lima belas

10.4K 774 139
                                    



= Selamat Membaca =

*************************

























Shani dan Gracia berjalan di koridor sekolah dengan langkah yang sedikit terburu-buru. Hari ini mereka kesiangan lagi karena Gracia mengajak shani bermain game sampai jam dua pagi.

Shani bukan kesal karena harus begadang dan malah berakhir kesiangan, shani kesal karena setiap ia menang, Gracia akan menyebut nya Curang dan berakhir shani yang harus kalah. Sementara saat Gracia menang karena curang, Shani harus menerima kemenangan gracia dengan ikhlas.

Gini amat nasib jadi bucin!! 

Langkah shani dan Gracia berhenti di depan pintu kelas. Mereka berdua menetralkan nafas sejenak sebelum mengetuk pintu, dan bersiap menerima kenyataan berupa hukuman, atau hal pahit lain nya yang akan mereka dapatkan.

Tok. Tok.

Ceklek.. 

Shani membuka pintu, lalu masuk di ikuti Gracia di belakang nya. Mata shani sedikit memicing saat melihat seorang Guru yang tidak ia kenali sedang menjelaskan pelajaran di papan tulis.

"Selamat Pagi bu!" Sapa shani tanpa ekspresi sementara Gracia hanya acuh disamping nya. "Maaf Saya ter-

"Kalian gak lihat ini sudah siang?" Sinis sang guru memotong kalimat shani, sambil menatap tajam keduanya. Hal itu membuat Shani sedikit tidak terima.
"Saya Guru baru disini, dan di hari pertama saya mengajar kalian sudah terlambat??" Lanjut nya namun shani dan Gracia masih santai di tempat nya. "Benar-benar keterlaluan kalian berdua ini" sang guru menggelengkan kepala nya sambil berdecak.

Suasana kelas seketika hening dan tegang, bukan karena takut sang guru akan memarahi shani dan gracia, tapi kebalikan nya. Mereka malah takut sang guru yang akan sawan karena menghadapi Shani.

Shani yang tadinya santai, kini dibuat muak oleh sikap guru di hadapan nya "Saya tidak tau ini hari pertama ibu mengajar, mungkin jika saya tau lebih awal, saya tidak akan repot-repot masuk kelas" jawab shani membuat sang guru terpancing emosi.

"Ck!! Murid seperti kalian ini yang bisa membuat nama sekolah ini tercoreng, bukan bikin prestasi malah bikin masalah"  Kalimat sang guru membuat shani menarik sudut bibir nya. Menaikkan sebelah alisnya, lalu melipat kedua tangan di depan dada. Seolah menantang sang guru. "Kalian gak malu sama teman-teman kalian?"

Shani tersenyum sinis "Guru seperti anda yang bisa membuat citra Guru menjadi tercoreng" ucap shani sementara Gracia malah sibuk meneliti kuku tangan nya. Seolah tak peduli dengan apa yang di katakan guru baru nya itu.

"Kalian berani melawan saya?? mau saya laporkan ke kepala sekolah lalu kalian di keluarkan hah?" Ancam sang guru "begitu mau kalian?" Sang guru sepertinya semakin marah, terlihat dari wajahnya yang mulai memerah.

"Saya bantu panggilin bu Kinal nya gimana bu?" Tawar shani membuat sang guru semakin emosi.

"Kalian berdua tidak diajarkan sopan santun dan cara menghormati guru kalian sendiri??" Ucap sang guru dengan nada tinggi.

"Sepertinya kita harus belajar sopan santun dan cara menghargai bareng-bareng bu" kali ini Gracia yang menjawab kalimat sang guru.

Shani menatap jam tangan nya "10 menit waktu mengajar ibu terbuang"

Sang guru kini menatap remeh pada shani dan Gracia, sekilas meneliti penampilan Shani dan Gracia lalu menyimpulkan apa yang terlintas di otak nya  "Kalian pasti Tukang bolos, tukang kesiangan, tukang buat onar,dan pasti minus dalam pelajaran" kalimat meremehkan sang guru, disambut kekehan dari shani dan Gracia. "Hobi nya cuma cari masalah aja" lanjutnya.

Bucin Nya Gracia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang