dua

12.8K 858 20
                                    




= Selamat Membaca =

***************************







Langit pagi ini cerah, secerah uang kertas warna merah pecahan seratus ribu rupiah.

Tapi sepertinya ada yang aneh di sekitar kelas Shani dan Gracia. Disana malah terlihat awan mendung menyelimuti sekitar kelas yang di huni oleh mahluk biang masalah itu.

"GREEEDUUTTTT!!!!!"

Teriak Anin penuh emosi dari pintu kelas, menatap tajam kearah Gracia yang sedang memakan satu lembar roti tawar dengan selai coklat di atas nya. 

"Bgsd!!" umpat Anin

Sementara yang di panggil hanya acuh sambil terus mengunyah roti nya.

"Heh! Loe bisu?" Teriak Anin di depan Gracia.

"Apasih loe Nin, berisik tau gak!" Ucap Shani yang kini membalas tatapan Anin tak kalah tajam.

"Loe juga sama aja Shan, kurang ajar banget, gara-gara loe berdua, kemarin gue ke kantin di tagih mang Ujang sama mang Sapri" ucap Anin menggebu "gue disuruh bayar makan lu lu pada" lanjutnya dengan bahu yang terlihat naik turun.

"Ppfftttttt" Gracia menahan tawa nya, dia ingat kemarin bilang bahwa makanan nya dan Shani akan di bayar oleh Anin.

"Udah sih Nin santai, ikhlasin aja. Sama sohib sendiri juga" ucap Gracia santai lalu mengambil botol ungu berisi air putih milik nya.

"Santai-santai bapak kau botak, rugi gue tau gak"

Shani mencerna ucapan Anin sebentar, sebelum benar-benar mengerti bahwa ini adalah ulah Gracia "Lu dari pada ngoceh kagak jelas, mending duduk terus kerjain tugas fisika" titah Shani "loe pasti belom ngerjain" lanjutnya membuat Anin mengerjap.

"Demi apa ada tugas anjir??" Panik Anin lalu duduk di bangku nya.

Brukk..

"Kucing!" umpat Anin "kaget gue anjir!"  teriak Anin ketika Shani melempar buku miliknya tepat ke kepala Anin dan jatuh di meja Anin.

"Buruan!, nyontek aja lama" ucap Shani

"Hehe makasih yaa" cengir Anin "loe emang sohib gue" lanjutnya membuat Gracia mendengus.

"Anggap aja bayar makan kita kemarin" ucap Shani.

Anin mengangguk lalu mulai menyalin tugas Shani ke buku miliknya. Walaupun uang nya melayang cuma-cuma, setidak nya tugas nya aman dan ia tidak akan mendapat hukuman.

--

"Baiklah anak-anak, silahkan kerjakan soal halaman 45, yang sudah silahkan kumpulkan di meja ibu dan boleh istirahat"
Ucap Bu Vanka,  guru yang mengajar hari ini.

Baru saja bu Vanka selesai menjelaskan dan duduk, Shani dan Gracia bangkit dari duduk nya.

Dengan santai Gracia berjalan keluar kelas, dan sempat memberikan kertas yang terlipat kepada Desy, yang duduk sebangku dengan Anin. Tentunya tanpa terlihat oleh guru atau murid lain.

Bucin Nya Gracia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang