0:6

373 58 10
                                    

Sekarang mereka berdua Jieun dan Jean melaksanakan rencana yang tertunda yaitu kesalon untuk mewarnai rambut mereka. Mereka bersantai setelah seharian bermain-main di sekolah.

"Hei Jean?" panggil Jieun yang kini sedang menunggu rambutnya kering.

"Ya?"

"Aku menginap di tempatmu ya?"

Jean memutar bola matanya, "Tentu saja! Hei besok kita akan menghebohkan sekolah dengan rambut baru ini. Dan menghebohkan si Jiyong itu. Ngomong-omong kau tidak mungkin kan pulang dengan rambut begitu."

Jieun mengangguk mengiyakan, bisa-bisa belum mengejutkan sudah gagal rencana mereka. Ck kadang heran dengan tingkah mereka yang tak ada habisnya.

"Ji?" panggil Jean membuat Jieun melirik. Mereka bisa melihat melalu kaca didepannya.

"Kau tidak memikirkan perkataan Jiyong tadi 'kan?"

Jieun menyunggingkan senyumnya, "Sejak kapan aku memikirkan perkataan orang. Memusingkan sekali." jawab Jieun tak acuh, toh memang mereka tidak tahu apa-apa tentang Jieun.

Jean mengangguk pelan, "Baguslah. Itu baru temanku."

Lee Jieun putri kedua dari pasangan pengusaha Lee Hyuk dimana mempunyai saudara kembar walaupun tak sama yaitu Lee Eunji. Dari mulai masuk kelas 4 sekolah dasar Lee Jieun di bawa kakeknya ke Paris, saat itu keadaan ekonomi ayahnya sedang merosot dan Lee Eunji sakit-sakitan. Dimana hal itu sedikit berat Hingga akhirnya Lee Jieun di rawat oleh  kakeknya. Meski kakeknya tergolong kaya , kakeknya tidak mau campur tangan dengan ekonomi putranya maka dari itu ia memilih merawat Lee Jieun.

Dan kelas 1 sekolah menengah Lee Jieun pulang karena kakeknya sudah tidak ada. Dengan ekonomi ayahnya mulai baik Lee Jieun di sekolahkan sama dengan Lee Eunji, hanya saja semua sudah mulai berbeda. Semua perhatian sangatlah beda, sampai saat itulah Jieun menjadi seperti pemberontak karena dia merasakan kasih sayang yang berbeda dari ayah dan ibunya.

Dan seperti sekarang dia menjadi berandal, tak bisa diatur hanya untuk menarik perhatian ayah dan ibunya. Namun itu sia-sia menurut Jieun, kadang Jieun merasa monster dalam dirinya mengambil alih dirinya hingga kurang ajar pada yang lebih tua. Jieun mengetahui karena Jieun pandai. Dia mengerti dirinya lebih dari siapapun.

Dan sekarang hari telah berganti, mereka berdua sudah turun dari mobil Jean dengan biasa saja. Rambut baru mereka terasa mencolok dan banyak siswa yang tak segan menatapnya. Tidak peduli mereka melenggang masuk sekolah begitu saja. Banyak yang mereka obrolkan sampai-sampai lagi-lagi dia harus bertemu ketua osis dengan berapa anak buahnya. Ya, mereka sedang bersiap untuk menghadang para siswa yang tidak disiplin.

"Astaga... Tumben kalian berangkat pagi?" tanya Donghae mengrenyit heran ketika melihat double J itu berangkat pagi.

"Yak rambut kalian-"

Jean mengibaskan rambutnya pelan, " Kenapa? Baguskan? Tentu saja." ucap Jean sambari melirik Jiyong yang tengah menatap mereka. Ya, Jean memang berniat menantang ketua osis yang menyebalkan itu.

"Kenapa tidak di catat?" tanya Jean.

Dia sampai hafal poin-poin pelanggaran yang mereka lakukan, sudah terlalu biasa untuk Jean dan Jieun.

"Rambut berwarna, kaos kaki abu-abu sepatu putih. Karena kita datang lebih awal jadi poinnya 30. Catat ya. Ayo Jieun." ucap Jean dengan entengnya, Jean juga langsung menggandeng Jieun untuk pergi namun tiba-tiba Jiyong mencekal tangan Jieun dan langkah mereka terhenti begitu saja.

[ABOUT THE TIME] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang