"Sekarang... Bagaimana hasil tesnya?" tanya seorang pria bermata tajam.
"Hasil tes menunjukkan memang adanya kecocokan dengan dna Papa, yang artinya dia memang benar adik kita."
"Aku akan membawanya kembali."
"Tunggu, kita tidak bisa langsung mengambil tindakan kak. Kita tidak boleh gegabah, yang kita hadapi bukan orang sembarangan."
"Aku tidak peduli. Aku ingin langsung membawanya ke mansion ini, walaupun dia mau atau tidak, aku akan tetap membawanya."
"Kak, jika kamu membawanya secara paksa, nanti dia ketakutan. Lagipula, Rara dilarang berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya."
"Benar kak, dia tidak mengenalmu. Dia pasti berpikir kamu adalah seorang penjahat."
"Aku sudah bilang bukan bahwa aku tidak peduli."
"Aku hanya ingin membawa kembali apa yang menjadi milik kita."
Kemudian pria tersebut meninggalkan ruangan itu tanpa mendengar kembali ucapan mereka.
"Huft, biarkan saja kak Rey. Kita tidak akan bisa membujuk kak Max jika ia sudah menentukan keputusannya," ucap Eunwoo, pasrah.
"Kalau begitu kita hanya perlu menyiapkan untuk kemungkinan terburuknya,"ucap pria lainnya.
🔮
Pulang sekolah itu Marcel dan Marvel tidak langsung pulang, mereka mengantarkan Rara pergi ke salon untuk memangkas rambutnya seperti janjinya ketika dirumah sakit kemarin.
"Kak menurut kakak aku cocoknya model rambut yang bagaimana?" tanya Rara, meminta pendapat kakaknya.
"Semua model rambut akan cocok kalo kamu yang pakai kok," ucap Marvel, jujur.
"Tapi kalo boleh saran sebaiknya kamu nggak motong rambut kamu. Minta dirapihin aja rambutnya, kamu tau kan kalo kak Alex suka rambut panjangmu?" ucap Marcel menyarankan.
"Oh iya, nanti bisa-bisa dia marah lagi...yaudah mbak rambutku dirapihin aja yh," ucap Rara pada pekerja di salon tersebut.
"Baik nona."
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Rara selesai dengan potongan rambut barunya.
"Aku mengecatnya sedikit kak Alex tidak akan marah kan kak?" tanya Rara.
"Emm... Sepertinya tidak."
"Yaudah ayo sekarang pulang," ucap Marcel, sembari meraih tangan Rara.
"Ehh, tunggu dulu. Aku mau ke toko buku dulu," rengek Rara.
"Enggak, kita harus cepat pulang," ucap Marcel, tegas.
"Kak, ayo... Please," ucap Rara, memohon. Dia menatap Marcel dan Marvel dengan puppy eyesnya.
"Huft... Memangnya ada toko buku?" tanya Marvel, pasrah.
"Ada... Itu disana aku lihat tokonya," ucap Rara, seraya menunjuk ke arah ia melihat toko tersebut.
Dilain tempat...
"Dimana keberadaannya sekarang?" ucap pria berwajah dingin dan bermata tajam pada bawahannya.
"Sepertinya mereka akan menuju toko buku di jalan xxx tuan."
"Baiklah persiapkan senjata kalian, tembak bodyguard mereka hingga tak tersisa dan ingat jangan sampai peluru kalian mengenai adikku jika sampai itu terjadi maka kepala dan tubuh kalian akan terpisah," ucap pria tersebut dingin dengan nada mengancam.
"Baik tuan... Kita akan melakukan yang terbaik."
Pria tersebut melajukan mobilnya hingga berada didepan toko buku yang akan menjadi tempat tujuan adiknya nanti.
Dari kejauhan ia melihat adiknya digandeng dengan anggota keluarga Elvarette membuatnya menatap mereka dengan benci, ingin rasanya ia memotong tangan mereka berdua hingga gandengan mereka terlepas.
"Cih, sialan. Kupastikan kalian tidak akan menggandeng tangannya lagi," marah pria tersebut.
Melihat mereka sudah memasuki toko.buku bersama bodyguard mereka ia pun ikut masuk kedalam toko itu dengan membawa pistol di tangannya.
🔮
"Kak aku kesana dulu ya..."
"Hei jangan jauh-jauh princess."
"Tidak kak... Aku hanya mau kesana sebentar," ucapnya seraya menunjuk rak sebelah kanan.
"Huft... Okey."
"Apakah kau merasakannya cel?" tanya Marvel menatap sekelilingnya.
"Iya, aku merasa seperti ada yg mengikuti kita daritadi dan....apakah kau tidak merasa bodyguard kita bertambah banyak Vel?" tanya Marcel.
"Ak—"
Dorr...
Dor....Dor.. Dorr
Dorrr
Suara tembakan terus terdengar, bodyguard mereka entah kenapa terlihat saling membunuh menembaki teman mereka masing-masing.
Ada apa ini, kenapa mereka menembak teman mereka sendiri... Ataukah ada diantara mereka musuh yg sedang menyamar. Astaga Rara!!
"Cel...princ—" ucapan Marvel, terpotong oleh teriakan Rara.
"Aakhh...kakakkkkk"
"Raraaaa!!"
Dorr!!
👇Jangan lupa Vote🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE BROTHER (END)
أدب المراهقينSeorang gadis yang hidup dengan sebuah kebohongan besar yg disembunyikan keluarganya. Hingga datang 'mereka' yang mengaku sebagai keluarga kandungnya. Manakah yang harus ia percaya? ❌PLAGIAT MENJAUH 💢 KALAU PLAGIAT CERITAKU, LANGSUNG AKU SHARE AKUN...