"Halo?"
Jieun berjalan cepat menuju taman sekolah, "Maksud Ayah apa? Ayah menitipkan Jieun ke orang sedangkan Eunji tinggal dengan bibi kim di apartemen Jieun begitu?" tanya Jieun dengan nada kesal. Bagaimana bisa apartemen minimalis yang di berikan oleh kakeknya kepadanya harus di tinggali oleh orang lain. Jieun tidak rela. Itu peninggalan kakek satu-satunya dan hanya untuk Jieun.
"Ayah mau kau berubah. Maka dari itu kau harus berubah. Ayah akan mengembalikan apartemennya sekalian ayah akan beli apartemennya jika kau berubah. Kau tidak usah menyewa lagi. Itu akan menjadi namamu."
Jieun berkacak pinggang, "Bukan itu maksud Jieun, apartemen itu milik Jieun ayah. Kakek bahkan bilang sendiri ke Jieun. Kenapa ayah menyuruh Eunji tinggal disitu? Kenapa tidak dirumah saja!"
"Bukankah malah bagus jika Eunji tinggal disitu. Dia bisa merawat apartemenmu sayang. Tolong sekali ini saja turuti permintaan ayah, demi apartemenmu setidaknya tidak papa. Ayah hanya ingin kamu berubah nak."
Jieun tertawa miris, disini yang harus berubah siapa? Mengapa ayahnya dengan mudah berbicara seperti itu.
"Percuma yah, percuma aku berubah. Ayah juga tetap akan seperti itu. Lebih baik ayah mengirimku kembali ke Paris, aku lebih baik tinggal dengan bibi Rose!"
"Sebelum kau berubah, ayah tidak akan menuruti permintaanmu. Semua kartumu ayah blokir dan uang sakumu ayah sudah titipkan ke teman ayah yang akan merawatmu."
Tut.
"AYAH?! Ayah?! Arghh .." geram Jieun ketika sambungan diputus sepihak. Jieun mengacak rambutnya frustrasi. Ia benar-benar marah bukan main. Ayahnya sungguh kejam.
Jieun jelas uring-uringan sendiri ditaman, bahkan kaleng kosong pun menjadi korban pelampiasan marahnya. Ya, dia menendang kaleng kosong itu naas nya malah mengenai seseorang.
/Plak/
"Astaga. Aduh mati kau Jieun." kaleng minum itu tepat mengenai kepala salah satu siswa.
"SIAPA YANG MELEMPAR KALENG KOSONG!" teriaknya, mata elangnya mengedarkan ke penjuru arah. Dan gotcha satu siswi tengah berdiri beberapa meter darinya menyengir lebar kearahnya. Jieun benar-benar tidak sengaja.
Mata Jiyong menajam ketika Jieun mencoba kabur namun dengan cekatan Jiyong langsung menghampiri Jieun dan menarik kerah seragam belakangJieun, "Mau kemana?" tanya Jiyong dengan nada marah. Jieun yang ditanya memutar kepalanya dengan cengirannya.
"Mau ke kelas .." cicit Jieun.
"Alasan. Kau ingin kabur setelah menendang kaleng kosong itu padaku."
"A-aku tidak sengaja!" Jieun membela diri. Ya memang dirinya tidak sengaja. Jiyong melepaskan kerah Jieun, "Pungut kalengnya." perintah Jiyong.
"Tapi kaleng itu memang disitu. Kau saja yang memungut." balas Jieun tidak mau kalah.
"Pungut atau-"
"Iya iya cerewet sekali." ujar Jieun pada akhirnya. Ia memungut kaleng tersebut dan membuangnya ke sampah tak jauh dari mereka dengan cara melemparkan. Dan shoot.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ABOUT THE TIME] °Fin
Ficção AdolescenteSemua tentang waktu bagaimana kita mengenal satu sama lain dengan baik. Menunjukkan sisi berbeda tidak seperti yang sering kita pentaskan dalam panggung. Mungkin terdengar picisan namun inilah kita. Hanya aku dan kamu. Start on : January 20th, 2020 ...