dua belas

9.2K 734 42
                                    



= Selamat Membaca =

************************









"Loe kok jadi berani sih deketin shani?, waktu itu aja gemeter pas di skak sama shani dikantin"  selidik vienny pada chika

"Ya karena gue gak terima karena ternyata loe juga suka sama shani, awal-awal aja so soan gak boleh deketin shani. Di embat juga ternyata"

"Tapi kan bukan berarti loe harus saingan sama gue"

"Loe takut kalah sama gue vin??"

"Cih! Gue gak pernah takut ya chik, jangan pernah mimpi dapetin shani"

"Oyah,? Kita buktiin nanti"

"Siapa takut "

--


Suasana kelas hari ini seperti biasa, tidak ada yang aneh kecuali shani dan gracia yang sudah kembali duduk bersama. Membuat desy menghela nafas lega.

"Baik anak-anak, siapa yang mau mengerjakan soal di papan tulis?" Tanya sang guru matematika

Gak ada angin, gak ada hujan. Gracia mengangkat tangan nya mengundang tatapan tanya dari shani.

"Saya bu" ucap gracia membuat satu kelas menoleh, termasuk sang guru.

"Tumben gracia mau maju?" Tanya sang guru sekaligus mewakili seluruh murid di kelas yang memiliki pertanyaan yang sama.

"Sekali-kali saya menunjukkan Eksistensi saya bu, sekalian biar temen-temen yang lain bisa liat saya secara langsung. Gak ngumpet-ngumpet di balik buku"
Ucap gracia membuat shani hampir saja memakinya. Sengaja banget pengen jadi pusat perhatian.

Sontak beberapa siswa langsung menyimpan buku mereka, karena merasa ketauan sedang mencuri pandang pada gracia. Vienny dan chika hanya mendengus mendengar kalimat penuh kesombongan dan kepercayaan diri yang terlalu tinggi dari gracia.

"Minggir gembel, gue mau lewat" ucap gracia yang langsung mendapat tatapan tajam dari shani.

"Jangan seneng gitu muka nya" ucap gracia "sebentar ya, gue tinggal dulu. Jan kangen" lanjutnya lalu berjalan ke arah papan tulis setelah mengusap sekilas pipi shani.

5 menit gracia sudah menyelesaikan soal di papan tulis.

"Sudah bu" ucap nya "boleh saya duduk??"

"Baiklah, silahkan kamu boleh duduk gracia, terimakasih" ucap sang guru

Gracia tersenyum tipis, berjalan dengan santai sambil sesekali mengibas rambutnya. Membuat beberapa mata tak rela untuk berkedip walau hanya satu detik.

"GRACIA I LOP YU!!!!"
Teriak salah satu siswa yang tidak bisa lagi menahan kegesrekan nya, sehingga keceplosan berteriak seperti itu.

Buggghh

"Anjirr!!"

Hahahahahah

Hahhahaha

Mampusss ...

Rasain ...

Kapok..

Mamam tah lope..

Siswa tersebut mengaduh sambil mengusap kepala nya yang di lempar oleh sebelah sepatu. Siapa lagi pelakunya jika bukan shani.

"Sepatu gue anjir!!" teriak desy yang kini menatap tajam ke arah shani yang tiba-tiba saja menarik sebelah sepatu nya dari belakang. Entah bagaimana caranya.

Bucin Nya Gracia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang