Lean On Me
"Oh tidak! Sudah cukup!"
Ucapan lantang tersebut menarik atensi Johnsan. Ia membalikkan tubuhnya kebelakang dan menemukan sang Daddy dengan sang--Mommy sedang berdebat. Jika dipikir-pikir, kapan mereka berdua terlihat akur? Bocah itu tanpa pikir panjang menarik tangan Ailee mendekati tempat makanan ringan.
"Aku mau itu!" tunjuk Johnsan pada sebuah snack jagung berperisa pedas. "Tidak! Tidak, jangan makan itu."
"Dia ingin, biarkan saja."
Ailee mendesis, lalu melirik tajam kearah Jungkook. "Tidak baik mengonsumsi makanan ringan terlalu berlebihan."
"Yeah karena kau takut anakku kurus sepertimu bukan?"
Demi Tuhan, tangan Ailee sangat ingin melempar bom atom kearah wajah Jungkook agar sekalian musnah saja. Pamit membeli pembalut malah berakhir berputar-putar di supermarket dengan troli yang penuh dengan bahan-bahan makanan. Okay Ailee miskin, ia tidak memiliki sepotong rotipun di dalam lemari. Tapi dirinya nyaris kehilangan kata-kata saat Jungkook mengantarnya pulang dengan alasan jika pingsan ia ikut bertanggungjawab entah darimana. Lalu saat ia minta berhenti di supermarket, pria itu ikut turun sambil menggendong anak semata wayangnya mengikuti bokong Ailee seperti induk ayam.
Huh.
"Sekarang kita pulang sir."
"Kau tidak lapar John?"
Johnsan mengangguk. Ia merentangkan kedua tangannya minta di gendong. Dengan dengusan keras, Jungkook menggendong anaknya lalu mendorong troli menuju kearah kasir. Samar-samar ia mendengar umpatan yang dilayangkan Ailee untuknya. Tak apa, sekretarisnya itu bebas berspekulasi tentangnya.
"Aku akan bayar."
What the hell, Jungkook langsung mendorong pundak Ailee sedikit menjauh saat gadis itu menyuarakan sesuatu yang menyesakkan harga dirinya. Dimana-mana saat berbelanja laki-laki yang akan membayar.
Sedangkan Ailee memutar bola matanya jengah. Ia tak sengaja menemukan bola mata Johnsan yang memejam, terlihat begitu mengantuk setelah seharian menemaninya.
Mereka langsung keluar usai melakukan pembayaran. Langsung memasuki mobil dengan tergesa kala rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Bahkan Johnsan yang sedikit terlelap langsung terbangun dan merengek kecil. Ia bergerak dari pangkuan Jungkook ke pangkuan Ailee. Memeluk pinggang wanita yang ia panggil dengan sebutan Mommy hingga merasa sedikit nyaman.
"Kau kedinginan Johnsan," lirih Ailee kemudian memeluk tubuh Johnsan semakin erat. Mereka berkendara dalam keadaan hening, berfokus pada pikiran masing-masing.
Kepulan uap kopi yang baru saja keluar dari mesinnya menarik indera penciuman Jungkook. Hujan masih mengguyur di luar hingga dirinya lebih memilih diam tak melakukan apapun. Hanya memandang kearah luar dengan hampa. Pikirannya kosong, tak memiliki apapun yang sanggup ia pikirkan.
Tuk
Suara pertemuan cangkir dengan meja kaca di sampingnya menarik atensi Jungkook. Ia melirik kearah kopi lalu beralih kearah sang pemberi. Bola matanya nyaris meloncat keluar menemukan Ailee. Bukan, gadis itu bukan si pengguna jaket pading dan celana jeans. Tapi kaus putih polos dengan celana setengah paha dan rambut basah baru saja di cuci. Gadis itu kehujanan tadi karena mengeluarkan barang bawaan sedangkan Jungkook bersiul tak perduli.
"Apa ada yang salah?"
Jungkook menggeleng. Lalu kembali menoleh kepalanya kearah jendela yang berembun akibat hujan. Suara derit sofa menandakan ada seseorang yang duduk di sana, Ailee baru saja mendudukkan bokongnya sambil memainkan ponsel. Membalas beberapa pesan singkat dari Mingyu. Pria itu terlihat begitu khawatir dengan keadaannya tadi.
Malaikat tanpa sayap memang di hadirkan melalui Mingyu. Tuhan.. Ailee sangat mengagumi sosok itu.
"Katakan bagaimana kau bisa di sini?"
Ailee mengangkat pandangannya, lalu meletakan ponselnya usai meyakinkan diri jika dirinya akan berbicara cukup panjang. "Mommy mengirimku kemari untuk menjauhkan diriku dari James."
"Apa yang terjadi denganmu dan.. James?" tanya Jungkook usai cukup lama menahan diri agar tak terlihat begitu penasaran.
"Ayahnya di bunuh oleh orang Asia. Dan spekulasi tertuju kepadaku saat mereka melakukan otopsi, Ayahku orang Asia. Tapi aku tidak pernah tahu bagaimana wajah aslinya, hanya saja Ayah James kenal dekat dengan Ayahku."
"Seumur hidup aku tidak pernah melihat wajah jelek Ayahku. Aku dilahirkan dari rahim jalang sialan yang kerap menjilat harta orang kaya," sambung Ailee lalu menghembuskan napas gusar. Terlalu lelah menanggapi polemik tentang hidup ini. Tuhan..
"Well, Hyorin--"
"Dia Mommy angkatku. Aku dibawa pergi olehnya setelah aku diusir dari rumah dengan alasan yang tak masuk akal!"
Ailee malas membahas tentang itu, jadi ia lebih memilih mengangkat bokongnya dari sana, tapi tangan Jungkook menarik dan menghentikan langkahnya. Mau tidak mau ia menolehkan kepalanya kearah Jungkook dan mendengus kesal. Air mata sudah nyaris mendesak keluar tapi ia tahan dengan sekuat tenaga.
"Kita belum selesai berbicara. Duduklah dulu," ucap Jungkook dengan nada tegas. Penuh larangan untuk ditolak.
"Aku punya penawaran yang menarik Ailee. Sangat menarik."
Oh, Ailee rasa itu bukan hal baik.
"Menikahlah denganku dan aku akan membalas semua orang yang berani mempermainkan hidupmu."
Dia gila! Ailee yakin pria itu sudah gila!
ToBeContinued
Cerita lengkap tersedia dalam bentuk E-BOOK
KAMU SEDANG MEMBACA
Lean On Me; JJK ✔
FanfictionRe-Upload Mature Content 21+ Tersedia dalam bentuk E-book. [FANFICTION BTS BOOK 3] Menjadi orang tua tunggal bukanlah keinginan Jungkook. Membesarkan anaknya seorang diri tanpa sosok wanita yang ia sayangi berada di sisinya, hingga ia lalai menjaga...