"Jadi ... itu bukan mimpi?" tanya Yerin memastikan.
Taehyung mengangguk mengerti. "Oke, lo emang pelupa berat."
"Kenapa?"
Kening Taehyung mengerut. "Kenapa apa?"
"Ke-Kenapa lo ..." Yerin berdeham singkat untuk memperlancar suaranya yang tersendat. "... ci-cium gue?" Oke, dehamannya tidak berguna.
Taehyung menatapnya jahil. "Apa? Mau lagi?"
Yerin gelagapan, ia memukul pelan lengan Taehyung. "A-Apa sih, Tae? G-Gak nyambung." Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, asalkan tidak pada pria itu.
Taehyung terkekeh, ia membawa wajah Yerin agar berhadapan dengannya dengan sebelah tangan. "Kenapa gue harus ngulang?" Taehyung tersenyum lembut, ibu jarinya mengusap pelan pipi Yerin. "Jangan jauh-jauh dari gue ya, Yer. Gue pengen lindungin lo."
Hah?! Yerin bingung, "Gu-Gue baik-baik aja."
Senyuman Taehyung perlahan memudar, ia menatap dalam mata Yerin, membuat Yerin sedikit waspada. Ibu jari Taehyung perlahan menyentuh bibir bawah Yerin, membelainya dengan lembut.
"Udah lama gue gak ngerasain ini," ungkap Taehyung memperhatikan benda kenyal itu.
Tentu saja Yerin mengerti dengan apa yang dikatakan Taehyung, tapi itu membuatnya bingung. "T-Tae? Kemaren malem, 'kan--"
"Kemaren malem?" potong Taehyung.
"I-Iya, baru kemaren malem lo ... ci-cium gue." Yerin meringis menyadari ucapannya yang terus saja terbata.
Taehyung tertawa ringan merasa hal itu adalah lelucon terlucu yang Yerin buat. "Apa lo juga kangen sama sentuhan gue, Yer? Nyampe lo ngerasa kalo gue nyium lo di kamar gelap itu."
"Ma-Maksudnya?"
"Asal lo tau, gue gak pernah ngedeketin lo waktu kita terkurung di sana. Yaa ... alasannya masuk akal. Karna gue lagi kesel sama lo. Soal lilin itu lebih tepatnya," jelas Taehyung.
Jantung Yerin sudah berdetak tidak karuan. Ia ... masih bingung. Tadinya, ia merasa lega karena Taehyung benar-benar menciumnya malam itu. Maksudnya, ia tidak akan tenang jika ia masih berpikiran bahwa itu mimpi. Kejadian itu sangat terasa nyata baginya.
"Jadi ... itu mimpi?" gumam Yerin bertanya.
"Apa yang mimpi?" tanya Taehyung menangkap gumaman Yerin.
"Gue ... g-gak tau mimpi atau bukan." Yerin menatap jauh ke depan, pikirannya mencerna apa yang tengah terjadi padanya. "T-Tae, please, jujur sama gue! Kemaren malem lo cium gue, 'kan?" Yerin menatap Taehyung penuh harap.
Taehyung mengelus pelan rambut Yerin sampai ke leher, kemudian menariknya, dan mengulang apa yang dulu pernah ia lakukan pada Yerin.
Yerin diam tidak memberontak. Apa yang dilakukan Taehyung sekarang, sama persis dengan apa yang dilakukan Taehyung kemarin malam. Semuanya, sama. Sentuhannya, pergerakannya, sama persis. Ditambah suasana yang gelap, meyakinkannya bahwa ia telah kembali ke malam kemarin.
Hanya satu perbedaannya. Taehyung sekarang lebih hangat, tidak dingin seperti Taehyung malam kemarin.
Setelah beberapa lama, Taehyung menghentikan pagutannya, ia mempertemukan kedua dahi mereka, memejamkan mata. "Ini gue, Yer," ucapnya, lalu membuka kedua bola matanya, "gue yang asli."
***
Jungkook dan Yoongi berencana untuk pergi mengunjungi desa itu. Mereka ingin memastikan, apa di sana ada sinyal, atau ada warga yang bisa menolong mereka untuk menghubungi Namjoon dan Hoseok.
Namun, sudah beberapa jam ini mereka belum sampai ke lokasi. Kata Seokjin, mereka tinggal mengikuti jalan setapak, terus lurus, dan akan sampai dalam hitungan menit.
"Bener ini jalannya? Kita udah berjam-jam, lho, Kook," ucap Suga yang berjalan di belakang Jungkook.
Jungkook mendongak, menatap langit mendung, yang tersamarkan oleh kabut tipis. "Seokjin bilang jalan ini, gue pasti gak salah. Shit!" Ia mengumpat pelan karena melihat salah satu pohon besar dengan tanda X pada kulit batangnya.
"Kenapa?"
"Lo gak perhatiin?" Jungkook menghentikan langkahnya, menoleh kesal ke belakang.
Dahi Yoongi mengerut. "Gue perhatiin."
"Itu--"
"Perhatiin lo."
"Yoon! Bukan waktunya buat becanda!"
Yoongi memutar kedua bola matanya malas. "Kalo gue keliatan baik-baik aja, berarti gue emang gak perhatiin apa yang lo perhatiin, Kook."
Jungkook berdecak kesal. Ia menunjuk ke arah pohon tadi, tepatnya ke tanda X itu. "Kita udah ngelewatin tanda X ini berulang kali, Yoongi," ujarnya.
"Lo yang bikin tanda itu?"
Jungkook menggelengkan kepalanya tegas. "Kapan gue bikin?"
Yoongi berjalan mendekati pohon itu. Ia mengamati tanda X tersebut. "Apa dari salah satu warga desa sini?" tanyanya setelah meraba lekukan tanda itu.
"Kira-kira dia bikin ini buat apa?" lanjut Yoongi bertanya.
Jungkook membulatkan kedua matanya seakan mendapatkan jawaban. "Apa ada yang pernah ngalamin kejadian kayak kita?"
Yoongi berbalik menghadap Jungkook. "Maksudnya tersesat?"
"Ya."
Yoongi mengangguk paham. "Bisa jadi--eh, permisi."
Jungkook melihat pergerakan Yoongi yang mendekat ke arahnya, tapi kemudian melewatinya. Ia berbalik, dan mendapatkan Yoongi yang tengah menghampiri seseorang.
"Permisi, Kakek. Maaf, apa di sekitar sini ada desa?" tanya Yoongi sopan.
Jungkook tidak mendekat. Ia memperhatikan pria paruh baya itu yang berwajah dingin, dengan menjinjing sebuah lentera di genggamannya karena kabut yang semakin tebal dan mengurangi pandangan.
Kakek itu mengangguk pelan menjawab pertanyaan Yoongi, sangat pelan membuat Jungkook mengernyit waspada.
"Kakek dari desa itu juga?" tanya Yoongi lagi, dan dijawab anggukan sama oleh pria tersebut.
Yoongi tersenyum lega, tidak mempermasalahkan tatapan dingin pria asing di hadapannya. "Kami boleh ikut kakek ke sana? Kami butuh bantuan, Kek."
Lagi. Hanya anggukan pelan itu yang Yoongi dapatkan, dan hanya Jungkook yang menaruh curiga pada kakek itu.
Kakek tersebut kembali berjalan, tidak mengikuti jalan setapak. Yang artinya, masuk ke sela pepohonan, berjalan di atas sampah alam. Yoongi pun mengikutinya, disusul oleh Jungkook yang masih menaruh waspada.
Ya, seharusnya, mereka memang selalu menaruh curiga pada orang asing, bukan? Apalagi, dibalik keterdiaman kakek tersebut, ada sebuah senyuman lebar mengerikan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
---
revisi: 260121
KAMU SEDANG MEMBACA
The Card Game ↬ taerin ft. bangchin | END
Fanfiction[HORROR STORY] Taehyung mempunyai satu rahasia, yang berhubungan dengan permainan pemanggil arwah. Dan teman-temannya--khususnya Yerin, menjadi korban dari permainan tersebut. _____ ✨ fanart by: @GfriendFanart on twitter