Tok tok tok...
"Sebentar." Jisung langsung lari ke arah depan pas ngedenger pintu rumah Minho diketuk dari luar. Saking terburu burunya, Jisung bahkan sampek lupa buat makek topinya terlebih dahulu.
"Siap- Kak Soojin?" Jisung nyerngitin alisnya bingung waktu ngeliat Soojin yang berdiri di depannya. Soojin juga gak kalah kaget, bukan, bukan karena nemuin Jisung di rumah Minho –Soojin kan udah tau kalau Minho itu tinggal bareng sepupunya-, melainkan karena ngeliat sebuah telinga tupai menyembul di atas kepala Jisung.
"L-lo hybrid?"
Jisung ngebelalakin matanya kemudian ngeraba kepalanya sendiri, sial, Jisung baru sadar kalau dia belum makek topinya.
"I-itu kak, a-aku-"
"Astaga gue gak nyangka makhluk menjijikkan kayak kalian beneran ada di bumi."
Jisung diem ngebeku ngedenger ucapan Soojin. Makhluk menjijikkan?
"Jisung gak menjijikkan." ucap Jisung berusaha memberi pembelaan, jujur hatinya sakit ngedenger kalimat tadi.
"Terus apa? Makhluk kayak kalian itu bukan manusia, bukan juga binatang, apa itu gak bisa disebut menjijikkan?"
Soojin mendengus geli kemudian natep Jisung dari atas ke bawah.
"Oh jangan jangan lo bukan sepupunya Minho lagi? Lo peliharaannya kan?"
Ekspresi Jisung mengeras, seumur hidup dia gak pernah ngedenger kata kata menyakitkan kayak gitu. "Mau kakak apa? Nanti aku sampein ke Kak Minho."
"Ck, Minho dimana? Gue mau ngomong langsung."
"Kak Minho lagi mandi."
"Gue gak mau tau, panggilin Minho."
"Gak."
"Eh sadar diri dong, lo itu menjijikkan, lo gak pantes buat-"
"Gak pantes buat apa?" Minho tiba tiba muncul dari belakang Jsiung dan natep tajem ke arah Soojin.
"Gak pantes buat apa?" tanya Minho lagi, kali ini nadanya terdengar begitu menusuk. Soojin sebenernya takut tapi dia tetep menjawab.
"Gak pantes buat lo Ho, sadar, dia itu menjijikkan, asal usul gak jelas juga."
"Terus apa hak lo ngomong kayak gitu?"
Soojin menbelalak kaget, kok Minho malah nyudutin dia sih?
"Gue ini temen lo Ho."
"Cuman temen kan? Lo gak berhak ngurus hidup gue Jin."
"Ta-tapi...kenapa lo malah ngebela dia sih?" tanya Soojin kesel sambil nunjuk ke arah Jisung yang kini tengah berlindung di belakang tubuh Minho.
"Karena gue sayang sama dia."
Soojin terkekeh sinis, gak habis pikir dengan Minho. "Sayang kata lo? Kenapa lo malah sayang ke makhluk gak jelas kayak dia? Gue ada di sini Ho, gue sayang sama lo, kenapa lo gak sadar juga?"
Sebenernya Minho kaget dengan fakta itu, tapi dengan cepat Minho langsung menepisnya, di sini dia harus ngasih pelajaran ke Soojin karena dengan seenaknya malah ngehina hina Jisung.
"Lo tau, lo bahkan lebih menjijikkan, sejak kapan Soojin yang gue kenal ngehina orang?"
Soojin langsung kicep.
"Tapi Ho-"
"Lo sebaiknya pulang deh, dan iya, gue harap lo gak nyebarin fakta ini karena gue bakal ngebenci lo seumur hidup kalau sampek identitas Jisung terungkap.
Blamm...
Minho langsung nutup pintu rumahnya, gak peduli dengan teriakan Soojin di luar sana. Yang menjadi fokus Minho sekarang adalah Jisung, hybridnya kini tengah menitikkan air mata di tengah keterdiamannya.
•
Setelah insiden tadi siang, Jisung jadi lebih banyak diem dan ngelamun. Kata kata Soojin terlalu membekas diingatannya.
"Sung, ini kakak bawain makan." Minho masuk ke kamar Jisung dengan sebuah nampan berisu semangkuk bubur ayam dan juga segelas air di atasnya. Jisung udah ngelewatin jam makan siangnya tadi.
Namun sayang Jisung malah gak ngerespon Minho dan masih betah diem dalam lamunannya.
Minho ngehela nafas lalu jalan dan duduk di samping Jisung.
"Ayo makan, kakak suapin." Jisung masih diem aja bahkan setelah Minho nyodorin sesendok bubur ke depan mulutnya.
"Sung..." panggil Minho lembut.
"H-hiks kak...Ji-Jisung gak mau hidup kayak gini." tangis Jisung seketika pecah. Dia lelah hidup menjadi hybrid, Jisung bingung dengan jati dirinya dan dia juga ngerasa gak bisa hidup dengan leluasa.
Jisung takut, takut kalau Minho bakal ninggalin dia. Jisung pengen berubah jadi manusia sehingga bisa berdiri di samping Minho dengan bangga, tanpa harus menyembunyikan ekor ataupun telinga anehnya.
Minho lantas naruh makanan yang dia bawa tadi ke atas nakas dan langsung narik tubuh Jisung ke dalam pelukannya. Ngelus belakang kepala Jisung dengan sayang.
"Tumpahin, tumpahin aja semuanya Sung, kakak bakal jadi sandaran kamu malem ini." Minho ngerasa Jisung semakin ngeratin pelukannya, bahkan secara perlahan Minho ngerasain bahunya mulai basah oleh air mata Jisung.
"Jisung capek kak hiks..." Jisung semakin terisak di dalam pelukan Minho, dia kemudian nyembunyiin wajahnya di ceruk leher yang lebih tua.
"Kakak ngerti kok, maaf ya tadi kakak gak bisa nyengah Soojin sehingga Jisung harus ngedenger kata kata buruk kayak tadi."
Tangis Jisung makin menjadi jadi, bahkan dua puluh menit sudah terlewat dan Jisung masih setia menangis sampek matanya keliatan agak membengkak.
Minho setia nenangin Jisung sampek tangisannya perlahan menghilang.
Minho yang ngerasa Jisung udah mulai tenang kemudian ngelepas pelukannya dan ngehapus air mata yang mengalir di pipi Jisung.
Secara perlahan, Minho ngedeketin wajahnya ke wajah Jisung, nyium kedua mata indah tersebut secara lembut kemudian berakhir di bibir merah Jisung yang masih mengeluarkan sedikit isakan.
"Gimanapun elo, Kakak bakal tetep sayang sama Jisung, gak peduli lo itu hybrid atau bukan."
Minho senyum lebar sampek ngebuat matanya membentuk sebuah lengkungan indah.
"Jisung harus tau, kakak sayang sama Jisung apapun wujudnya."
Deg...
Jisung merasa hatinya menghangat.
To Be Continue
Aw aw tetewww...👉👈🌚
Tertanda, 15/04/2020
Bee, abis nonton Ghost Rider
KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid!? [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar"Jadi, lo ini sebenernya makhluk apa?" "Aku ini hybrid." "Hybrid itu apaan?" "Hybrid itu aku." Sip, Minho pengen nendang cowok di depannya ini sampai ke wakanda. • "A-akhh...sakit..." "Eh buset lo kenapa?" "A-aku heat kak." "INI GIMANA CARA NGEHADEP...