2:4

317 49 3
                                    

Kwon Jiyong menghentikan langkahnya sejenak. Ia melihat dua siluet perempuan yang tengah mengobrol di taman dengan sedikit mungkin bersitenggang. Jiyong bisa melihat wajah kesal dari perempuan yang tengah bersedekap, menghela nafas kesal mungkin? Awalnya ia ingin pergi tapi ia juga penasaran.

"Aku sudah dengar  ibu akan pulang dua hari lagi. Jadi kapan kau akan keluar dari apartemenku?!" tegasnya menggertakkan rahangnya kuat. Dia benar-benar tidak dalam mood bagus sekarang, mendengar ibunya akan pulang bukan untuknya sudah membuat dia naik pitam.

"Apa kau tidak dengar? Menunggu perintah ayah." ucap Eunji sama muaknya. Ia sudah malas meneladeni Jieun dengan sabar.

"Itu apartemenku sialan, walaupun aku bukan anak dari ayah ibu tapi aku juga punya hak jika itu milikku!!" ucap Jieun frustasi. Semakin kemari semakin Jieun melihat muka bebal Eunji yang menyebalkan, pura-pura lemah dengan menarik simpati orang orang. Cih, munafik.

Eunji melirik Jieun tajam, "Maka bicara saja pada ayah. Kenapa kau mengusikku hah?! Menyebalkan sekali. Apa kau tidak tahu malu merusak hubungan persahabatan kita dengan Jinyoung?"

Jieun mendecih kasar, "Jaga mulut sialanmu itu. Kau selalu saja menggunakan trik sampah menarik simpati orang. Ambil saja Jinyoung aku tak peduli. Karena kau begitu menyedihkan.. Mengemis simpati sana sini.."

Eunji mengepalkan tangannya, "Kau-"

Jieun tersenyum remeh, "Apa? Benarkan? Aku sudah tahu sifat aslimu. Dan itu memuakkan. Sekarang ku tanya, kita hitung berapa banyak.. Ayah ibu selalu memihakmu, Jinyoung dengan terpaksa memihakmu, dan sekarang siapa? Kwon Jiyong? Itu targetmu?"

Eunji semakin mengepalkan tangannya erat, menahan gejolak emosi yang menggebu didalam dirinya. Semuanya tak benar, semua yang dikatakan Jieun salah. Tapi...

"Tolong jangan menjadi munafik Eunji, kau sudah memiliki segalanya. Untuk apa kau ingin merebut segalanya dariku. Kau tahu aku lelah, aku akan pergi secepatnya.. Setelah aku menemukan Bibi Rae. Maka keluarlah dari apartemenku secepatnya." ucap Jieun menghela nafas kasar, ia lantas berbalik meninggalkan Eunji yang masih terdiam di tempat. Menghela nafas sama kasarnya, rasa kesalnya menguap begitu saja. Ia juga bingung pada dirinya kenapa menjadi Eunji yang seperti ini. Entahlah Eunji tak tahu.

---

Asik berbincang dengan Jean berjalan keluar sekolah, tiba-tiba ada satu tangan yang merangkul pundak Jieun. Membuat Jieun memutar matanya malas ketika melihat siapa gerangan. Jieun juga melihat pria di depannya berjalan lebih dahulu.

"Hey, Jean kau ingin ikut tidak? Paman dan bibi besok akan mengajak kita bertiga ke villa. Untuk liburan akhir pekan ini?" tawar Matthew pada Jean.

"Memang boleh?" tanya Jean memastikan pada Jieun. Jieun langsung menggeplak tangan Matthew yang masih merangkulnya.

"Boleh saja. Tapi tidak tahu dengan pria didepan kita." ucap Jieun melirik Jiyong yang masih berjalan didepan mereka.

"Tidak usah pedulikan Jiyong, aku jamin kau boleh ikut." ucap Matthew menaik turunkan alisnya.

"Kak Jiyong?!" panggil seorang wanita tersenyum lebar membuat mereka bertiga menghentikan langkahnya tepat di belakang mereka.

"Hollyshit." umpat Jieun.

Siapa lagi jika bukan Eunji, ia heran mengapa semakin kemari semakin jelas jika Eunji terobsesi dengan Jiyong. Dan itu membuat Jieun sedikit risih. Bukan Eunji yang ia kenal.

[ABOUT THE TIME] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang