Lee Jieun, siswa itu memijit pelipisnya yang pening. Baru saja mereka masuk sekolah baru sudah membuat keributan beberapa saat lalu. Dan pelakunya tak lain adalah Matthew dan Yoon Jin young. Dua siswa baru yang melibatkan Jieun dalam perkelahian mereka. Lebih anehnya Kwon Jiyong tidak bisa melerai keduanya, malah ikut terjebak dalam pertikaian dengan alasan ia emosi dengan keduanya lalu melakukan baku hantam pada keduanya dan sekarang mereka bertiga berada di ruang disiplin sedangkan Jieun kini menelungkupkan wajahnya ke meja pada lipatan tangannya.
"Oi Ji,tadi bagaimana bisa mereka berkelahi seperti itu?" tanya Jean tiba-tiba datang dengan hebohnya. Dia membawa dua es krim lalu memberikannya pada Jieun. Pada akhirnya Jieun terpaksa menegakkn tubuhnya.
Jieun menghela nafas berat, "Tidak tahu. Tadi aku menendang tulang kering Jin Young karena menghalangi jalanku dan dia reflek ingin menamparku. Ya, begitulah."
Jean sedikit tergelak, "Jin Young? Si mantan berengsek yang pernah kau ceritakan itu? Astaga, awas saja jika dia bertemu denganku." ucap Jean dengan nada kesal yang menggebu-gebu. Pasalnya Jean begitu benci dengan mantan Jieun yang pernah menyakiti Jieun dan tak bisa di toleransi.
Jieun menggeleng kecil, "Hati-hati Jean, dia bukan seperti Sehun yang bebal. Dia lebih mengerikan." gumam Jieun di akhir kalimatnya. Hal itu sontak membuat Jean memandang Jieun iba. Pasalnya apa yang diceritakan Jieun dengan perbuatan Jin Young benar-benar bukan hal yang mudah.
"Jangan takut Ji, aku selalu di sampingmu. Ada sehun juga," ucap Jean menanangkan Jieun seraya tersenyum ,"Tapi ngomong-ngomong kenapa bisa Matthew dan Jiyong ikut? Oke, aku paham kalau Matthew sempat kudengar membelamu, tapi Jiyong?" tanya Jean kembali tersadar, mendengar pertanyaan Jean, Jieun menghela nafas kasar. Tidak tahulah biarkan saja.
---
Di pojok koridor wanita dengan rambut sepinggang digerai, menggunakan aksesoris kecil di kepalanya itu terlihat gelisah berdiri menunggu seseorang. Padahal ia tak biasanya seperti ini, tapi sekarang entah kenapa berbeda sejak ia mendengar keributan tadi yang melibatkan saudara kembarnya itu.
Lee Eunji, dia kini sedang menunggui Jieun keluar dari kelasnya di pojok koridor kelas Jieun. Sedikit lama menunggu, siluet suadara yang tengah keluar sendiri dengan wajah sedikit murung. Eunji sedikit ragu untuk menghampiri Lee Jieun, karena dia tahu bahwa mood Jieun sedang tidak baik, tapi bagaimanapun ia khawatir.
"Lee Jieun?!" panggil Eunji membuat Jieun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sumber suara. Disana ia melihat Eunji menghampirinya sedikit tergesa.
Sesampai Eunji berdiri di depan Jieun, Jieun hanya diam memandang Eunji datar dia benar-benar sedang malas berhadapan dengan banyak orang yang cerewet seperti Eunji contohnya.
"Ji, aku dengar tadi ada keributan, kau tidak apa-apakan?" tanya Eunji tiba-tiba membuat kening Jieun mengrenyit.
"Tumben kau menanyakan perihal seperti ini." jawab Jieun dingin.
Ekspresi Eunji berubah, "Aku khawatir." jika Jieun liat memang ekspresi Eunji tak pernah berbohong dari dulu. Eunji memang tulus menyayangi Jieun.
Jieun mengangguk samar, "Em.. Aku baik--"
"Eunji?" panggil seseorang yang kini membuat mereka berdua menoleh bersamaan ke sumber suara. Dan membuat Jieun menghentikan perkataannya.
"Kak Jiyong?"
Jiyong menatap Jieun sekilas lalu beralih ke Eunji, "Kau sedang ada urusan disini?" tanya Jiyong.
Lee Jieun memutar bola matanya, dan mendecih pelan melihat adegan picisan yang membuat dirinya ingin muntah. Niat awal dia ingin merespon Eunji dengan baik terurungkan dengan kedatangan pria yang menurutnya sialan. Jieun semakin tersenyum sinis, ia jadi paham kenapa tiba-tiba Eunji mendatanginya dengan wajah khawatir ternyata ada alasan khusus dibalik itu.
"Iya aku--"
"Pangeranmu sudah datang. Kau tanyakan sendiri saja keadaannya. Tidak usah datang repot-repot bertanya padaku. Itu menggelikan." sela Jieun dengan penuh penekanan lantas dia berbalik meninggalkan keduanya.
Eunji yang tak mengerti lantas mencoba meraih tangan Jieun, "Apa maksudmu Ji?!" tanya Eunji. Jieun langsung menepis kasar tangan Eunji dan memicingkan matanya tajam.
Jieun mendengkus, "Kau tidak bodoh Lee Eunji. Tidak usah sok bermuka dua di hadapanku karena aku muak melihatnya." ucap Jieun lalu pergi begitu saja tanpa mempedulikan Eunji yang memanggil namanya berulang kali.
Hampir saja Jieun tertipu dengan kepolosan wajah Eunji, bukankah aneh jika Eunji tiba-tiba khawatir dan menanyakan keadaannya. Padahal sebelumnya Eunji hanya melakukan itu di rumah dan tidak pernah secara langsung. Tapi kedatangan Jiyong tadi membuat Jieun tahu bahwa sebenarnya Eunji bukan khawatir pada Jieun melainkan pada Jiyong. Haha lucu sekali.
Berbeda dengan Lee Eunji kini duduk berdua dengan Jiyong setelah tadi Jiyong mengajaknya mengobrol sebentar dan Eunji menyetujui. Kwon Jiyong menyerahkan minun yang sudah ia buka dan diterima Eunji dengan baik.
Banyak penilaian yang sudah Jiyong catat dalam dirinya, tak pelak ketika Jiyong melihat sifat Eunji begitu tolak belakang dengan Jieun membuat ia membanding-bandingkan memang.
"Tadi memang kenapa kau kesana?" tanya Jiyong memecah keheningan. Eunji yang awalnya menunduk kini mengangkat kepalanya dan menyesap sedikit minumannya.
"Hanya khawatir." ucap Eunji pelan.
"Kenapa tiba-tiba? Maksudku, kau tidak pernah seperti ini sebelumnya. Setahuku juga saat Jieun terkena masalah kau tidak muncul." tanya Jiyong to the point. Jiyong bukan tipe orang yang suka basa-basi. Maka dari itu dia langsung pertanya ke intinya.
"Jieun melarangku untuk ikut campur urusannya. Ia tidak ingin orang tahu bahwa aku kembarannya." jelas Eunji dengan nada yang terdengar sangat sedih. Bagaimana pun memang siapa yang tidak sedih jika tidak diakui saudaranya. Apalagi saudara kembar pasti sangat menyakitkan.
Tapi Jiyong tidak memandang dari sisi itu, dia sedikit menarik ujung bibirnya ketika ia menangkap satu poin menarik dari kalimat Eunji barusan.
"Kau sedih dia tidak menganggapmu saudaranya?" tanya Jiyong tepat membuat Eunji menatap Jiyong sedikit terkejut.
"Kau salah jika kau merasa sedih, coba kau lihat dari sudut pandang lainnya. Aku yakin kau tidak bodoh memahami perkataanku."
Eunji berpikir sebentar, ia masih belum mengerti apa yang Jiyong katakan. Jika dipikir Eunji memang masih terlalu kecil memahami situasi. Tidak seperti Jiyong yang walaupun dia kelas 11 dia sudah bisa memahami situasi walaupun kadang masih salah.
"Dia bukan tidak ingin menganggapmu saudara saat di sekolah. Dia hanya tidak ingin kau terlibat dalam kenakalannya karena Jieun sudah terlibat banyak masalah. Dan mungkin dia tidak ingin kau sepertinya." tumben sekali Jiyong membela wanita itu, dan itu cukup menggelikan baginya. Tapi itu yang ingin dia katakan entah kenapa.
Eunji mengangguk paham, "Iya aku mengerti. Tapi aku sekarang mulai khawatir kak, terlebih siswa yang bernama Jin Young itu kembali muncul di hadapan Jieun. Aku khawatir dengan Jieun."
Jiyong mengerutkan keningnya, "Maksudmu?" Jiyong tersenyum tak mengerti, "Sebentar. Apa yang perlu di khawatirkan? Bukankah Jieun kuat ya dan juga bar-bar , kau tidak perlu khawatir."
"Kau akan menemui Jieun sekuat apa ketika berhadapan dengan pria berengsek itu, kak. Karena Jieun tidak sekuat yang kau pikirkan." jelas Eunji membuat Jiyong tercenung dalam diam.
Apa sih sebenarnya masalahnya, kenapa baru saja ia memasuki dunia sekolah menengah atas sudah banyak permasalahan terjadi. Dan memberatkan pikirannya. Dan Jiyong menyadari bahwa semakin ia mengenal Lee Jieun, semakin banyak masalah yang ia temui dan menjengkelkan untuk dia ketahui.
tbc
Eunji aja sampe bilang kalo Jinyoung berengsek guys!! Kita liat seberengsek apa Jin Young pacar halu gw.
Wkkwwkwk ╰(*´︶'*)╯
Sedih banget yg baca banyak yg vote cuma segitu padahal gw updetnya cepet. Ya udahlah gw anggurin aja lama hahaah
Seeya next month
KAMU SEDANG MEMBACA
[ABOUT THE TIME] °Fin
Teen FictionSemua tentang waktu bagaimana kita mengenal satu sama lain dengan baik. Menunjukkan sisi berbeda tidak seperti yang sering kita pentaskan dalam panggung. Mungkin terdengar picisan namun inilah kita. Hanya aku dan kamu. Start on : January 20th, 2020 ...