mana pun saat ini. Apalagi punya pacar. Tapi Bunda mewacanakan akan mengenalkannya pada seorang laki-laki. You know what it's mean dengan perkenalan. Yes, perjodohan.

Lelaki itu bernama Adnan Yusuf Firdaus. Nama yang sungguh bagus yang diberikan kepadanya, ada dua nama surga dan satu nama nabi. Kata Bundanya, arti namanya adalah lelaki tampan penghuni surga. Putra sulung dari sahabat kental Bundanya. Tampan, brilian, sopan, dan an an lainnya yang bagus-bagus dideskripsikan oleh Bunda.

Usianya berbeda empat tahun dari Rana. Pendidikan tingginya sampai S2 dengan jalur fast track. Saat ini sudah bekerja sebagai head of IT di sebuah perusahaan tenama multinasional yang dicapai dalam waktu empat sampai lima tahun. Dari pencapaian pendidikan dan pekerjaan saja Rana sudah tahu, lelaki bernama Adnan ini adalah seorang pekerja keras.

Betapa sempurnanya deskripsi Adnan dari mulut Bunda. Rana jadi menyangsikan, jangan-jangan Bunda melakukan pencitraan terhadap sosok Adnan ini agar ia mau dijodohkan.

Pokoknya jauh lebih menarik daripada temen-temenmu yang sekarang jadi artis deh, Nak.

Begitu kata Bunda. Dilanjutkan dengan harapan Bunda ingin punya menantu yang menurutnya sempurna seperti Adnan. Lebih lanjut lagi, Bunda malah cerita tentang pertemuan awal dengan Ayah dan mengapa Bunda bisa merasa cocok dengan Ayah dalam waktu perkenalan yang singkat. Dilanjutkan lagi dengan cerita... ah, panjang kalau ibu-ibu sudah mulai cerita dan bernostalgia.

"Nak, sudah siap?" tanya Bunda. Kepalanya menyelinap masuk melewati pintu kamar yang memang sengaja tidak ditutup rapat.

"Sebentar lagi Bunda. Rana sedang kirim tugas kuliah dulu, lupa kalau harus dikirim hari ini," jawab Rana santai, tapi tidak ditanggapi santai oleh Bunda.

"Ya ampun Rana Sayang, jadi dari tadi kamu belum siap-siap? Bunda kira kamu udah siap. Satu jam lagi keluarganya Adnan datang loh, Bunda nggak mau kamu pakai baju dan dandan asal-asalan," Bunda mulai mengomel. Tadinya kepala saja yang masuk kamar Rana, sekarang tubuhnya sudah masuk kamar dan bahkan sudah berkacak pinggang di samping Rana yang sedang mengetik di laptop.

"Ini sudah kok, Bun. Nih, Rana klik tombol send di e-mail. Beres!"

Bunda segera menarik Rana bangkit dari duduk dan mendorongnya menuju kamar mandi.

"Mandi cepat sepuluh menit, Bunda yang siapkan pakaian kamu."

"Lima menit juga beres Bun."

"Rana! Duh, anak Bunda yang cantik, manis. Mandi atau mandi bebek itu? Gosok badanmu yang benar, jangan sampai kulitmu terlihat kusam." Bunda benar-benar mendorong Rana masuk kamar mandi.

Benar saja, ketika keluar dari kamar mandi Rana melihat baju sudah tersedia di atas kasur beserta perlengkapan kosmetik dan... foto Desi Ratnasari?

Ya ampun Bunda, Bunda mau Rana dandan kayak Desi Ratnasari? So old style Bun, Rana lebih suka Korean look, simple tapi looks gorgeous. Terutama, kekinian. Rana membatin.

Kebetulan pakaian yang Bunda pilihkan adalah pakaian yang sudah Rana niatkan akan ia pakai hari ini. Pakaian yang dibelikan Ayah sekitar lima bulan lalu, saat ia lolos seleksi Master Degree di UI. Sebuah simple dress berwarna putih gading dengan rok melebar selutut motif bunga besar warna soft watercolor, dan aksen ikat di bagian pinggangnya. Tidak terlalu mewah untuk makan siang, namun juga tidak terlihat asal-asalan menyambut tamu jauh.

Dua Kita - Romance Novel [SUDAH TERBIT - SHINNA MEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang