TCG XXX

1.1K 216 47
                                    

btw, sbenernya titer udah gak ada dri part2 kmrn

---------

Malam yang panjang bagi Namjoon sudah terlewati. Ia baru terbangun di tengah kabut yang menghalangi jalan sinar matahari menuju hutan tersebut. Pusing terasa di kepalanya, mencoba mengingat kembali pada apa yang semalam ia lalui.

Satu ingatan yang mampu membuatnya bangkit berdiri adalah Hoseok, temannya yang terjatuh ke jurang.

Ia berlari menuju tepi tersebut untuk melihat kondisi Hoseok, berharap temannya bisa bertahan. Namun, nihil. Hoseok tidak ditemukan, dan kemungkinannya ia sudah jatuh tepat ke dasar jurang itu.

Namjoon tidak mengira bahwa ada jurang yang sangat dalam di sini. Ia tidak bisa melihat dasarnya untuk menemukan jasad Hoseok, masih mengharapkan bahwa temannya bisa bertahan.

Hanya beberapa meter Namjoon bisa melihat ke bawah, dan sisanya hanya kabutlah yang terlihat. Ini aneh, kenapa malam hari ia tidak bisa melihat bagian ini? Semuanya terasa gelap, atau ... ada sesuatu yang menipu penglihatannya sehingga kegelapanlah yang menyelimuti?

Saat ini Namjoon tidak bisa diam seperti ini. Ia harus berjalan mencari jalan menuju dasar jurang, menemukan Hoseok. Dan ketika ia berbalik, gerimis pun kembali turun membasahi tanah yang masih lembab. Sinar matahari mulai menghilang.

Di tengah guyuran itu, Namjoon melihat seseorang yang berjalan tertatih ke arahnya.

"Namjoon."

Namjoon mangambil dua langkah untuk mundur, ia sudah ada di ujung tepi jurang. "Jungkook?"

"Lo ngapain di sini?"

Namjoon tidak menjawab. Bukannya senang karena ia menemukan seseorang yang sebelumnya ia cari, ia malah menambah jarak dengan Jungkook, menggeser sebelah kakinya sedikit ke belakang. Ia sadar bahwa ia akan mendapatkan hal yang sama seperti Hoseok jika ia ceroboh.

"Kook, kenapa ... lo bawa piso?" Namjoon melirik ke arah samping, bersiap untuk berlari.

Ada bercak darah pada baju Jungkook. Sudah dipastikan tidak ada hewan buas di sini, karena mana mungkin Almarhumah nenek Seokjin mau tinggal di tempat seperti ini, mempunyai tetangga pula.

Ditambah, tidak ada penolakan juga pada keluarga Seokjin ketika lelaki tersebut izin untuk berlibur di sana. Jadi, sudah dipastikan bahwa hutan ini baik-baik saja.

Jadi, darah siapa itu? Darah lelaki itu sendiri? Mungkin--

"NAMJOON, LARI!"

Suara seseorang yang ia kenal, yang baru saja akan ia cari keberadaannya, memperingatinya untuk berlari. Dan Namjoon pun melihat Hoseok di belakang Jungkook dengan sebelah tangan yang memegang perutnya yang berdarah.

Apa yang terjadi?

"NAMJOON! LO HARUS PULANG DAN SURUH MEREKA PERGI DARI RUMAH! KARENA JUNGKOOK GAK SENDIRIAN! DIA--"

Namjoon melotot terkejut kala Jungkook menikam Hoseok di pundaknya. Hoseok merintih kesakitan sebelum ia pingsan tak sadarkan diri.

Dan ketika tatapan Jungkook menajam padanya, pada saat itu pula Namjoon berlari, mencari tempat tinggal mereka. Dalam hati ia terus menggumamkan kata maaf untuk Hoseok karena meninggalkannya.

Apabila keadaan sudah seperti ini, tak apa jika satu nyawa harus terelakan untuk menyelamatkan nyawa beberapa orang lagi ... 'kan?

***

Beberapa jam sebelumnya ....

Hoseok mencengkram erat akar yang menembus dinding jurang. Ia masih berusaha bertahan meskipun ia tahu bahwa pada akhirnya ia akan jatuh ke bawah karena sudah tidak kuat menahan beban berat tubuhnya.

The Card Game ↬ taerin ft. bangchin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang