TCG XVIII

1.1K 215 18
                                    

Langkah cepat pria muda itu mulai memelan. Kaki kanannya yang sempat tadi tertusuk ranting tajam, semakin terseok memaksakan langkahnya. Dalam hati ia terus saja mengumpat merutuki kebodohan mereka. Mereka? Sial! Sekarang ia sendiri, melangkah entah ke mana, melewati setiap pepohonan di sana. Tak lupa pula ia selalu jatuh tersungkur karena gelapnya hutan tersebut.

Bruk!

"Aaarrrghhh!!"

Lagi-lagi ia terjatuh, membuat luka pada kaki kanannya semakin melebar.

"Sial! Sial! Sial!" geramnya sembari meninju-ninju tanah lembab itu. Ingin rasanya ia kembali ke awal, tidak menuruti perintah teman-temannya untuk menjadi perwakilan mencari sebuah desa. Atau, minimalnya, ia tidak mengikuti kakek-kakek tadi. Sialan!

Pria yang bernama lengkap Joen Jungkook itu sudah terpisah dengan temannya, Yoongi. Sebelumnya, mereka berdua semakin curiga kepada pria paruh baya itu yang sudah hampir satu jam tidak menunjukkan tempat yang mereka tuju.

Dan saat hari mulai gelap, Yoongi sedikit memelankan langkahnya, menyamakannya dengan langkah Jungkook. Yoongi bilang, ada sesuatu yang aneh terhadap pria baruh baya itu.

Dan memang, Jungkook memperhatikan gelagat aneh dari kakek itu. Kepala si kakek bergerak tidak karuan, bersama suara gemerutuk tulang yang seperti akan patah. Kakek itu berhenti melangkah, dan saat itulah sesuatu yang tidak pernah mereka berdua bayangkan, terjadi.

Pria itu menengadahkan kepalanya, namun, tidak sampai sana, malah terus terangkat sampai kepala itu berbalik menghadap tepat pada Jungkook dan Yoongi. Tanpa membalikkan badannya, kepala itu menghadapnya dengan posisi dagu yang berada di atas.

Mereka berdua terkejut, apalagi melihat kedua mata itu yang menjadi merah semerah darah. Mereka sudah berlari ketika kakek itu mengeluarkan suara melengking yang memekakkan telinga.

Dan sialnya lagi, karena ketakutan yang mereka rasakan terlalu besar, secara tidak sadar, masing-masing dari mereka berlari ke arah yang berbeda.

Mengingat hal itu membuat perasaan Jungkook tidak tenang. Tidak tenang terhadap kabar temannya, juga terhadap suara grasak-grusuk dari sekitarnya yang semakin terdengar jelas. Ia berusaha untuk bediri, menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh lagi.

Bruk!

Jungkook tersungkur ke belakang, melihat sesuatu di depannya yang tengah berjalan mendekat. Di depannya, berdiri sesosok perempuan berambut panjang. Dengan hanya dibantu pencahayaan dari bulan, Jungkook bisa melihat bahwa sosok tersebut sudah tidak mempunyai mata.

Masih dengan keadaan terduduk, Jungkook perlahan mundur, mencoba menjauhi sosok tersebut. "Ja-Jangan mendekat!!!"

Itu tidak berefek apa-apa, karena perempuan di depannya itu malah memiringkan kepalanya, lalu tersenyum lebar sampai ke telinga. Dan tiba-tiba saja, sosok itu mendekati Jungkook dengan sangat cepat, membuat napas Jungkook tercekat. Apalagi, ketika wajah itu sudah tepat berada di hadapannya, bersamaan dengan kuku-kuku panjang dan runcing yang menyentuh kulit wajahnya.

Saat itulah, Jungkook mulai kehilangan kesadarannya.

***

Senin, 08 Juni 2020

Yerin mulai membaca baris pertama pada buku kecil itu. Malam ini, ia berniat untuk membaca isi tulisan di sana, menghilangkan rasa penasaran yang sedari tadi menyiksa batin.

"08 Juni? Berarti itu dua bulan yang lalu," gumamnya, kemudian berlanjut membaca kumpulan huruf abjad di bawahnya.

Haha ... gue ngerasa kejantanan gue dipertanyakan karna ngomongin soal perasaan di buku ini.

The Card Game ↬ taerin ft. bangchin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang