Bukankah pernah bilang jika akhir-akhir ini sekolah Jieun sibuk. Yap, mereka kini sedang mengadakan acara akhir semester dengan berbagai lomba antar kelas. Jelas sangat bebas untuk beberapa hari kedepan.
Masing-masing kelas sudah mendaftarkan beberapa lomba yang akan mereka ikuti, seperti lomba olahraga, acara memasak, poster untuk kesenian. Dan ada acara penutupan dengan band juga pertunjukan lainnya.
Lee Jieun dan anak kelas sudah sepakat untuk mengikuti beberapa, dan di mendapatkan partisipasi untuk lomba basket bersama temannya yang jago dalam bidang itu. Untuk Jean, dia mengikuti lomba memasak bersama beberapa teman juga, dengan alasan ketika Jieun lapar setelah lomba bisa makan miliknya. Walaupun Jean bar-bar namun di senang memasak, jangan salah. Mereka berdua bisa bergaul dengan anak kelas, hanya memang tabiat mereka yang hmm lumayan buruk, tapi masalah seperti ini mereka bisa diandalkan.
Dan hari ini, hari kelas Jieun tanding dengan anggota osis gabungan. Entah ada dendam apa hingga osis ingin bertanding dengan kelasnya. Tentu saja ada Jieun. Mereka ingin menantang Jieun, mempermalukan katanya. Ck, Jieun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kapan Jieun kenal takut?
"Tim basket! Disuruh kumpul dilapangan sekarang!" ucap salah satu siswa kepada kelas Jieun yang sudah duduk di bangku penonton. Mereka mengangguk lantas beranjak dari tempat duduknya.
"Hei Jieun! Harus menang ya?!" ucap Matthew yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Jean.
Jieun menoleh sejenak, "Kau traktir, jika aku menang."
Matthew mengerutkan keningnya, "Hei bukannya--"
"Jieun fighting!!!" sela Jean seraya mengepalkan kedua tangannya menyemangati Jieun. Jieun tersenyum mengangguk, lantas meninggalkan mereka berdua yang sedang saling protes gara-gara Jean menyela omongan Matthew. Entahlah, dua manusia itu.
Melakukan pergerangan sebelum bertanding merupakan langkah awal sebelum bertanding yang dilakukan oleh kelompok Jieun. Sambari menunggu kelompok lawan datang. Sorakan penonton memenuhi lapangan sekolah menyaksikan dua tim. Big match . Katanya.
Asik dengan peregangan tiba-tiba hiruh penonton semakin keras karena tim osis gabungan muncul, Jieun mendengkus melihat Tiffany dan teman-temannya. Namun sesaat kemudian Jieun melebarkan matanya.
"Hei Jieun! Dia Eunji!! Kenapa dia ikut?!" kata Raena teman Jieun. Jieun semakin mengerutkan keningnya, tangannya mengepal erat, bahkan rahannya mengerang.
"Sial mereka licik!" gumam Jieun menatap tajam Tiffany yang kini sudah ada di hadapannya sambari tersenyum penuh kemenangan.
"Halo Jieun. Aku harap kita bermain adil ya." ujar Tiffani dengan tersenyum puas tercetak di wajahnya.
Jieun menatap tajam, "Adil pantatmu! Dasar rubah!" seru Jieun menekan kata-katanya.
Dia mengedarkan matanya, ketika beberapa anggota osis yang lain masuk ke pinggir lapangan. Matanya menangkap presensi Jiyong yang kini menatap kearah mereka, Jieun menatap tajam ketika matanya bertemu dengan Jiyong , dalam diri Jieun, dia sungguh marah memperalat Eunji. Berharap Jiyong setelah ini harus memberikan penjelasan. Dia tak menyangkan anggota Osis selicik ini.
Beberapa saat Jieun memutuskan kontak mata, dan menyuruh timnya berkumpul sebentar. Untuk berdiskusi sebentar, ia benar-benar tak bisa melihat Eunji yang sedari tadi menatapnya. Lee Jieun benar-benar marah, dan kesal.
"Aku hanya bilang, jangan sampai bolanya ke tangan Eunji. Hindari dia. Kalian boleh melempar bola keras-keras ke mereka asal, tidak dengan Eunji." pesan Jieun pada teman-temannya. Teman-temannya tahu jika Jieun kini terlampau marah, terlihat jelas dari kilatan matanya dan nada suaranya yang rendah, menahan marah.
Raenya dan teman-temannya mengangguk, "Jieun. Jangan gegabah, tidak apa-apa kalah. Setelah itu kita minta tanding ulang." ucap Raena sedikit khawatir.
Jieun menggeleng keras, "Aku tidak peduli menang atau kalah. Aku hanya akan memberi pelajaran pada mereka, karena menggunakan Eunji sebagai kelemahanku. Bahkan bola yang kulempar pada wajah mereka aku tidak peduli."
Prittt
Suara peluit telah ditiup, bola basket di lempar keudara dan tim Jieun memgambil alih. Tim Jieun benar-benar menghindari Lee Eunji dan bermain dengan keras melawan tiffany dan teman-temannya. Hanya saja seperti dugaan Jieun, ketika bola jatuh ke tangan lawan, mereka memang berniat mengoper bolanya ke Eunji dan Tim Jieun tak bisa apa-apa.
Pritt
Paruh pertama masih 0 - 0 , mereka beristirahat sebentar. Jieun bisa lihat jika Eunji mencoba mengatur nafasnya, dia tidak boleh kelelahan karena itu membuat asmanya kambuh.
"Hey Lee Jieun?!! Sudahi saja! Aku akan bilang ke Jiyong!!" ucap Matthew menghampiri Tim Jieun ketika mendapatkan istirahat sejenak.
Jieun tak mengubris perkataan Matthew dan Jean yang khawatir, tanpa sadar tangannya meremat botol minum yang kosong dengan masih melihat ke arah Eunji. Lee Jieun benar-benar tak tahan. Lantas ia membuang kasar botol itu dan langsung melangkah menghampiri mereka.
"Sialan! Jieun akan mengamuk!" ucap Matthew panik.
"Hei!!!" seru Jieun membuat Tiffany menoleh mengrenyitkan keningnya. Tiba-tiba Jieun mencengkram baju bagian leher depan Tiffany erat.
"Hei apa-apaan kau!!!!" seru Tiffani mencoba melepaskan tangan Jieun tapi sia-sia.
Disitu penonton mulai riuh, beberapa anggota Osis putra ingin melerai namun di hadang oleh anak kelas sebelas yang kontra dengan osis. Alias pendukung Jieun, ingatkan bahwa Jieun banyak teman laki-laki terutama kelas 11 yang sering melanggar aturan.
"Kau licik!! Sialan! Hey, cara bertanding tidak seperti ini! Kita tanding ulang tapi tidak dengan Eunji!" ucap Jieun penuh amarah.
Tiffany tersenyum licik, "Bilang saja kau takut sialan! Dia bilang dia mampu, jadi jangan salahkan aku!"
"Tidak! Kau memanfaatkan kelemahannya untuk menyerangku!! Rubah licik! Jadi kalau--"
"Astaga!!!! LEE EUNJI!!!" seru salah satu siswa mendapati Eunji pingsan di situ, beberapa tim kesehatan langsung berdatangan. Dan suasana menjadi riuh, Jieun yang melihat itu menggeram marah. Ia mencengkram semakin kuat, bahkan tak pelak membuat Tiffany takut karena lehernya mulai tercekik.
"KAU LIHAT!!! BRENGSEK!!" teriak Jieun melepaskan cengkramannya dengan menghentakkan kasar. Banyak siswa yang melihat itu sedikit takut. Disitu Jieun sudah mulai ingin mengamuk, dan Jean langsung menyeret mundur.
"Lepas Jean!!" teriak Jieun namun Jean tetap mendorong mundur mencoba menanangkan di bantu Matthew.
"DENGAR JALANG SIALAN!! JIKA EUNJI KENAPA-KENAPA AKAN KU ROTOKKAN RAMBUT KEPALAMU! AKAN KU SERET HINGGA RAMBUTMU RONTOK! AWAS KAU SIALAN!!!" teriak Jieun marah-marah.
Pertandingan itu akhirnya diberhentikan dan diganti oleh tim berikutnya yang bertanding setelah mereka. Disitu Jieun, Jean dan Matthew langsung pergi dari lapangan untuk menenangkan Jieun. Jiyong yang melihat kejadian barusan langsung pergi dari situ juga.
Kwon Jiyong, laki-laki itu khawatir dengan wanita yang terlibat keributan barusan. Dia bingung, sebenarnya dia khawatir dengan Lee Eunji yang pingsan, atau dengan Lee Jieun yang marah. Jelas jika ia harus khawatir dengan Eunji karena dia tahu Eunji punya riwayat penyakit asma. Tapi khawatir dengan Jieun... Rasanya tidak masuk akal.
-TBC-
Makasih yang tadi sempet baca atau ngasih saran
Sayang kalian pokoknya
See ya next chapter yaaaa 🌹🌹🖤🖤
Hayuk yang bosen komen di bawah
KAMU SEDANG MEMBACA
[ABOUT THE TIME] °Fin
Teen FictionSemua tentang waktu bagaimana kita mengenal satu sama lain dengan baik. Menunjukkan sisi berbeda tidak seperti yang sering kita pentaskan dalam panggung. Mungkin terdengar picisan namun inilah kita. Hanya aku dan kamu. Start on : January 20th, 2020 ...